Mengenal Ulen Ketan Khas Tasikmalaya, Kerap Jadi Sajian Favorit saat Hari Raya
Biasanya Ulen Ketan akan dimakan sembari ditemani oleh secangkir kopi hangat yang sedikit manis. Sensasi unik langsung terasa saat keduanya berpadu padan di dalam mulut, sehingga cocok disantap saat sore hari Lebaran.
Sajian makanan dari beras kerap menjadi pilihan utama saat hari raya Idulfitri. Tak hanya ketupat yang khas, ulen ketan atau nasi uli menjadi sajian yang populer terlebih di wilayah Tasikmalaya, Jawa Barat.
Untuk kebanyakan warga di Tasikmalaya, ulen biasanya disajikan dengan dua cara seperti dibakar di atas bara api maupun digoreng kering. Walau begitu, tekstur Ulen Ketan tetap lembut di bagian dalam dan nikmat saat disantap.
-
Apa tujuan utama dari tradisi Lebaran? Pada dasarnya, hakikat Lebaran adalah waktu terbaik untuk bersilaturahmi dan saling bermaaf-maafan.
-
Apa makna ketupat dalam tradisi Lebaran? Ketupat menjadi simbol perayaan hari raya Idul Fitri, di mana dengan ketupat sesama Muslim diharapkan mengakui kesalahan, saling memaafkan, dan melupakan kesalahan.
-
Bagaimana kata-kata mudik lucu bisa memperkuat tradisi Lebaran? Kata-kata mudik lucu yang berkaitan dengan mudik juga memiliki kekuatan untuk memperkuat tradisi dan budaya Lebaran yang kental dengan nuansa kebersamaan dan keceriaan.
-
Kenapa mudik Lebaran menjadi tradisi penting di Indonesia? Tradisi mudik Lebaran memiliki nilai sosial dan budaya yang kuat di Indonesia. Pulang kampung dianggap sebagai kewajiban yang harus dilakukan setiap orang yang bekerja di luar kota atau meninggalkan keluarganya. Selain itu, mudik Lebaran juga menjadi momen untuk bersilaturahmi dengan keluarga besar yang tidak selalu terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
-
Apa yang menjadi simbol kebahagiaan dan kebersamaan saat Lebaran? Baju baru untuk Lebaran memang sudah menjadi tradisi yang sangat populer di Indonesia. Bahkan menjadi simbol kebahagian dan kebersamaan setiap orang.
-
Apa yang terjadi di berbagai titik menjelang Lebaran 2024? Kepadatan arus lalu lintas sudah terlihat di beberapa titik. Hal ini terlihat dari pantauan di Pos Terpadu Gerbang Tol Kalikangkung Semarang.
Selain di Tasikmalaya, makanan tersebut juga populer di tatar Sunda lainnya seperti Kuningan hingga Banten. Khusus di Banten, ketan tersebut akan disajikan dengan kuah semur daging dan biasa menjadi alternatif pengganti ketupat. Berikut informasi selengkapnya.
Nikmat Sebagai Teman Minum Kopi
ilustrasi ulen ketan goreng
brilio.net©2021 Merdeka.com
Melansir laman budaya-indonesia.org, biasanya Ulen Ketan akan dimakan sembari ditemani secangkir kopi hangat yang sedikit manis. Sensasi unik langsung terasa saat keduanya berpadu padan di dalam mulut, sehingga cocok disantap saat sore hari Lebaran.
Selain kopi, Ulen Ketan juga cocok disantap bersama secangkir teh hangat dengan sensasi kenikmatan yang tiada tara. Namun balik lagi, masyarakat bisa menyajikannya sesuai selera, karena Ulen Ketan merupakan makanan netral yang bisa disantap dengan cara manis maupun gurih.
Saat mampir ke Tasikmalaya, Ulen Ketan bisa menjadi oleh-oleh yang wajib dibawa pulang oleh para wisatawan maupun pemudik yang singgah.
Cara Membuat Ulen Ketan Goreng
Dilansir dari Merdeka.com, Ulen Ketan Goreng sendiri cukup mudah dibuat. Pertama siapkan 1 kg beras ketan putih, kemudian 400 gr kelapa parut setengah tua dengan ukuran besar, selanjutnya 1 gelas air mendidih, ¾ sdm garam dan tepung beras maupun terigu untuk dibalurkan agar tidak lengket saat digoreng.
Untuk membuatnya, pertama cuci bersih beras ketan. Rendam selama 2-3 jam. Tiriskan lalu kukus sekitar 25 menit sampai ketan berubah warna menjadi bening.
Keluarkan dari kukusan. Masukan ke dalam wadah, beri garam lalu siram dengan air mendidih. Aduk rata.
Masukkan kelapa, aduk rata. Biarkan beberapa saat supaya air terserap oleh beras ketan. Kukus kembali sampai matang.
Keluarkan ketan, lalu masukkan ke dalam wadah yang kokoh, tumbuk saat masih panas sampai butirannya halus dan lengket.
Cetak sesuai selera. Bisa dipipihkan di atas nampan yang dialasi dengan plastik. Tunggu sampai dingin dan padat. Kemudian iris sesuai selera.
Baluri dengan tepung beras atau tepung terigu, lalu goreng dengan minyak panas. Setelah ketan dibungkus dengan daun, bisa disimpan di kulkas supaya tahan lama.
Asal Usul dan Filosofi di Balik Ketan Sebagai Kudapan
Melansir dari briliofood.net, keberadaan ketan sebagai sebuah kuliner diketahui sudah berasal dari zaman Majapahit di masa lampau. Disebutkan jika lengketnya ketan mengandung filosofi tertentu.
Ikatan Praktisi Kuliner Indonesia, Ucu Sawitri sempat mengatakan beberapa waktu lalu bahwa ketan identik dengan makanan untuk berkumpul.
"Budaya Indonesia kan emang senengnya emang ngumpul. Jadi sambil ngumpul, ditemani dengan teh hangat atau kopi, dan makanannya itu ketan," katanya.
Bagi masyarakat zaman dahulu, ketan itu kan memiliki tekstur yang lengket dan menempel, jadi diibaratkan saat berkumpul kedekatannya semakin akrab.
"Zaman dahulu bukan hanya orang kerajaan aja berkumpul, tapi rakyat jelata juga. Ada minuman entah kopi atau teh di dalam kendi, pasti ada jajanan kecilnya, nah itu terbuat dari ketan. Nah ketan itu kan glutennya tinggi, nah dia lengket, satu sama lain kan lengket tuh nah itu diibaratkan ngumpul sore itu kedekatan kita semakin akrab dan baik," jelasnya.
Selain itu menurutnya, ketan identik dengan sajian yang dikombinasikan dengan bahan manis. Dari situ mengandung filosofi bahwa dari proses mengumpul itu akan menimbulkan suatu kesan yang manis.