Keutamaan Surat Al Fatihah yang Luar Biasa, Ayat Paling Utama dalam Al-Qur'an
Surat Al Fatihah termasuk golongan surat Makkiyah, yang artinya surat ini diturunkan sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Terdiri dari tujuh ayat, surat Al Fatihah menjadi surat yang paling sering dibaca oleh umat Islam.
Ketika membuka kitab Al-Qur'an, surat pertama yang kita temui adalah surat Al Fatihah. Ketika menjalankan setiap ibadah sholat apapun, baik yang sunnah atau pun yang wajib, surat Al Fatihah menjadi surat yang tidak boleh kita lewatkan. Inilah gambaran pentingnya surat Al Fatihah dalam aktivitas ibadah umat Islam.
Surat Al Fatihah termasuk golongan surat Makkiyah, yang artinya surat ini diturunkan sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Terdiri dari tujuh ayat, surat Al Fatihah menjadi surat yang paling sering dibaca oleh kaum Muslimin.
-
Bagaimana cara mengamalkan dzikir "Ya Jabbar"? Mengamalkan dzikir “Ya Jabbar” adalah sebuah praktik spiritual dalam Islam yang bertujuan untuk mengingat dan memohon kepada Allah SWT dengan menggunakan salah satu dari Asmaul Husna, yaitu “Al Jabbar” yang berarti “Yang Maha Perkasa”.
-
Apa yang dimaksud dengan 'khatam Al-Qur'an'? Khatam Al-Qur'an adalah istilah dalam Islam yang merujuk pada kegiatan membaca seluruh ayat Al-Qur'an dari awal hingga akhir. Proses khatam Al-Qur'an biasanya melibatkan membaca ayat-ayat Al-Qur'an secara bertahap, dengan tujuan menyelesaikan keseluruhan Al-Qur'an dalam jangka waktu tertentu.
-
Siapa saja yang dapat mengamalkan dzikir "Ya Jabbar"? Cara mengamalkan Ya Jabbar ini perlu diketahui umat muslim.
-
Kapan dzikir "Ya Jabbar" dianjurkan untuk diamalkan? Dzikir “Ya Jabbar” adalah salah satu cara bagi umat Islam untuk mengingat dan memohon kepada Allah SWT dengan harapan bahwa-Nya akan memberikan apa yang mereka butuhkan sesuai dengan sifat-sifat-Nya yang agung.
-
Apa yang dimaksud dengan Daarul Quran? Tulisan ini buah pemikiran KH Ahmad Kosasih M Ag, Pimpinan Dewan Syariah Daarul Qur’an
-
Apa saja jenis bacaan Ghorib yang ada di Al-Quran? Bacaan-bacaan di dalam Al-Qur’an yang dianggap gharib dalam qira’ah Imam Ashim riwayat Hafs, antara lain adalah Imalah, Isymam, Saktah, Tashil, dan Naql.
Baca juga: Surat Al Fatihah Beserta Artinya
Para ulama menyebut bahwa surat ini memiliki makna Al-Qur'an secara keseluruhan. Di dalamnya terdapat kandungan tauhid, hukum, jaza’ (balasan), jalan hidup bani Adam, dan lain sebagainya. Itulah kenapa surat ini juga disebut sebagai Ummul Quran, atau induknya Al-Qur'an.
Di balik keistimewaan surat ini, tersimpan keutamaan-keutamaan surat Al Fatihah yang memberikan kebaikan pada orang yang membacanya. Berikut kami sampaikan bagaimana keutamaan surat Al Fatihah yang dikutip dari islampos.com dan muslim.or.id.
Surat Paling Agung
©Brandon Bell/Getty Images/AFP
Keutamaan Al-Qur'an yang pertama sebagai surat yang paling agung di dalam Al-Qur'an. Hal ini juga diterangkan dalam hadis, di mana Abu Sa’id bin Mu’alla berkata,
“Pada suatu hari, aku sedang shalat di Masjid. Selesai shalat, aku dipanggil Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW pun bersabda, ‘Aku akan mengajarkanmu sebuah surah yang teragung di dalam al-Qur’an sebelum engkau keluar dari masjid.’ Aku bertanya, ‘Surah apakah itu wahai Rasulullah?’ Rasulullah SAW kembali bersabda, ‘(Ia adalah surah) Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Ia adalah tujuh ayat yang diulang-ulang (dalam setiap rakaatnya) dan al-Qur’an yang agung yang diberikan kepadaku’,” (HR. Bukhari, Abu Dawud, dan Nasa’i).
Surat yang Paling Utama
©2020 Merdeka.com
Keutamaan Al-Qur'an yang kedua adalah sebagai surat yang paling utama di dalam Al-Qur'an. Dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah menerangkan bagaimana keutamaan surat Al Fatihah ini, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
“Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin adalah Umm al-Qur’an, Umm al-Kitab, as-Sab’ul Matsani, al-Qur’an al-‘Azhim, ash-Shalat, asy-Syifa dan ar-Ruqyah,” (HR. Tirmidzi).
Terdapat Munajat antara Hamba dan Allah SWT
Pinterest ©2020 Merdeka.com
Keutamaan Al-Qur'an yang ketiga yaitu di dalam surat ini terdapat munajat antara hamba dan Allah SWT. Dalam sebuah hadis, Abu Hurairah mengatakan bahwa suatu saat Rasulullah SAW bersabda,
“Allah telah berfirman, ‘Aku telah membagi (kandungan makna) surah al-Fatihah untuk-Ku dan untuk hamba-Ku menjadi dua bagian, dan Aku akan mengabulkan apa yang hamba-Ku pinta.’ Apabila dia membaca, ‘Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam,’ Allah akan membalasnya dengan berfirman, ‘Hamba-Ku telah memuji-Ku.’ Apabila dia membaca, ‘Zat yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.’ Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah memuji-Ku.’ Apabila dia membaca, ‘Yang menguasai di hari pembalasan.’ Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku.’ Apabila dia membaca, ‘Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.’ Allah berfirman, ‘Ini adalah urusan antara Aku dan hamba-Ku, dan aku akan mengabulkan apa yang hamba-Ku pinta.’ Apabila dia membaca, ‘Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang yang telah Engkau beri nikmat (iman) kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.’ Allah berfirman, ‘Ini adalah untuk hamba-Ku, dan dia akan mendapatkan apa yang dua pinta’,” (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’I dan Ibnu Majah).
Menyembuhkan Penyakit Hati
Keutamaan Al-Qur'an yang keempat adalah untuk menyembuhkan penyakit hati. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan dalam Madarijus Salikin,
“Sering aku mendengar Syaikul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, Iyya-Ka na’budu, yang berarti Kepada-Mu lah kami menyembah, merupakan obat dari penyakit riya’, dan Iyya-Ka nasta’in yang berarti Kepada-Mu lah kami meminta pertolongan merupakan obat dari penyakit kesombongan. Maka Iyya-Ka na’budu dapat menghilangkan penyakit-penyakit hati, dengan mengingatkan seorang hamba akan kedudukan ikhlas yang merupakan semulia-mulianya kedudukan, dan Iyya-Ka nasta’in menyadarkan seorang hamba akan kefakiran dan kebutuhannya terhadap pertolongan Allah.
Seperti dalam firman-Nya Allah mengatakan,
“Wahai sekalian manusia kalian ini fakir (butuh) kepada Allah, dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji” (Q.S. Fatir: 15).