Mengenal Burung Ekek Geling, Si Hijau Cantik Asal Sukabumi yang Terancam Punah
Ekek Geling Jawa sendiri merupakan salah satu burung endemik khas Jawa Barat yang disebut memiliki keindahan pada warna bulunya, dengan dominan hijau cerah, serta sedikit motif hitam di bagian mata dan sayapnya membuat burung tersebut menjadi buruan bagi para pehobi kicau.
Sebagai negara yang beriklim tropis, Indonesia merupakan rumah yang nyaman bagi 1.794 spesies burung dari berbagai jenis, versi organisasi nirlaba burungndonesia.org. Burung-burung tersebut diketahui memiliki ciri serta keunikannya masing-masing, seperti yang terdapat di Burung Ekek Geling Jawa.
Ekek Geling Jawa merupakan salah satu burung endemik khas Jawa Barat yang disebut memiliki keindahan pada warna bulunya dengan dominan hijau cerah. Terdapat sedikit motif hitam di bagian mata dan kecokelatan di sayapnya membuat burung tersebut menjadi buruan bagi para pehobi kicau.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Di mana bukti penyebaran tungau ditemukan? Ini berdasarkan temuan baru para arkeolog di situs garnisun Romawi di Vindolanda di Northumberland, di selatan Tembok Hadrian.
-
Siapa yang diduga berselingkuh dalam berita tersebut? Tersandung Dugaan Selingkuh, Ini Potret Gunawan Dwi Cahyo Suami Okie Agustina Gunawan Dwi Cahyo suami Okie Agustina kini sedang menjadi sorotan usai foto diduga dirinya menyebar di sosial media.
Keunikan lainnya juga terdapat pada paruhnya, di mana paruh Ekek Geling Jawa berwarna merah, mirip dengan Cekakak Jawa, dengan sedikit berbentuk oval. Selain itu burung ini juga memiliki panjang tubuh antara 31 sampai 33 cm, dengan panjang ekor 97-110 mm dan berbentuk lurus tumpul. Berikut keistimewaan lainnya:
Hanya Ditemukan di Empat Lokasi di Indonesia
©2021Channel YouTube Rendian 88/editorial Merdeka.com
Dilansir dari bisaindonesia.com, burung yang ditemukan di Sukabumi pada paruh waktu 1906 tersebut sejak tahun 2001 diketahui hanya bisa ditemukan di empat lokasi hutan di Indonesia. Seperti di Taman Nasional Halimun Salak, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Kawasan hutan Bandung Selatan dan Taman Nasional Gunung Merapi.
Hal tersebut juga didukung dengan kebiasaan burung tersebut yang memilih tidak bertempat tinggal di kawasan hutan non montane forest atau hutan dengan temperatur tinggi seperti Gunung Karang, Gunung Muria, dan Gunung Ungaran. Sehingga spesies ini tidak akan ditemukan di sepanjang pegunungan Jawa Tengah hingga Jawa Timur dilansir dari blogs.uajy.ac.id.
Terdapat Juga di Kalimantan dengan Jenis Berbeda
Seperti dilansir dari mongabay.co.id, burung tersebut sebelumnya ditemukan serupa di pedalaman hutan Kalimantan dan memiliki nama Ekek Geling Borneo. Namun seorang ahli ornitologi atau ahli burung asal negeri Belanda, Bas Van Balen mengungkapkan jika keduanya ternyata berbeda.
Perbedaan tersebut didasarkan pada klasifikasi dari suara, morfologi (bentuk), hingga variasi bulu yang konon ke duanya berbeda. Dari segi habitat Ekek Geling Borneo cenderung lebih aman karena ia tinggal di hutan lindung kawasan pegunungan Sabah hingga Brunei dengan resiko rendah atau Least Concern.
Terancam Punah
©2021Channel YouTube Rendian 88/editorial Merdeka.com
Sejak tahun 2012, IUCN Red List of Threatened Species, memasukkan burung yang bernama ilmiah Cissa Thalassina tersebut ke dalam kategori Critically Endangered atau berstatus kritis karena jumlahnya terus berkurang dengan jumlah yang tersisa tinggi 250 ekor.
Faktor harga tinggi di pasaran membuat burung tersebut terus menjadi buruan, per ekor harga burung ekek geling Jawa berkisar Rp 1 hingga Rp 2 juta. Hal tersebut membuat pemerintah mengeluarkan Permen LHK No. 106 tahun 2018 yang menegaskan bahwa Ekek Geling Jawa merupakan salah satu jenis satwa liar yang wajib dilindungi.