Kampung di Sumedang Ini Unik, Masih Jaga Tradisi Zaman Jepang di Tiap Rumahnya
Aturan tersebut bersifat mengikat, dan juga sebagai cara menghormati tradisi masa silam.
Aturan tersebut bersifat mengikat, dan juga sebagai cara menghormati tradisi masa silam.
Kampung di Sumedang Ini Unik, Masih Jaga Tradisi Zaman Jepang di Tiap Rumahnya
Kampung Paniis di Desa Cienteung, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, memiliki bentuk atap bangunan yang unik.
-
Apa yang membuat Kampung Sempurmayung di Sumedang begitu unik? Kampung Sempurmayung yang terletak di Desa Cimarga, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat terbilang unik. Pasalnya masih banyak warga tinggal di rumah berbentuk tradisional Sunda.
-
Dimana lokasi Kampung Sukamekar yang memiliki fenomena unik ini? Di Tasikmalaya, terdapat deretan permukiman warga yang memiliki pesona serupa yakni di Sukamekar, Mandalasari, Kecamatan Puspahiang.
-
Jembatan Panyindangan di Sumedang ini unik seperti apa sih? Desainnya dibuat unik, dan melintang di atas Sungai Cihonje serta area persawahan. Pemandangan khas desa Sunda yang hijau sangat tergambar jelas dari atas jembatan ini.
-
Apa yang membuat rumah di Sumedang ini unik? Gabungan unik antara budaya Sunda dan Amerika terlihat jelas di sebuah rumah wilayah Desa Citengah, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
-
Apa yang unik dari Sedekah Bumi di Desa Surodadi? Gunungan di Desa Surodadi terbilang cukup unik. Hal ini dikarenakan di sana ada hasil tangkapan laut seperti kerang, ikan tengiri, kepiting, hingga ikan bandeng.
-
Apa saja yang ditawarkan tempat wisata di Sumedang? Tempat wisata Sumedang akan memberikan pengalaman seru dan menarik selama liburan. Tempat wisata Sumedang ini sayang untuk dilewatkan.
Tiap warga di sana masih mempertahankan bentuk suhunan atau atap rumah yang bergaya khas zaman penjajahan Jepang.
Menurut masyarakat, langkah ini merupakan cara melestarikan tradisi yang sudah dilakukan oleh nenek moyang di era 1940-an.
Aturan tersebut bersifat mengikat, dan juga sebagai cara menghormati tradisi masa silam.
Bentuk atap bangunannya sama semua.
Mengutip kanal YouTube Cahya to Chanel, Senin (18/9), atap bangunan di Kampung Paniis tersebut sebagian besar memiliki bentuk yang serupa.
“Jadi di sini masih menjaga suhunan (atap rumah) ya, suhunan adat (zaman) Jepang. Hampir rata semua di sini,” kata sang kreator di kanal tersebut.
Atapnya berbentuk rata
Menurut warga setempat, bentuk yang khas dari zaman Jepang di kampung tersebut adalah atapnya memiliki model yang rata.
Bagian atas bangunan sejak zaman dulu tidak boleh dibentuk dengan model lain, dan harus bidang segitiga. Alhasil, atap-atap bangunan di sana memiliki satu model yang serupa.
“Ini dari nenek moyangnya begini, total ada 56 suhunan di satu RT yang masih mempertahankan,” kata warga bernama Mumuh.
Ingin dibuat mirip Jepang
Pembuatan model atap seperti itu mulanya dilakukan untuk membentuk permukiman ala di perkampungan Jepang.
Dulunya, banyak warga yang tinggal di sana secara menumpang, karena kawasan tersebut dimiliki oleh orang Jepang.
“Ini dimiliki oleh bangsa Jepang katanya, numpang orangnya ke orang Jepang. Jadi memang tidak boleh dibentuk selain rata,” kata Mumuh.
- Uniknya Tradisi Wakare di Majalengka, Warga Satu Kampung Gotong Royong Angkat Rumah
- Uniknya Tradisi Dudus di Serang, Warga dan Pengguna Jalan Disiram Air Kembang untuk Tolak Bala
- Mengenal Perang Lempar Air, Tradisi Masyarakat Tionghoa di Selatpanjang Riau
- Melihat Serunya Karapan Kerbau di Lumajang, Tradisi Jelang Musim Tanam Padi
Dulunya menggunakan atap daun.
Dahulu puluhan permukiman warga di sana menggunakan atap dari daun kering yang disusun rapi dengan rumah panggung kayu.
Namun mulai tahun 1980, mulai terjadi perubahan di mana warga sudah banyak yang membangun rumah memakai semen.
“Awalnya di sini atapnya eurih (daun) semua,” kata Mumuh.
Punya pemandangan yang indah
Sebagai permukiman yang terletak di kawasan dataran tinggi, Kampung Paniis memiliki pemandangan yang eksotis.
Terlihat banyaknya persawahan warga yang hijau dan membentang luas, lengkap dengan aktivitas petaninya.
Di sana juga terdapat sungai yang cukup besar, dan disebut bermuara di bendungan Jatigede.