Nostalgia Mudik Jalur Pantura 2013 Sebelum Ada Cipali, Banyak Warung Tenda Dadakan
Deretan bungkus mi instan, rentengan kopi saset gantung sampai aneka gorengan dadakan menjadi suasana khas dari warung tenda dadakan. Menjelang momen arus mudik lebaran memang bermunculan warung-warung berbilik bambu, khususnya di pinggir jalan pantura Indramayu. Tahun 2013 – 2014 menjadi masa-masa terakhir kejayaannya
Deretan bungkus mi instan, rentengan kopi saset gantung sampai aneka gorengan dadakan menjadi suasana khas dari warung tenda dadakan. Menjelang momen arus mudik lebaran memang bermunculan warung-warung berbilik bambu, khususnya di pinggir Jalan Pantura Indramayu. Tahun 2013 – 2014 menjadi masa-masa terakhir kejayaannya.
Di sepanjang arus mudik dan balik lebaran, warung-warung itu seakan menjadi penolong rasa lelah para pengguna jalan. Mereka bisa memanjakan tubuh dengan beristirahat, sembari menikmati sajian minuman ringan sampai makanan yang disediakan.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Harganya yang murah menjadikan warung tenda dadakan sebagai tempat yang cocok untuk menjeda perjalanan sejenak. Semenjak difungsikannya jalan Tol Cipali dan trans Jawa, warung-warung tenda yang ramai pemudik hanya kenangan. Beberapa mencoba bertahan, namun terbentur omzet yang turun drastis. Berikut selengkapnyanostalgia mudik Jalur Pantura 2013 sebelum ada cipali.
Membantu Para Pemudik yang Terjebak Kemacetan
©2023 Liputan6/ Merdeka.com
Mengutip kanal YouTube Pakdeyono, terpantau kondisi arus mudik lebaran di beberapa hari menjelang Idulfitri 2013. Tampak kendaraan mulai dari minibus hingga roda dua berjalan secara padat merayap.
Kondisi ini semakin parah ketika sore menjelang malam hari. Kendaraan-kendaraan dari arah ibu kota menuju kota-kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur melintas hingga ribuan unit di wilayah pantura Indramayu sampai Cirebon, Jawa Barat.
Di masa-masa padat lalu lintas seperti ini, para pemudik kemudian memilih berhenti atau beristirahat di warung tenda dadakan untuk menunggu terurainya jalanan utama mereka.
Omzet Capai Rp2 juta Sehari di Masanya
©2023 Liputan6/ Merdeka.com
Mengutip ANTARA, hingga tahun 2015, kendaraan para pemudik asal ibu kota masih terpantau memadati jalur pantura Jawa Barat. Ini kembali memicu tren warung dadakan yang selalu hadir di 10 hari terakhir bulan Ramadan.
Tahun demi tahun, varian dagangan para pelapak ini kian bervariasi, mulai dari es kelapa dan campur, pecel lele, nasi jamblang, warung nasi sampai ragam minuman. Semuanya tampak memadati jalur pantura, seraya ramainya para pemudik.
Bahkan di tahun tersebut para pelapak dadakan ini mampu meraup cuan hingga Rp2 juta dalam satu hari. Tentu saja omzet yang didapat membantu memenuhi kebutuhan ekonomi menjelang lebaran.
“Kami dapat Rp2 juta dalam sehari. Biasanya hanya Rp500 ribu” kata salah satu pemilik warung dadakan bernama Larso di wilayah pantura dimuat ANTARA 16 Juni 2015.
Lapak Dibuka Selama 24 Jam
Sementara itu, para pelapak yang merupakan warga sekitar wilayah Pantura mengaku berbahagia setiap masuk musim mudik lebaran. Pasalnya ekonomi mereka akan bertambah secara signifikan selama dua hingga tiga minggu selama masa mudik lebaran.
Biasanya lapak-lapak itu dibuat dari kayu dan bambu seadanya yang didirikan di pinggir jalan. Mereka membuatnya secara panggung, yang diberi pelengkap seperti terpal sampai karpet atau tikar seadanya agar makin membuat pengunjung nyaman.
Wilayah Sukra sampai Sukagumiwang yang merupakan perbatasan Indramayu dengan Kabupaten Cirebon merupakan daerah yang banyak dipadati warung dadakan. Tak tanggung-tanggung, mereka membuka lapaknya selama 24 jam nonstop, dengan sistem jaga bergantian.
Mengutip Liputan6, selain di pinggir-pinggir jalan, area SPBU juga menjadi spot yang strategis untuk didirikan warung tenda dadakan oleh warga seperti yang terjadi di wilayah Barepan, Plumbon dan Gempol, Palimanan.
Omzet Turun Semenjak Ada Cipali
Sayangnya, kondisi ramainya warung tenda dadakan oleh pemudik harus berakhir di tahun 2016 dan 2017, lantaran dibukanya jalur Tol Cipali dan Trans Jawa yang mengarah ke Jawa Tengah sampai Jawa Timur. Kendaraan roda empat langsung beralih ke jalan bebas hambatan tersebut sehingga jalur pantura Subang, Indramayu sampai Cirebon menjadi lengang.
Kendaraan hanya didominasi roda dua yang tidak bisa melewati jalan tol. Ini yang kemudian membuat para pedagang musiman itu gigit jari lantaran menurunnya omzet mereka secara signifikan.
Salah satu pedagang di wilayah Brebes, Jawa Tengah bernama Darmo mengaku penghasilannya turun sampai 70 persen dibanding tahun 2015-2016 lalu.
"Sepi sekali, arus mudik tahun ini (2017), biasanya enggak kaya begini banget. Jualan seminggu baru dapat uang Rp 300 ribu dan masih jauh dari modal awal saya sekitar Rp 1,5 juta," katanya sedih.
Walau demikian, di tahun 2023 ini asa para warga pantura masih terus dipupuk lantaran mereka masih berkeinginan mengais rezeki di 10 hari menjelang lebaran ini. Hal ini terlihat mulai dari kawasan Subang sampai wilayah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.