Mengenal Penyakit Parkinson, Ketahui Penyebab dan Gejalanya
Penyakit Parkinson merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf pengatur gerakan tubuh dan penyakit ini berkembang secara progresif yang menyebabkan kerusakan atau kematian sel saraf atau neuron di area otak yang bernama substansia nigra.
Penyakit Parkinson merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf pengatur gerakan tubuh dan penyakit ini berkembang secara progresif yang menyebabkan kerusakan atau kematian sel saraf atau neuron di area otak yang bernama substansia nigra.
Hal ini mengakibatkan sel saraf tersebut tidak dapat memproduksi suatu zat kimia bernama dopamain. Zat ini berperan untuk komunikasi di dalam saraf sebagai pengatur gerak tubuh. Semakin berkurangnya produksi dopamain tersebut, maka semakin parah gejala Parkinson yang terjadi.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Siapa Pak Raden? Tanggal ini merupakan hari kelahiran Drs. Suyadi, seniman yang lebih akrab disapa dengan nama Pak Raden.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan batuk perlu diwaspadai sebagai gejala penyakit paru? Namun, batuk yang berlangsung lama bisa jadi pertanda adanya masalah pada paru-paru yang memerlukan perhatian medis agar tidak berkembang menjadi komplikasi yang berbahaya
-
Siapa saja yang bertarung dalam Pilkada Jabar? Khusus di Jawa Barat diikuti empat pasangan calon (paslon) yang mendaftar di KPUD Jawa Barat.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
Risiko penyakit ini akan semakin bertambah seiring dengan bertambahnya usia. Tak heran, rata-rata pengidap Parkinson adalah lansia. Namun, bukan berarti penyakit ini tak mungkin terjadi pada usia yang lebih muda atau biasa disebut young-onset Parkinson’s disease.
Pada sebuah penelitian menemukan bahwa ada sekitar 4 persen penderita Parkinson didiagnosis sebelum berusia 50 tahun. Agar kamu dapat mewaspadainya, penting untuk mengenal berbagai gejala dan penyebab penyakit Parkinson.
Berikut penjelasan seputar penyakit Parkinson dari gejala hingga penyebabnya yang telah dirangkum merdeka.com dari liputan6.com pada Senin, (22/6/2020).
Gejala Penyakit Parkinson
Meskipun penyakit Parkinson tidak memberikan sinyal yang jelas, namun kamu bisa mengenali gejalanya lewat tanda-tanda berikut ini:
1. Kurang Tidur
Kurang tidur juga menjadi tanda awal dari penyakit Parkinson. Maka untuk mencegah penyakit ini sebaiknya perbaiki pola tidurmu dengan baik.
2. Mudah Tremor
Selain kurang tidur, tremor atau gemetar juga bisa menjadi tanda awal dari penyakit Parkinson. Tak hanya saat kamu baru saja melakukan suatu aktivitas, namun tremor ini juga biasanya muncul saat kamu diam atau bersantai.
3. Depresi dan Serangan Kecemasan
Karena belum adanya obat untuk menyembuhkan penyakit Parkinson, kondisi ini bisa membuat pasien merasa depresi dan khawatir akan masa depannya.
4. Kesulitan Menelan Makanan
Masalah ini bisa mengakibatkan terjadinya kekurangan nutrisi dan dehidrasi. Perlu diketahui, tidak semua penderita penyakit Parkinson mengalami seluruh gejala tersebut. Ada sebagian penderita penyakit Parkinson yang hanya mengalami gejala ringan dan tidak mengganggu aktivitas keseharian mereka.
5. Kehilangan Kemampuan untuk Mencium Aroma
Menurut para ahli kesehatan, berkurangnya kemampuan untuk mencium suatu aroma adalah tanda yang paling umum dari penyakit ini. Oleh karena itu, saat kamu tiba-tiba tidak bisa mencium suatu aroma dengan jelas, jangan menganggap enteng hal tersebut.
6. Perubahan di Tulisan Tangan
Saat kamu menulis tangan dan melihat bahwa tulisanmu tidak sama lagi seperti tulisanmu biasanya, maka jangan anggap enteng hal tersebut. Sebab gangguan saraf juga membuat tulisan tanganmu terlihat tidak.
