Potret Rumah Mantan Pengusaha di Tengah Hutan Subang, Beratap Daun & Bertenaga Surya
Satu keluarga yang merupakan mantan pengusaha di wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat ini lebih memilih tinggal di tengah hutan ketimbang di kawasan perkotaan. Menurut ibu Aas, istri dari mantan pengusaha, keluarganya memang sengaja memilih di sini karena ingin memiliki kehidupan yang berbeda (berhijrah).
Umumnya sebuah keluarga akan memilih tinggal di kawasan perkotaan agar bisa menjangkau seluruh fasilitas yang dibutuhkan di kehidupan sehari-harinya.
Namun berbeda dengan satu keluarga yang merupakan mantan pengusaha di wilayah Kabupaten Subang ini. Di mana mereka menjatuhkan pilihan untuk membuat rumah di tengah hutan belantara yang jauh dari hiruk pikuk peradaban.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Siapa yang mengibarkan bendera raksasa di Subang? Bupati Subang, Ruhimat, Minggu (13/8) tampak bergelantungan di tali saat ikut membentangkan bendera merah putih raksasa di wilayah Kecamatan Cisalak.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Bagaimana Bupati Subang mengibarkan bendera? Ia diketahui mengamankan diri menggunakan tali khusus pemanjat tebing dengan keamanan yang tinggi.
Melansir dari laman YouTube Alman Mulyana Rabu (14/7), potret rumah keluarga tersebut berhasil mencuri perhatian dengan desainnya yang unik. Rumah tersebut dibuat dari dinding kayu, dengan beratapkan daun kelapa, termasuk memakai sumber aliran listrik dari panel surya. Berikut informasi selengkapnya.
Berbentuk Sederhana Namun Nyaman
©2021 Youtube Alman Mulyana/editorial Merdeka.com
Ibu Aas, begitu pemilik rumah disapa, menjelaskan bahwa ia bersama suami dan ketiga anaknya sudah memilih untuk tinggal di huntan belantara ini selama 23 tahun lamanya.
Menurut dia, tinggal di hutan sudah menjadi pilihannya agar bisa hidup tenang dengan suasana yang nyaman.
Hal itu dibuktikan dengan suasana sekitar kompleks rumahnya yang dikelilingi pepohonan yang tertata rapi, dengan desain bangunan sederhana untuk berlindung dari terik dan hujan
"Jadi saya sama keluarga sudah tinggal kurang lebih 23 tahun, ya sudah jalannya hidup di sini untuk hijrah," kata Bu Aas.
Rumah Panggung dengan Kolam Renang Alami di Depannya
©2021 Youtube Alman Mulyana/editorial Merdeka.com
Saat menjelajah di sekitar tempat tinggal bu Aas, pemilik channel YouTube tersebut begitu kagum dengan desain rumah panggung berbahan batang bambu. Suasana di sekitar pun terlihat asri, dengan gemercik air terjun kecil di kolam renang alami depan rumah.
Selain itu terdapat juga kolam ikan, dengan dikelilingi pagar serta pohon bambu dan jeruk yang makin membuat suasana menjadi teduh dan nyaman. Bu Aas mengakui, walaupun dahulu suaminya mantan pengusaha tetapi memilih tinggal di hutan merupakan pilihan yang tepat.
"Kata orang sih begitu suami saya dulu mantan pengusaha, yang penting sekarang kita nikmati kehidupan yang saat ini dijalani," kata dia, sambil bersemangat menceritakan suasana hutan yang masih alami itu.
Kamar Dibuat Terpisah Menyerupai Kompleks di Tengah Hutan
©2021 Kanal Youtube Alman Mulyana/editorial Merdeka.com
Kemudian di lokasi juga terdapat beberapa bangunan mirip saung (gajebo), yang dijadikan sebagai kamar tidur dari masing-masing anggota keluarga tersebut.
Uniknya, kamar-kamar tersebut terpisah dari bangunan utama rumah dan didirikan di sisi hutan lainnya dengan bentuk serupa berbahan bambu dan atap daun kering. Menariknya lagi, bangunan-bangunan di lokasi amat tertata rapi, dengan struktur panggung dan tangga yang menarik.
"Tempat tidurnya mungkin masing-masing yaa, atapnya juga pakai daun kering. Dan air toiletnya kaya air kulkas," terang pembuat video.
Diketahui, kompleks rumah di kawasan hutan tersebut dibangun sendiri oleh pak Aas selama 23 tahun tanpa bantuan orang lain.
Listrik Memanfaatkan Cahaya Matahari
©2021 Youtube DSF 45/editorial Merdeka.com
Melansir dari YouTube DFS 45, di sekitar area rumah terdapat tiga unit panel tenaga surya untuk kebutuhan listrik di lokasi rumah tersebut.
Ketiga panel itu disambungkan ke sebuah aki dan perangkat elektrik untuk selanjutnya mengalirkan listrik ke lampu-lampu dan beberapa perangkat elektronik lain milik keluarga bapak dan ibu Aas.
"Nah ini dia cara mencari setrum di rumah tengah hutan ini pakai tenaga surya, jadi untuk baterai hp kita harus ngecas dulu di sini," kata pemilik akun.
Terdapat Beberapa Air Terjun
©2021 Kanal Youtube Alman Mulyana/editorial Merdeka.com
Sebagai lokasi yang berada di kawasan pegunungan Tangkuban Parahu, di dekat lokasi juga disebutkan bu Aas terdapat beberapa air terjun yang masih alami.
Namun karena medan yang masih sulit ditembus, dengan rindangnya pepohonan serta tumbuhan liar lainnya si perekam tak berani menuju lokasi air terjun tersebut.
"Kata ibu Aas tadi di sana ada beberapa curug, tapi karena medannya sulit ditembus saya mengurungkan diri ke sana," kata Alman.