Tata Cara Sholat Hadiah dan Niatnya, Begini Penjelasan Ulama
Sholat hadiah adalah ibadah yang dilakukan dengan tujuan menghadiahkan pahala sholat kepada seseorang yang telah meninggal dunia.
Sholat ini dikerjakan untuk mereka yang telah berpulang.
Tata Cara Sholat Hadiah dan Niatnya, Begini Penjelasan Ulama
Di antara berbagai jenis sholat, terdapat satu amalan yang sering dilakukan dengan tujuan mulia, yaitu sholat hadiah. Sholat ini unik karena tidak hanya bermanfaat bagi yang melaksanakannya, tetapi juga bagi mereka yang telah berpulang ke rahmatullah. Sholat hadiah adalah ibadah yang dilakukan dengan tujuan menghadiahkan pahala sholat kepada seseorang yang telah meninggal dunia.
Ini merupakan bentuk dari ekspresi kasih sayang dan doa untuk orang yang telah berpulang, dengan harapan bahwa pahala yang dihadiahkan dapat membantu mereka di alam baka.
Artikel ini akan menjelaskan bagaimana niat dan tata cara sholat hadiah, serta bagaimana pendapat ulama tentang ibadah ini.
Niat Sholat Hadiah
Sholat hadiah adalah ibadah yang dilakukan sebanyak dua rakaat dan dilaksanakan di antara waktu magrib dan isya’. Syekh Isma’il Zain menerangkan dalam Qurrat al-’Ain, menurut pendapat Hanabilah (mazhab Hanabilah) dan mayoritas ulama, pahala sholat yang dihadiahkan akan sampai kepada orang meninggal yang ia tuju, tentu atas izin Allah SWT.
-
Bagaimana tata cara sholat hajat? Tata cara sholat hajat sebenarnya tidak berbeda dengan pelaksanaan sholat umumnya. Yang membedakan sholat ini ada pada niatnya.
-
Bagaimana tata cara sholat taubat? Sholat taubat terdiri dari dua rakaat dan satu kali salam. Namun, bisa juga dilaksanakan sebanyak empat sampai enam rakaat. Sholat taubat termasuk dalam sholat nafilah yang tidak dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah.
-
Bagaimana tata cara sholat qodho? Cara mengerjakan sholat wajib dengan niat sholat qodho, sama persis ketika melaksanakan sholat wajib yang ditinggalkan, dalam hal sifat dan tata caranya.
-
Bagaimana tata cara sholat tahajud? Tata cara sholat tahajud dilakukan dengan melakukan rakaat shalat secara dua-dua, dalam satuan yang genap, sedikit atau banyaknya, dan diakhiri dengan shalat witir.
حكم صلاة الهدية سؤال:ما حكم صلاةالهدية للميت التي يصليها الإنسان بين العشائين فهل هي صحيحة ومحصلة لما نواه أولا؟ الجواب: والله الموفق للصواب أن الإنسان إذا صلى شيئا من النوافل ثم وهب للميت وأهداه له فإن ذلك الثواب يصل إلى الميت بإذن الله وهو مذهب الحنابلة وجمهور العلماء والله سبحانه وتعالى اعلم
Artinya: “Hukum shalat hadiah. Pertanyaan: apa hukumnya shalat hadiah untuk mayit, yang dilakukan oleh seseorang di antara Maghrib dan Isya’, apakah sah dan dapat menghasilkan apa yang ia niati?”
“Jawaban: Semoga Allah memberi pertolongan. Sesungguhnya apabila seseorang melaksanakan shalat sunnah, kemudian ia berikan dan hadiahkan untuk mayit, maka pahala shalat tersebut sampai kepada mayit dengan izin Allah. Ini adalah pendapat Hanabilah dan mayoritas ulama. Dan Allah Subahanhu wa Ta’ala maha mengetahui.” (Syekh Isma’il Zain, Qurrat al-‘Ain, hal. 59 seperti dikutip dari NU Online).
Adapun niat sholat hadiah yang bisa dibaca sebagai berikut.
