Melihat Jalur Puncak Cipanas Sebelum Jadi Destinasi Wisata, Hanya Tanah dengan Jembatan Kayu Kanopi
Dahulu jalur puncak masih sepi dengan kontur jalan tanah dan berbatu. Kendaraan pun hanya kereta yang ditarik oleh tiga kuda.
Dahulu jalur puncak masih sepi dengan kontur jalan tanah dan berbatu. Kendaraan pun hanya kereta yang ditarik oleh tiga kuda.
Melihat Jalur Puncak Cipanas Sebelum Jadi Destinasi Wisata, Hanya Jalur Tanah dengan Jembatan Kayu Kanopi
Saat ini, kawasan puncak, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, sudah dikelilingi hotel dan destinasi wisata bertema keluarga.
Kondisinya pun ramai dan selalu dipenuhi pengunjung, terutama saat hari libur. Namun kondisi berbeda terjadi di masa kolonial Belanda.
Pada masa abad ke-19, kawasan puncak Cipanas masih jauh dari kondisi sekarang. Jalannya masih berupa tanah dan bebatuan ala kadarnya yang membelah gunung.
Kendaraannya pun masih berjenis kereta kuda dengan roda kayu maupun besi yang diperuntukkan untuk medan tersebut.
-
Apa saja nama ruas jalan tol di Cianjur? Adapun jika terlaksana, jalan tol Cianjur nantinya akan terhubung mulai dari Bogor-Sukabumi-Cianjur-Bandung. Jalan Tol tersebut kemudian diberi nama Bosuciba yang merupakan terusan dari Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi). Terusan Tol Bocimi ini rencananya akan dibangun setelah pengerjaan Tol Bocimi seksi II dan III Bocimi rampung. Selain Tol Bosicuba, pemerintah juga akan membangun Tol Puncak sepanjang 51 kilometer, mulai dari Caringin, Megamendung hingga Cianjur.
-
Di mana wilayah yang menjadi pusat peredaran narkoba di Cianjur? Berdasarkan pemetaan oleh polisi, peredaran narkoba rawan terjadi di wilayah utara, selatan dan timur Kabupaten Cianjur.
-
Kenapa Alun-alun Ciranjang menjadi daya tarik baru di Cianjur? Alun-alun Ciranjang menjadi destinasi wisata baru yang bisa dikunjungi saat singgah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Lokasi tersebut kini tampak indah, dan rapi, setelah dibenahi oleh Pemprov Jabar dengan anggaran Rp10,3 miliar.
-
Mengapa Seni Pakemplung di Cianjur terancam punah? Namun sayangnya, kesenian ini belakangan terancam punah karena dianggap rumit dan terlalu sakral. Ini didasarkan hilangnya minat anak muda untuk melestarikannya dan menampilkannya dengan baik, sesuai pesan leluhur.
-
Kenapa jalan tol Cianjur dibangun? Dibangunnya jalan Tol ini akan membantu wisatawan agar tidak terjebak macet saat ke puncak. Dua ruas jalan Tol direncanakan akan dibangun di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Nantinya jalan Tol ini akan memudahkan wisatawan yang hendak berkunjung ke puncak agar terhindar dari kemacetan.
-
Apa ciri khas Masjid Al Anshor yang menunjukan sejarahnya? Namun nuansa sejarahnya bisa dilihat di beberapa titik, salah satunya pada bagian jendela utama masjid.
Untuk melewati sungai, turut dibangun jembatan sederhana berbahan bambu dan kayu dengan kanopi di atasnya.
Kabarnya, kanopi tersebut memiliki fungsi yang berguna bagi para pengguna jalan tersebut.
Sebelum 1900-an, wilayah tersebut masih merupakan daerah yang belum tersentuh modernisasi. Berikut informasi selengkapnya
Menembus Hutan dan Kebun
Gambaran kondisi jalur puncak Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, saat masih belum seramai sekarang terdokumentasi di kanal Youtube Otografi Vlog.
Foto: Tropenmuseum
Di tayangan tersebut, terlihat jelas jalanan di kawasan puncak Cipanas yang melintasi gunung dan kampung di pelosok Cianjur. Kanan dan kiri jalan juga didominasi tebing, kebun dan hutan.
Struktur jalan masih berupa tanah padat dan belum diaspal, sehingga hanya bisa dilewati oleh kereta kuda.
