Kedai di Bandung Ini Suguhkan Kudapan Khas Bangsawan Jawa, Ada Jenang sampai Wedangan
Bagi masyarakat Jawa, bubur jenang merupakan sarapan yang spesial karena identik dengan gelar bangsawan. Biasanya makanan ini disajikan dalam acara-acara penting kerajaan di masa silam. Di Kota Bandung, Jawa Barat hidangan bercita rasa legit ini bisa dinikmati secara paripurna di kedai bernama Ndalem Katresnan.
Bagi masyarakat Jawa, bubur jenang merupakan sarapan yang spesial karena identik dengan gelar bangsawan. Biasanya makanan ini disajikan dalam acara-acara penting kerajaan di masa silam. Di Kota Bandung, Jawa Barat hidangan bercita rasa legit ini bisa dinikmati secara paripurna di kedai bernama Ndalem Katresnan.
Di lokasi, para penikmat diajak merasakan cita rasa bubur-bubur kesukaan para raja tersebut. Selain bubur jenang, terdapat juga ragam kudapan dan menu masakan khas Jawa di sini.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Adapun kedai yang berdiri di Jalan Ir. H. Djuanda, Dago, dekat Yayasan Darul Hikam ini dimiliki oleh warga asli Yogyakarta yang merantau di Bandung. Seperti apa cita rasa otentiknya? Simak selengkapnya.
Suguhkan tujuh rasa bubur jenang
©2023 Dokumentasi Pemkot Bandung/ Merdeka.com
Setidaknya terdapat tujuh jenis bubur jenang yang bisa disantap secara langsung di tempat. Keseluruhannya memiliki cita rasa manis legit, dengan siraman kuah santan yang gurih.
Seni, selaku pengelola kedai bubur jenang tersebut mengatakan bahwa di tempatnya menyuguhkan cita rasa jenang otentik mulai dari bubur sumsum gula aren, bubur kacang ijo, ketan putih gula aren, bubur mutiara, bubur singkong Thailand, bubur ketan hitam sampai jenang candil ubi.
"Di sini ada sumsum gula aren, kacang ijo, ketan putih gula aren, mutiara, singkong Thailand, ketan hitam dan candil ubi," katanya, dikutip dari laman Pemkot Bandung, Jumat (19/5).
Suguhkan kudapan dan menu masakan Jawa
Selain jenang-jenangan, di lokasi juga disuguhkan kudapan serta menu masakan Jawa mulai dari tempe mendoan berukuran lebar, gedang alias pisang goreng, nasi oseng mercon dan menu minuman wedangan.
"Ada juga minuman tradisional, teh teko gula batu, wedang uwuh, wedang jahe sampai kopi susu gula aren. Harganya mulai dari Rp15.000 - Rp19.000," bebernya.
Untuk menikmati jenang campur, pengunjung hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp14.000 - Rp19.000 saja. Menu makanan di sini pun bisa dibawa pulang namun hanya tahan satu hari.
"Ini tahan sehari, jadi kalau di take a way (bungkus), cukup disimpan di kulkas," ujar Seni.
Bermula dari kesulitan mencari makanan khas Jawa
Pemilik kedai, Irma yang merupakan warga asli Yogyakarta mengatakan bahwa berdirinya kedai ini berawal dari sulitnya mencari makanan tradisional khas Jawa di Bandung.
Pada Oktober 2021, ia bersama suami yang memiliki kesamaan hobi memasak memutuskan membuka kedai dengan fokus awal menjual jenang ayu Jawa.
"Saya asli orang Yogyakarta, merasa susah mencari makanan tradisional khas Jawa Tengah ini. Kebetulan saya dan suami hobi memasak, jadi kami mau mengenalkan dan melestarikan jajanan ini ke warga Bandung. Ingin juga mengobati kerinduan perantau dari Yogya khususnya yang ada di Bandung," ucap Irma.
Terdapat lima cabang tempat kulinernya, mulai dari Yogya Sumbersari Junction, Yogya Mekarwangi, Yogya Junction 8, Griya Taman Kopo Indah dan Griya Pasteur. Jam operasionalnya setiap hari, buka mulai pukul 07.30-15.00 WIB.
"Kita buka tiap hari, kalau rame itu jam sarapan, pagi-pagi. Ada yang sedang olahraga mereka menyempatkan untuk sarapan di sini," kata dia.