Penyebab Terjadinya Gunung Meletus, Berikut Tanda dan Jenis-jenisnya
Gunung meletus menjadi bencana alam yang berbahaya dan dapat menimbulkan banyak kerusakan. Letusan gunung berapi adalah ketika lava dan gas dilepaskan dari gunung berapi, yang terkadang keluar secara eksplosif.
Gunung berapi adalah arsitek geologi bagi bumi. Gunung berapi inilah yang menciptakan lebih dari 80 persen permukaan planet kita, meletakkan dasar yang memungkinkan kehidupan untuk berkembang.
Kekuatan eksplosif mereka menghasilkan kawah-kawah. Sungai lava pun menyebar. Tetapi seiring berjalannya waktu, unsur-unsur tersebut memecah batuan vulkanik, membebaskan nutrisi dari penjara berbatu dan menciptakan tanah yang sangat subur, yang memungkinkan peradaban berkembang.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Kapan Gunung Seulawah Agam meletus? Dari segi sejarah erupsinya, tidak diketahui pasti kapan terjadinya letusan tersebut.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Kapan Gunung Dempo meletus? Gunung Dempo Pagaralam, Sumatera Selatan, mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak, Selasa (25/7) pukul 21.15 WIB.
-
Kapan Gunung Ruang terakhir meletus? Gunung Ruang yang berada di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara meletus pada Selasa (16/4) malam.
-
Kapan Gunung Kaba terakhir meletus? Indonesia cukup dikenal dengan daerah yang memiliki gunung api aktif terbanyak, salah satunya adalah Gunung Kaba ini. Melansir dari kanal Liputan6.com, gunung ini sempat meletus tahun 1600 silam.
Gunung berapi tersebar di setiap benua, bahkan di Antartika. Dilansir dari nationalgeographic.com, sekitar 1.500 gunung berapi masih dianggap berpotensi aktif di seluruh dunia saat ini. Meski keberadaannya dapat memberikan kehidupan, gunung berapi juga memberikan ancaman bagi lingkungan sekitar dengan letusannya.
Gunung meletus memang menjadi bencana alam yang berbahaya dan dapat menimbulkan banyak kerusakan. Letusan gunung berapi adalah ketika lava dan gas dilepaskan dari gunung berapi, yang terkadang keluar secara eksplosif.
Tapi, apa yang menjadi penyebab terjadinya gunung meletus? Penyebab terjadinya gunung meletus bisa dikarenakan oleh beberapa faktor. Berikut kami sampaikan apa saja penyebab terjadinya gunung meletus yang kami kutip dari Liputan6.com.
Penyebab Terjadinya Gunung Meletus
Peningkatan Kegempaan Vulkanik
Penyebab terjadinya gunung meletus yang pertama yaitu karena adanya peningkatan kegempaan vulkanik. Gempa vulkanik adalah gempa bumi yang diakibatkan oleh aktivitas vulkanisme. Gempa vulkanik juga dapat terjadi karena aktivitas magma di dalam gunung berapi. Peningkatan kegempaan vulkanik ini bisa memicu gunung meletus jika terjadi berkali-kali.
Jika aktivitas kegempaan vulkanik semakin hari semakin banyak dan membesar, maka gunung berapi bisa meletus dan masyarakat di sekitar akan diimbau untuk waspada, hingga mengungsi.
Pergerakan Tektonik
Penyebab terjadinya gunung meletus yang kedua adalah karena pergerakan tektonik. Pergerakan tektonik terjadi pada struktur lapisan bumi di bawah gunung. Gerakan lempeng ini, misalnya, dapat menyebabkan meningkatnya tekanan pada dapur magma, dan pada akhirnya akan membuat magma tersebut terdorong ke atas hingga berada tepat di bawah kawah.
Pergerakan tektonik ini juga membuat suhu di kawah meningkat secara signifikan seiring naiknya magma. Air tanah di sekitar kawah menjadi kering dan hewan-hewan yang ada di gunung akan turun gunung untuk menyelamatkan diri.
Terjadinya Deformasi Badan Gunung
Penyebab terjadinya gunung meletus yang ketiga yaitu karena adanya deformasi badan gunung. Deformasi badan gunung adalah peningkatan gelombang magnet dan listrik yang menyebabkan struktur lapisan batuan gunung dapat memengaruhi bagian dalam. Kondisi ini bisa saja membuat dapur magma menjadi tersumbat akibat deformasi batuan penyusun gunung.
