Kedai Kolak di Bandung Ini Eksis Sejak 1953, Punya 14 Varian yang Lezat
Kolak menjadi kudapan yang wajib tersaji di bulan Ramadan. Rasanya yang manis dengan ragam isian membuatnya banyak diburu oleh semua orang. Di kawasan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat terdapat kedai kolak yang sudah eksis sejak 1953 dan memiliki 14 varian yang lezat.
Kolak menjadi kudapan yang wajib tersaji di bulan Ramadan. Rasanya yang manis dengan ragam isian membuatnya banyak diburu oleh semua orang. Di kawasan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat terdapat kedai kolak yang sudah eksis sejak 1953 dan memiliki 14 varian yang lezat.
Masing-masing variannya punya rasa yang otentik karena resep turun-temurun selalu dipertahankan. Kolak di sini menggunakan bahan-bahan pilihan, sehingga tidak mengecewakan saat disantap. Untuk menambah kesegaran, pengunjung juga bisa menambahkan es batu di tiap porsi yang dipesan.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Harga kolak per porsinya hanya Rp21.000, dan pembeli bisa memilihnya sesuai rasa yang diinginkan atau dikombinasikan satu sama lain. Berikut selengkapnya.
Sediakan 14 Macam Rasa
Kolak legendaris di Kota Bandung ©2023 YouTube Liputan6 SCTV/Merdeka.com
Berdasarkan pantauan di lokasi, terdapat 14 varian kolak yang dijual di kedai bernama Kalipah Apo itu, seperti kolak campur, kolak pisang, kolak candil ubi putih, candil ubi ungu, candil hijau, bubur sangurangi, bubur jali, bubur lemu, bubur pacar, bubur caca, bubur ketan hitam, kolak kunyit, kolak singkong legit, kolak bubur kacang hijau dan kolak kolang kaling.
Selain dimakan langsung, pengunjung juga biasanya menambahkan kue lapis hijau yang kenyal dan manis gurih. Ini menambah sensasi rasa kolak yang nagih sebagai menu berbuka puasa.
Pelayanan yang sigap menjadi nilai plus di kedai ini. Saat pembeli memasuki kedai, pegawai akan segera melayani pembelian baik dibungkus atau makan di tempat. Lokasi di sana pun luas, dan tersedia sejumlah kursi serta meja.
Disukai Pelanggan
Banyaknya varian dengan rasa yang diwariskan turun temurun turut memantik pelanggan untuk datang dan membeli kolak di kedai tersebut. Mayoritas pembeli menyukainya karena terdapat banyak pilihan rasa.
“Kelebihan di sini itu karena banyak macamnya,” kata salah satu pembeli, mengutip YouTube Liputan6 SCTV, Kamis (6/4).
Selain itu, rasanya yang lezat juga membuat pembeli kembali datang lagi alias menjadi pelanggan tetap.
“Kalau kolak di sini itu terasanya beda dan enak. Saya sering datang ke sini bahkan sebelum bulan puasa,” kata pembeli lainnya, bernama Khoerudin.
Resep sampai Cara Masak Tetap Dipertahankan
Sementara itu, Lidya Joe, selaku pemilik kedai Kolak Kalipah Apo mengungkapkan jika resep kolak di sini merupakan warisan dari pendahulunya. Sebagai generasi ke-3, dirinya terus mempertahankan cita rasa neneknya yang sudah membuat kolak di tahun 1953.
Bahkan selain resep, cara masaknya pun tetap ia pertahankan seperti saat dulu dimasak oleh neneknya tersebut.
“Untuk resep, kami di sini masih mempertahankan dengan proses memasak seperti yang dulu. Jadi memang tidak ada perubahan resep,” katanya.
Lidyda juga mengaku memperhatikan betul soal kualitas mulai dari pemilihan bahan, proses memasak sampai proses penyajian di meja pelanggan. Ini yang membuatnya tetap bertahan sebagai kolak legendaris di kota kembang selama kurang lebih 70 tahun.