Sejarah 21 Februari 1848: Manifesto Komunis Karl Marx Diterbitkan untuk Pertama Kali

Sejarah Karl Marx

Karl Marx lahir di Trier, Prusia, pada tahun 1818. Ia belajar hukum dan filsafat di Universitas Berlin dan Jena. Dikutip dari history.com, awalnya dia adalah pengikut G.W.F. Hegel, filsuf Jerman abad ke-19 yang mencari sistem filsafat yang dialektis dan merangkul semua.

Pada tahun 1842, Marx menjadi editor Rheinische Zeitung, sebuah surat kabar demokrasi liberal di Cologne. Surat kabar itu berkembang pesat di bawah bimbingannya, tetapi pada tahun 1843 pihak berwenang Prusia menutupnya karena terlalu blak-blakan. Tahun itu, Marx pindah ke Paris untuk ikut mengedit ulasan politik baru.

bandonthewall.org

Paris pada saat itu adalah pusat pemikiran sosialis, dan Marx mengadopsi bentuk sosialisme yang lebih ekstrem yang dikenal sebagai komunisme, yang menyerukan revolusi oleh kelas pekerja yang akan meruntuhkan dunia kapitalis.

Di Paris, Marx berteman dengan Friedrich Engels, seorang rekan Prusia yang berbagi pandangannya. Pada tahun 1845, Marx diusir dari Prancis dan menetap di Brussel, di mana ia melepaskan kewarganegaraan Prusianya dan bergabung dengan Engels.

Terciptanya Manifesto Komunis

Dalam dua tahun berikutnya, Marx dan Engels mengembangkan filosofi komunisme mereka dan menjadi pemimpin intelektual gerakan kelas pekerja. Pada tahun 1847, Liga Keadilan, sebuah perkumpulan rahasia yang terdiri dari para pekerja revolusioner Jerman yang tinggal di London, meminta Marx untuk bergabung dengan organisasi mereka.

Marx dan Engels kemudian menamai kelompok itu dengan Liga Komunis dan berencana untuk menyatukannya dengan komite pekerja Jerman lainnya di seluruh Eropa. Pasangan itu ditugaskan untuk menyusun sebuah manifesto yang merangkum doktrin-doktrin Liga.

Kembali ke Brussel, Marx menulis Manifesto Komunis pada Januari 1848, menggunakan traktat yang ditulis Engels untuk Liga pada tahun 1847 sebagai model. Pada awal Februari, Marx mengirim karya tersebut ke London, dan Liga segera mengadopsinya sebagai manifesto mereka.

historyofinformation.com

Banyak gagasan dalam Manifesto Komunis bukanlah hal baru, tetapi Marx telah mencapai sintesis yang kuat dari gagasan-gagasan yang berbeda melalui konsepsi materialistisnya tentang sejarah.

Manifesto itu dibuka dengan kata-kata dramatis, “Sebuah momok menghantui Eropa—momok komunisme,” dan diakhiri dengan pernyataan: “Kaum proletar tidak akan kehilangan apa-apa selain rantai mereka. Mereka memiliki dunia untuk dimenangkan. Pekerja dunia, bersatu!”

Revolusi Eropa

Dalam Manifesto Komunis, Marx meramalkan revolusi yang akan segera terjadi di Eropa. Pamflet itu hampir tidak mendingin setelah keluar dari pers di London ketika revolusi pecah di Prancis pada 22 Februari atas pelarangan pertemuan politik yang diadakan oleh sosialis dan kelompok oposisi lainnya.

Kerusuhan yang terisolasi menyebabkan pemberontakan rakyat, dan pada 24 Februari Raja Louis-Philippe dipaksa turun tahta. Revolusi menyebar seperti api di seluruh benua Eropa. Marx berada di Paris atas undangan pemerintah provinsi ketika pemerintah Belgia, yang takut gelombang revolusioner akan segera melanda Belgia, mengusirnya. Belakangan tahun itu, dia pergi ke Rhineland, di mana dia melakukan pemberontakan bersenjata.

Borjuasi Eropa segera menghancurkan Revolusi 1848, dan Marx harus menunggu lebih lama untuk revolusinya. Dia pergi ke London untuk tinggal dan terus menulis dengan Engels saat mereka mengorganisir lebih lanjut gerakan komunis internasional.

Pada tahun 1864, Marx membantu mendirikan Asosiasi Pekerja Internasional (International Workingmen’s Association) – dikenal sebagai First International– dan pada tahun 1867 menerbitkan volume pertama Das Kapital yang monumental , yang merupakan karya dasar teori komunis.

Menjelang kematiannya pada tahun 1883, komunisme telah menjadi gerakan yang diperhitungkan di Eropa. Tiga puluh empat tahun kemudian, pada tahun 1917, Vladimir Lenin, seorang Marxis, memimpin revolusi komunis pertama yang sukses di dunia di Rusia.