Tanam Melon di Halaman, Petani Muda Ini Raup Untung Berlipat di Masa PPKM Darurat
Dadan mengaku, dari pekarangan seluas 560 meter persegi itu dirinya bisa menghasilkan ratusan kilogram buah melon di setiap masa panen melalui sistem green house atau pertanian dalam ruangan.
Seorang petani muda asal Kampung Ciwaas, Gobras, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya meraup untung berlipat di tengah pemberlakuan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat saat ini.
Petani bernama Dadan Ridwan ini membudidayakan melon jenis gold yang ditanam di halaman rumahnya hingga mendapat keuntungan Rp6 juta di setiap masa panen.
-
Bagaimana tanggapan Titiek Puspa atas kabar hoaks kematiannya? Titiek Puspa, meski santai, mengakui kesal karena berita palsu yang menyebutkan dirinya telah meninggal dunia.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Di mana bukti penyebaran tungau ditemukan? Ini berdasarkan temuan baru para arkeolog di situs garnisun Romawi di Vindolanda di Northumberland, di selatan Tembok Hadrian.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan Titiek Puspa terakhir kali diterpa kabar hoaks kematiannya? “Ya sudah terima kasih dikabarkan apapun, yang penting aku masih disayang Tuhan. Sudah ada 4 kali, 10 malah,” tukasnya.
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
Dadan mengaku, dari pekarangan seluas 560 meter persegi itu dirinya bisa menghasilkan ratusan kilogram buah melon di setiap masa panen melalui sistem green house atau pertanian dalam ruangan.
"Kita enggak usah nyiram satu per satu atau sudah semi teknologi, kita tinggal setting (atur) di timer dengan otomatis satu hari sebanyak lima kali penyiraman," terangnya seperti dilansir dari Liputan6.
Bobot Buah Bisa Capai 1,5 Kg Setiap Pohonnya
Salah satu pelanggan yang memetik sendiri buah melon di Green House milik Dadan
©2021 Liputan6/Merdeka.com
Dadan mengaku sangat terbantu dengan penerapan sistem green house untuk budidaya melonnya itu. Menurutnya, dengan sistem tersebut perawatan pohon jadi lebih praktis, hingga bisa menghasilkan 1 sampai 1,5 kg buah dari setiap pohon.
Keuntungan lain yang dirasakan Dadan adalah tidak perlu melakukan rotasi tanaman, sehingga hasil panen tidak terganggu.
"Alhamdulillah hasil yang kita targetkan sudah tercapai,” ujarnya bangga.
Keuntungan Berlipat Ganda di Masa PPKM Darurat
Dari usahanya itu, Dadan bisa meraup untung hingga Rp6 juta lebih saat masa panen tiba. Setiap tahunnya, Dadan mampu menanam sekitar empat kali sampai lima kali di green house miliknya itu.
Terkait sistem penjualan, ia mengaku bisa melayani konsumen melalui platform online selama masa pandemi ini. Buah melon yang disiapkan untuk pembeli pun berkualitas premium, sehingga disukai pelanggan. Pembeli pun bisa memetik langsung jika datang ke rumahnya.
"Buah yang kita budi dayakan kualitas premium, soal rasa sudah dicek kadar gula di angka 16, jadi kemanisannya sudah bagus," kata dia.
Disukai Pembeli
Salah satu yang merasa puas dengan produk melon gold Dadan adalah Ujang. Ia sebagai pembeli merasa puas dengan produk melon gold tersebut, apalagi ia sudah tiga kali berkunjung.
Menurutnya rasa melon gold di green house Dadan memiliki karakter berbeda dari melon lain, dan lebih awet saat disimpan. Ujang mengaku lebih suka memetik langsung, dan menikmatinya langsung dari pohon.
"Mungkin melon lain agak lembek karena sudah beberapa hari, kalau ini kan ada kerenyah-kerenyah itu, lebih segar," ujar dia.