Mengenal Prinsip Ngertakeun Bumi Lamba, Prinsip Sunda Cegah Bencana
Sebagai salah satu elemen kehidupan, tradisi Ngertakeun Bumi Lamba hingga saat ini masih dipraktikkan oleh masyarakat Sunda di wilayah Bandung.
Jawa Barat selalu identik dengan berbagai budaya yang melekat dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat Jawa Barat sendiri menjadikan budaya sebagai elemen yang bisa dipraktikkan dalam berbagai keadaan. Salah satunya adalah Ngertakeun Bumi Lamba, sebuah tradisi kuno yang dipercaya bisa menangkal bencana.
Sebagai salah satu elemen kehidupan, tradisi Ngertakeun Bumi Lamba yang berarti menyejahterakan bumi alam hingga saat ini masih dipraktikkan oleh masyarakat Sunda di wilayah Bandung. Tradisi tersebut masih dipertahankan karena kuatnya pengaruh masa lalu yang dipegang teguh oleh sebagian masyarakat Sunda di Jawa Barat.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Bagaimana pernyataan tersebut dibantah? Seorang dokter kulit di negara bagian Maryland, AS yang berspesialisasi dalam terapi cahaya untuk penyakit kulit membantah klaim kacamata hitam yang dikaitkan dengan kanker."Apakah kacamata hitam yang menghalangi sinar UV bersifat melindungi? Ya. Apakah ada bukti bahwa memakai kacamata hitam berbahaya bagi kesehatan mata atau kulit? Tidak," dikutip dari AFP.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Siapa yang diduga berselingkuh dalam berita tersebut? Tersandung Dugaan Selingkuh, Ini Potret Gunawan Dwi Cahyo Suami Okie Agustina Gunawan Dwi Cahyo suami Okie Agustina kini sedang menjadi sorotan usai foto diduga dirinya menyebar di sosial media.
Filosofi Ngertakeun Bumi Lamba
Ngertakeun Bumi Lamba merupakan ritual tahunan yang biasa digelar di daerah Jawa Barat dan digelar pada bulan ke-7 sesuai penanggalan Sunda di kawasan Gunung Tangkuban Parahu.
Menurut kepercayaan setempat, tradisi tersebut digelar bertepatan dengan perjalanan matahari yang baru kembali dari belahan bumi paling utara menuju wilayah bumi bagian selatan.
Menjalankan Pesan Kasepuhan
Dilansir dari mongabay.co.id, tradisi Ngertakeun Bumi Lamba merupakan tradisi dalam menjalankan pesan Kasepuhan (Leluhur) guna menjaga 3 buah gunung yang dianggap berpengaruh di Jawa Barat sebagai Paku Alam (Pakunya Bumi), yaitu Gunung Gede Pangrango, Gunung Wayang, dan Gunung Tangkuban Parahu.
Falsafah Hidup Orang Sunda
Menurut tradisi tersebut, gunung digambarkan sebagai tempat suci yang harus dijaga. Tradisi ini biasanya dikategorikan sebagai pesan vertikal, antara manusia (melalui alam) dengan Tuhan sebagai falsafah hidup orang Sunda. Ketika prinsip vertikal dijalankan maka akan tercipta suatu hubungan yang harmonis antara manusia, alam dengan Tuhan dan terhindar dari bencana yang menimpa.
Mulasara Buana Sebagai Pedoman Hidup
Falsafah hidup masyarakat Sunda lainnya adalah Mulasara Buana, yaitu memaknai tradisi sebagai upaya memelihara alam semesta dalam mencegah bencana.
Visi hidup tersebut terbentuk dari kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan alam dari perilaku manusia yang cenderung merusak secara berlebihan dan menimbulkan bencana.
Mongabay 2020 Merdeka.com
Memaknai Kehidupan Melalui Gunung Berapi
Gunung berapi merupakan sumber kehidupan masyarakat Sunda, sehingga memiliki tempat terhormat sebagai guru. Sebagaimana ungkapan bahwa gunung adalah guru nu agung atau guru besar.
Senada dengan hal itu, Jakob Sumardjo (2005) dan Edi S Ekajati (2005) dalam penelitiannya juga menjelaskan bahwa, pemaknaan Gunung Berapi sangat erat kaitannya dengan keberadaan mandala atau kawasan yang dianggap sakral, sehingga gunung berapi menurut orang sunda merupakan perwujudan dari konsep gunung yang harus di jaga keberadaannya.
Ngertakeun Bumi Lamba Sebagai Penangkal Bencana
Ngertakeun Bumi Lamba merupakan bentuk rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan karena sudah memberikan keberkahan hidup melalui gunung berapi yang subur dan memberikan sumber pangan yang bermanfaat bagi banyak orang.
Gunung berapi dalam aspek ini juga dimaknai sebagai pengingat kepada manusia, jika manusia berbuat serakah maka Tuhan melalui gunung berapi akan berupaya mengingatkan untuk tidak berlebihan dalam mengeksploitasi sumber daya, sehingga tidak merugikan manusia lain.
Tradisi ini memaknai masyarakat Sunda dengan membagi gunung ke dalam tiga kategori, yang pertama leuweung larangan (hutan keramat), yang kedua leuweung tutupan (hutan lindung), dan yang ketiga leuweung baladaheun (hutan titipan).
Jadi maksud tradisi ini adalah sebagai sebuah anjuran dalam mengelola alam dengan bijaksana sekaligus mengenal batas-batas yang diajarkan nenek moyang.