Tak Hanya di Ponorogo, Intip Keunikan Reog Sunda yang Mulai Terlupakan
Dalam setiap pementasannya, tarian tersebut juga kerap diiringi alat musik bambu besar, yang menghasilkan pola ketukan bernama dog-dog. Biasanya Reog Sunda kerap membawakan tema yang jenaka dengan isu sosial yang sedang hangat.
Selama ini Jawa Barat dikenal sebagai salah satu daerah dengan tradisi khasnya yang unik dan beragam. Berdasarkan data dari publikasi Kemdikbud di tahun 2018, setidaknya terdapat 1.165 kesenian yang tercatat.
Salah satu di antaranya adalah Reog Sunda. Tentu tradisi Reog sudah berkembang lawas di Parahyangan sejak dahulu kala. Kesenian tersebut awalnya merupakan sebuah tari-tarian yang kerap dimainkan untuk menyebarkan Agama Islam.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan Rohana Kudus mendirikan surat kabar Soenting Melajoe? Sebagai jurnalis perempuan pertama di Indonesia, Rohana Kudus mendirikan surat kabar khusus perempuan yang ia pimpin sendiri, bernama Soenting Melajoe pada 10 Juli 1912.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Bagaimana para peneliti mendapatkan gambaran tentang perabotan dan bahkan jasad korban letusan? Para peneliti menggunakan teknik cetakan gips untuk mengisi rongga-rongga yang ditinggalkan oleh benda-benda organik yang terurai dalam lapisan vulkanik yang mengubur vila tersebut. Yang mengejutkan, hasilnya adalah bekas cetakan perabotan, kain, dan bahkan jasad korban letusan.
-
Bagaimana kabar terbaru dari seleb dadakan yang meredup? Meskipun popularitas mereka meredup, beberapa dari mereka tetap aktif di media sosial dan masih memiliki pengikut yang setia. Namun, sebagian lainnya * * * * * Kelima seleb dadakan ini viral karena keunikan mereka, baik dari gaya bicara, penampilan, atau konten yang mereka buat. Namun, popularitas mereka yang meredup bisa disebabkan karena kurangnya konten yang menarik, kejenuhan publik, atau munculnya tren baru.
“Pada zaman dahulu Reog sudah berkembang dalam rangka mengibarkan agama islam, hingga tahun 1965 yang mulai terjadi huru hara sampai tahun 1970 an aktivitasnya kian berkurang” kata Endang Tariana, selaku ketua Paguyuban Seni Reog Jawa Barat, seperti dikutip dari kanal Ismail Fahmi (19/11).
Dalam setiap pementasannya, tarian tersebut juga kerap diiringi oleh alat musik bambu besar, yang menghasilkan pola ketukan bernama dog-dog. Reog Sunda banyak dipentaskan di wilayah Kabupaten Sumedang, Bandung serta beberapa wilayah di Tatar Parahyangan lainnya.
Kerap Dipentaskan Oleh Empat Orang
©2020 Kanal Youtube Krisna Euy/Editorial Merdeka.com
Dikutip dari disparbud.jabarprov.go.id, Reog Sunda kerap dimainkan oleh empat orang seperti dalang untuk mengatur jalannya permainan, lalu wakil dalang serta asistennya satu orang untuk membantu hal teknis dan satu orang berikutnya sebagai penabuh dog-dog.
Namun di beberapa daerah Reog juga dipentaskan oleh empat orang dengan seluruh pemainnya memainkan dialog dan diiringi kendang, terompet, gong, dan kecapi serta alat musik modern seperti keyboard dan gitar elektrik.
“Kesenian reog dimainkan oleh empat orang, yaitu seorang dalang yang mengendalikan permainan, wakilnya dan ditambah oleh dua orang lagi sebagai pembantu. Dalang memainkan dogdog berukuran 20 cm yang disebut dogdog Tilingtingtit. Wakilnya memegang dogdog yang berukuran 25 cm yang disebut Panempas, pemain ketiga menggunakan dogdog ukuran 30-35 cm yang disebut Bangbrang dan pemain keempat memegang dogdog ukuran 45 cm yang disebut Badublag,” seperti tertulis di situs tersebut.
Perbedaan dengan Reog Ponorogo
©2020 Kanal Youtube Krisna Euy/Editorial Merdeka.com
Salah satu hal yang mencolok dan menjadi ciri khas dari Reog Sunda adalah tidak terdapatnya topeng besar dan tanpa suasana mistis sama sekali. Selain itu, Reog Sunda juga kerap membawakan tema yang jenaka dengan isu sosial yang sedang hangat.
Seperti terlihat di salah satu video pementasan Reog Sunda di Kabupaten Sumedang yang diunggah di kanal Krisna Euy. Di video tersebut Dinas Pariwisata dan Kebudayaan berupaya mensosialisasikan Adaptasi Kebiasaan Baru lewat pertunjukan Reog Sunda.
“Sampurasun, dina dinten iyeu aya makalangan ti Dinas Pariwisata Kabupaten Sumedang aya sosialisasi perkawis new normal atawa AKB alias Adaptasi Kebisaaan Baru. (Permisi semuanya, di hari ini kami ada pesan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sumedang untuk mensosialisasikan tentang new normal atau AKB alias Adaptasi Kebiasaan Baru),” tutur para pemain Reog Sunda dengan gaya jenakanya tersebut.
Grup Reog Sunda yang Masih Cukup Eksis
©2020 Kanal Youtube Krisna Euy/Editorial Merdeka.com
Saat ini terdapat beberapa grup reog yang masih cukup eksis menghibur masyarakat di Jawa Barat seperti Reog Gembol Grup dari Bojongloa Kaler, Kota Bandung, Reog Gojeh dari Kebon Waru, Batununggal, Kota Bandung serta Reog Family Grup dari Conggeang Kulon, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.