Melihat Masjid Kuno Hidayatullah di Jakarta, Desain Interiornya Bikin Kagum
Dilihat dari berbagai sudut, desain interior dari Masjid Hidayatullah tampak mengagumkan. Para jemaah dibuat nyaman dengan konsep ventilasi jendela yang dibuat terbuka. Semilir angin langsung terasa dan membuat nyaman siapapun yang beribadah di dalamnya.
Masjid Hidayatullah di Kawasan Kuningan, Karet Semanggi, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan sudah berdiri sejak 1747. Tempat ibadah umat Islam ini memiliki corak yang unik dengan memadukan tiga budaya, yakni Hindu, Tionghoa dan Betawi.
Dilihat dari berbagai sudut, desain interior dari Masjid Hidayatullah tampak mengagumkan. Para jemaah dibuat nyaman dengan konsep ventilasi jendela yang dibuat terbuka. Semilir angin langsung terasa dan membuat nyaman siapa pun yang beribadah di dalamnya.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
“Masjid ini adalah masjid yang bersejarah, masjid yang sudah tua usianya. Ini diperkirakan dibangun tahun 1747 masehi,” terang Ketua Masjid Hidayatullah, Ahmad Nawawi Hakam, mengutip dari YouTube Candriyan Attahiyyat.
Sempat Tidak Memiliki Nama
©2023 YouTube Candriyan Attahiyyat/ Merdeka.com
Menurut dia, di masa awal pendirian, masjid tersebut belum memiliki nama. Warga setempat lantas menjulukinya masjid karet karena di sekitar lokasi terdapat sebuah pohon karet besar.
Penamaan ini juga berlanjut ke permukiman warga di dekat masjid itu yang kemudian diberi nama serupa. Sehari-harinya, masjid ini ramai didatangi orang-orang yang singgah untuk beribadah dan beristirahat.
“Pada saat selesai dibangun, Masjid Hidayatullah belum memakai nama. Orang-orang masih menyebutnya dengan nama masjid. Kemudian karena di dekatnya terdapat sebuah pohon karet besar, akhirnya disematkanlah nama Masjid Karet,” tuturnya.
Dibangun oleh Warga Betawi
©2023 YouTube Candriyan Attahiyyat/ Merdeka.com
Jika ditilik historisnya, pembangunan masjid ini awalnya diinisiasi oleh seorang warga keturunan Betawi bernama Muhammad Yusuf. Ia dulunya bekerja di pemerintahan Belanda, dan mewariskan tanahnya seluas 3.000 meter persegi.
“Menurut penuturan turun temurun, inisiasi pembangunan masjid ini awalnya oleh Muhammad Yusuf, yang merupakan seorang keturunan Betawi,” katanya.
Pembangunan masjid ini kemudian membantu pengenalan agama Islam bagi masyarakat sekitar dan menjadi tempat beribadah yang digunakan oleh banyak umat Islam saat itu.
Gabungkan Tiga Budaya yang Mengagumkan
Jika dilihat sepintas, bentuk bangunannya tidak terlihat seperti masjid pada umumnya. Secara estetika pun masih terawat dan tetap kokoh.
Seperti dijelaskan, tiga unsur budaya yang diusung menghasilkan desain bangun yang mengagumkan, seperti tampak pada kedua menara. Ia mengatakan jika menara itu terinspirasi dari bentuk tumpeng yang tersusun layaknya di kebudayaan Hindu.
Untuk budaya Tionghoa, bisa terlihat jelas di lengkungan tipis yang ada di atap-atap Masjid Hidayatullah.
“Masjid Hidayatullah ini mengambil sebagian besar dari kebudayaan Betawi, yakni melalui jendela dengan relung berbentuk bambu yang dibuat dari kayu jati, lalu adanya ekspos (desain terbuka) yang menghadap ke atas sehingga ventilasi udara cukup banyak masuk. Ini tentu memberi kenyamanan dan kesejukan terhadap jemaah,” katanya.
Terdapat Area Makam Para Pendirinya
Di bagian belakang masjid terdapat puluhan makam yang merupakan para pendiri beserta keluarganya.
Dulunya, makam-makam di sana tersebar luas hingga melebar ke luar kawasan masjid. Namun karena adanya pembangunan dan pengembangan infrastruktur kota, makam-makam kemudian dipindahkan oleh para ahli warisnya.
Ini terkait dengan jasa masjid yang membantu pembangunan ibu kota. Dari 3.000 meter persegi luasan tanah, sebagian dilepas untuk membantu pembangunan. Saat ini yang tersisa hanya 1.600 meter saja.
“Masjid Hidayatullah kemudian ikut berpartisipasi membangun Ibu Kota Jakarta, yang mana sebelumnya memiliki luas tanah hingga 3.000 meter dari pemilik Muhammad Yusuf. Karena adanya perluasan jalan alternatif dan pelebaran Kali Krukut, maka luas totalnya tinggal 1.600 meter kurang lebih,” katanya.