Deformasi badan gunung dapat diketahui melalui analisa geometrik dengan menggunakan data hasil pengamatan yang terdiri dari pergeseran dan regangan. Pergeseran menunjukkan perubahan arah dan besar deformasi dengan menggunakan data posisi dari dua waktu pengamatan yang berbeda. Sedangkan regangan menunjukkan gerakan tubuh gunung api dan tekanan magma yang diperoleh dari hasil regangan.
Lempeng-lempeng Bumi yang Berdesakan
Lempeng-lempeng bumi yang saling berdesakan atau saling menghimpit satu sama lain dapat menyebabkan tekanan yang besar dan juga dorongan ke permukaan bumi sehingga menimbulkan berbagai macam gejala tektonik lainnya. Selain itu hal ini juga menyebabkan gempa vulkanik serta meningkatkan aktivitas geologi dari gunung berapi.
Tekanan yang Sangat Tinggi
Gunung meletus dapat terjadi karena adanya dorongan cairan magma yang bergerak ke atas dan masuk ke saluran kawah. Apabila di sepanjang perjalanan magma dalam menyusuri saluran kawah tersebut mengalami sumbatan, maka bisa menimbulkan ledakan yang besar yaitu gunung meletus. Semakin besar tekanan dan juga volume magmanya, maka semakin kuat ledakan yang mungkin akan terjadi.
Tanda Gunung Meletus
©2020 Merdeka.com/brilio.net
Setelah mengetahui penyebab terjadinya gunung meletus, berikut tanda gunung akan meletus:
- Air Mengering. Suhu kawah yang memanas akan membuat kondisi sumber air gunung ikut berkurang.
- Suhu Sekitar Lereng Memanas. Tanda berikutnya hampir sama, namun hawa panas yang muncul tak hanya di gunung saja. Daerah di wilayah kaki gunung pun juga akan merasakan panas.
- Suara Gemuruh. Gunung meletus juga sering diawali dengan suara gemuruh dari dalam perut bumi. Suara ini disertai keluarnya gas dan debu vulkanik.
- Hewan Liar Mulai Turun. Hewan liar akan merasakan ketidaknyamanan dan perubahan ketika gunung hendak meletus. Hewan liar bisa lari ke wilayah penduduk atau perkebunan untuk mencari tempat makan sementara.
- Tumbuhan Lebih Mudah Layu. Tumbuhan di sekitar gunung akan mudah layu karena suhu panas yang meningkat. Magma yang bergerak ke atas dekat dengan lapisan tanah, menjadi tanda bahwa lava lebih dekat dengan puncak gunung.
Jenis-jenis Letusan Gunung
Penyebab terjadinya gunung meletus, dapat dilihat dari jenis letusannya. Menurut laman esdm.go.id, tinggi rendahnya derajat fragmentasi dan luasnya, juga kuat lemahnya letusan serta tinggi tiang asap, maka gunung berapi dibagi menjadi beberapa tipe erupsi, yaitu:
- Tipe Hawaiian, yaitu erupsi eksplosif dari magma basaltic atau mendekati basalt, umumnya berupa semburan lava pijar, dan sering diikuti leleran lava secara simultan, terjadi pada celah atau kepundan sederhana;
- Tipe Strombolian, erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunungapi sering aktif di tepi benua atau di tengah benua;
- Tipe Plinian, merupakan erupsi yang sangat ekslposif dari magma berviskositas tinggi atau magma asam, komposisi magma bersifat andesitik sampai riolitik. Material yang dierupsikan berupa batu apung dalam jumlah besar;
- Tipe Sub Plinian, erupsi eksplosif dari magma asam/riolitik dari gunungapi strato, tahap erupsi efusifnya menghasilkan kubah lava riolitik. Erupsi subplinian dapat menghasilkan pembentukan ignimbrit;
- Tipe Ultra Plinian, erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan batu apung lebih banyak dan luas dari Plinian biasa;
- Tipe Vulkanian, erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltic sampai dasit, umumnya melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan di sekitar kawah dan sering disertai bom kerak-roti atau permukaannya retak-retak. Material yang dierupsikan tidak melulu berasal dari magma tetapi bercampur dengan batuan samping berupa litik;
- Tipe Surtseyan dan Tipe Freatoplinian, kedua tipe tersebut merupakan erupsi yang terjadi pada pulau gunung berapi, gunung api bawah laut atau gunung api yang berdanau kawah. Surtseyan merupakan erupsi interaksi antara magma basaltic dengan air permukaan atau bawah permukaan, letusannya disebut freatomagmati. Freatoplinian kejadiannya sama dengan Surtseyan, tetapi magma yang berinteraksi dengan air berkomposisi riolitik.