Penyebab Penyakit Parkinson
Penyebab munculnya penyakit Parkinson belum diketahui secara pasti, namun beberapa faktor berperan dalam terjadi kerusakan saraf, seperti berikut ini :
1. Faktor Genetik
Belum dipastikan genetik benar menjadi pengaruh terbentuknya Parkinson atau tidak. Meskipun begitu, peneliti mengidentifikasi adanya mutasi genetik yang dapat menyebabkan Parkinson. Hanya saja, kasus seperti ini masih jarang ditemukan. Variasi gen ketika tumbuh juga dapat meningkatkan risiko Parkinson adalah faktor keturunan.
2. Geger Otak
Sebagian orang mungkin pernah mengalami benturan di kepala yang menyebabkan cedera otak traumatik atau gegar otak. Sebuah penelitian menunjukkan seseorang yang mengalami gegar otak ringan memiliki risiko terkena penyakit parkinson sebanyak 56 persen.
Menurut penelitian yang dilakukan pada 300.000 veteran Amerika Serikat yang mengalami gegar otak. Akan tetapi temuan ini justru menjadi perdebatan di kalangan peneliti. Salah seorang peneliti, Dr Raquel Gardner, mengatakan, cedera kepala bukanlah jaminan seseorang mengalami parkinson.
Dia mengatakan para veteran yang diuji dalam penelitian tersebut tidak mengalami gangguan neurologis degeneratif. Padahal, parkinson merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf pusat dalam jangka panjang.
Cedera otak traumatik terjadi pada seseorang yang mengalami benturan benda tumpul di kepalanya. Hal tersebut dapat mengakibatkan pendarahan, memar, atau kerusakan fisik berat lainnya ke otak, bahkan kematian. Sedangkan cedera otak traumatik atau gegar otak ringan menyebabkan sakit kepala, pusing, kelelahan, dan mual.
3. Faktor Usia
Penyebab penyakit Parkinson berikutnya adalah faktor usia. Orang dewasa muda jarang mengalami penyakit ini. Umumnya, penyakit ini menyerang usia lanjut atau pertengahan. Usia sekitar 60 tahun rentan terhadap penyakit ini. Faktor umur memang meningkatkan risiko terkena Parkinson.
4. Bermain Gim Action
Peringatan untuk penggemar video gim, khususnya bergenre action, studi menunjukkan permainan video gim action serta kekerasan dapat memicu depresi, skizofrenia, alzheimer, dan parkinson. Dilansir dari Indian Express, peneliti dari Universite de Montreal (UdeM), Kanada, menemukan kebiasaan memainkan video gim action mengurangi materi abu di hippocampus.
Hippocampus merupakan area kunci otak yang berfungsi untuk menjaga memori. 85 persen pemain cenderung semakin memanfaatkan bagian lain otak yang disebut striatum untuk menavigasi jalan mereka melalui sebuah permainan. Adapun, area otak striatum berfungsi sebagai pemandu membentuk kebiasaan dan mengingat bagaimana melakukan keseimbangan seperti mengendarai sepeda.
5. Kondisi Tidur yang Buruk
Sebuah penelitian terbaru dari Danish University menghubungkan kondisi tidur yang buruk dengan penyakit saraf seperti Parkinson. Rendahnya tingkat dopamin ini bisa menjadi peringatan dini untuk penyakit seperti Parkinson. Masalah tidur pada fase ini dinamakan RBD (REM behavior disorder).
Studi yang dilakukan di Aarhaus University menemukan bahwa orang yang memiliki masalah tidur ketika dalam kondisi fase REM (rapid eye movement) memiliki tingkat dopamin yang lebih rendah pada otak mereka.
Penyakit Parkinson menyebabkan kerusakan sel saraf yang menyebabkan jatuhnya level dopamin pada otak. Dan jatuhnya level dopamin akan menyebabkan timbulnya gejala Parkinson, termasuk terganggunya fungsi motorik dan pada akhirnya menyebabkan demensia.