Menurut informasi di tayangan tersebut, kondisi jalan di Cipanas ini diambil rentang tahun 1860, di mana saat itu berbarengan dengan dibangunnya jalan raya Pos oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels.
Jembatan Kanopi sebagai Tempat Berteduh Pengguna Jalan
Jalan yang diperkirakan sudah ada sejak abad ke-18 ini tampak melintasi kampung dan sungai di kawasan puncak, Cipanas, Cianjur.
Biasanya, sebagai penanda masuk ke permukiman terdapat jembatan yang berada di atas sungai sebagai pembatas kampung.
Jembatan ini masih sangat sederhana, karena dibangun memakai bambu dan kayu.
Kondisi jalur Cipanas Puncak yang masih berupa tanah dengan jembatan kayu dan kanopi.
- Niat Berwisata, Pengunjung Puncak Malah Tidur di Jalan Puncak Akibat Macet Total
- Keindahan Pantai Pasir Mayang di Kabupaten Paser
- Mengunjungi Desa Wisata Kare Madiun, Bekas Jalur Gerilya Jenderal Sudirman yang Suguhkan Keindahan Alam Tak Tertandingi
- Mengunjungi Pantai Mayang di Paser, Salah Satu Pasir Putih Terbaik di Kaltim
Jembatan juga dilengkapi kanopi di atasnya, yang difungsikan sebagai titik berteduh dari siapapun yang melintas di sana, baik saat hujan maupun ketika cuaca sedang terik.
Jembatan ini memiliki jasa yang besar kala itu, sebagai jalur transportasi penghubung antar daerah yang dilintasi sungai besar.
Terhubung dengan Jalan Raya Pos
Di tahun 1808, pembangunan Jalan Raya Pos dari Anyer di barat pulau Jawa sampai Kecamatan Panarukan di Jawa Timur sedang gencar-gencarnya.
Tujuan awal adalah untuk pertahanan dari serangan Inggris di wilayah lautan, agar bisa diantisipasi tentara Belanda.
Kemudian, Jalan Raya Pos ini juga diperuntukan sebagai akses komunikasi. Ini ditandai dengan dibangunnya banyak kantor pos di sepanjang jalan selebar 7 meter tersebut.
Itulah mengapa jalur ini dinamakan Jalan Raya Pos yang sangat penting sebagai media distribusi surat dengan para bupati atau pemimpin daerah Belanda.
Dari Jalan Raya Pos ini, jalan puncak Cipanas benar-benar membantu karena para pekerja yang disebut berjumlah 1.100 orang tersebut tidak kesulitan jika harus membelah gunung dan membuat jembatan karena sudah ada dan berfungsi.
Kabarnya juga, jalan raya puncak Cipanas sudah lebih dulu terhubung ke Batavia dan kerap dilalui oleh pemerintahan Belanda, terlebih Cianjur merupakan pusat pemerintahan di Jawa Barat.
Awal 1900-an Hotel Mulai Dibangun
Seiringi berjalannya waktu, fungsi jalur puncak Cipanas pun berubah. Daerah tersebut yang memiliki pemandangan indah segera dijadikan peluang bisnis oleh tuan tanah Belanda, lalu didirikan hotel.
Salah satu hotel megah yang pernah berdiri di sana adalah Grand Hotel Sindanglaya (GHS) yang memiliki pemandangan indah. Letaknya yang berada dekat dengan Cipanas, membuat hotel tersebut kerap jadi tujuan wisata.
Banyak penduduk di Buitenzorg (Bogor) dan Batavia yang bersenang-senang di Grand Hotel Sindanglaya.
Kala itu, hotel ini juga memiliki fasilitas yang lengkap seperti kafe dan restoran yang kebanyakan didatangi oleh warga Eropa serta Belanda.
Dahulu, warga Batavia biasanya menaiki kereta dari stasiun setempat hingga stasiun Buitenzorg. Kemudian, dilanjutkan perjalannya dengan menggunakan kereta kuda sampai Cipanas atau Sindanglaya.
Sejak berdirinya Grand Hotel Sindanglaya, hotel-hotel lainnya dengan fasilitas yang tak kalah lengkap juga mulai didirikan.
Diduga, awal tahun 1900-an lah titik mulai berdirinya pariwisata di kawasan puncak, Cipanas, Cianjur, terlebih di sana juga didirikan Istana Puncak yang difungsikan untuk tempat istirahat residen dan kepresidenan tahun-tahun selanjutnya.
Youtube Otografi Vlog