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الهَدِيَّةِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatal hadiyyati rak‘ataini lillāhi ta‘ālā.
Artinya: “Aku menyengaja sembahyang sunnah hadiah dua rakaat karena Allah SWT.”
Tata Cara Sholat Hadiah
Tata cara sholat hadiah ini dijelaskan oleh Syekh An-Nawawi dalam kitab Nihayatuz Zain. Mengutip dari NU Online, berikut tata cara sholat hadiah untuk orang yang sudah meninggal:
روي عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال لا يأتى على الميت أشد من الليلة الأولى, فارحموا بالصدقة من يموت. فمن لم يجد فليصل ركعتين يقرأ فيهما: أي في كل ركعة منهما فاتحة الكتاب مرة, وآية الكرسى مرة, وألهاكم التكاثر مرة, وقل هو الله أحد عشر مرات, ويقول بعد السلام: اللهم إني صليت هذه الصلاة وتعلم ما أريد, اللهم ابعث ثوابها إلى قبر فلان بن فلان فيبعث الله من ساعته إلى قبره ألف ملك مع كل ملك نور وهدية يؤنسونه إلى يوم ينفخ فى الصور
- Tata Cara Sholat Jenazah dalam Agama Islam, Dilengkapi dengan Urutan hingga Bacaannya
- Tata Cara dan Niat Sholat Jamak Taqdim dan Takhir Lengkap, Pahami Ketentuannya
- Tata Cara Sholat Hajat: Mulai dari Niat, Doa Sesudah, sampai Amalan Mustajab
- Tata Cara Sholat Tahajud beserta Bacaan Niatnya, Ketahui Kapan Waktu Terbaik Melaksanakannya
“Setelah salam, ia berdoa, ‘Allahumma inni shallaitu hadzihis shalata wa ta‘lamu ma urid. Allahummab ‘ats tsawabaha ila qabri fulan ibni fulan (sebut nama mayit yang kita maksud),’ Tuhanku, aku telah lakukan sembahyang ini. Kau pun mengerti maksudku. Tuhanku, sampaikanlah pahala sembahyangku ini ke kubur (sebut nama mayit yang dimaksud), niscaya Allah sejak saat itu mengirim 1000 malaikat. Tiap malaikat membawakan cahaya dan hadiah yang kan menghibur mayit sampai hari Kiamat tiba.” [Syekh Nawawi Albantani, Nihayatuz Zain, [Bandung, Al-Maarif], halaman 107).
Pandangan KH Hasyim Asy’ari soal Sholat Hadiah
KH Hasyim Asy’ari yang merupakan Rais Akbar NU pernah menyinggung soal sholat hadiah. Mengutip kumpulan Hasil Bahts al-Masail PWNU Jawa Timur, berikut penjelasan KH Hasyim Asy’ari tentang sholat hadiah.
اورا ويناع فيتواه اجاء اجاء لن علاكوني صلاة رابو وكاسان لن صلاة هدية كاع كاسبوت اع سؤال كارنا صلاة لورو ايكو ماهو اورا انا اصلى في الشرع. والدليل على ذلك خلو الكتب المعتمدة عن ذكرها كايا كتاب تقريب، المنهاج القويم، فتح المعين ، التحرير لن سافندوكور كايا كتاب النهاية المهذب لن احياء علوم الدين، كابيه ماهو أورا انا كاع نوتور صلاة كاع كاسبوت. الى ان قال وليس لأحد أن يستبدل بما صح عن رسول الله انه قال الصلاة خير موضوع فمن شاء فليستكثر ومن شاء فليستقلل، فإن ذلك مختص بصلاة مشروعة.
Artinya: “Tidak boleh berfatwa, mengajak dan melakukan shalat Rabu Wekasan dan shalat hadiah yang disebutkan dalam pertanyaan, karena dua shalat tersebut tidak ada dasarnya dalam syari’at. Tendensinya adalah bahwa kitab-kitab yang bisa dibuat pijakan tidak menyebutkannya, seperti kitab al-Taqrib, al-Minhaj al-Qawim, Fath al-Mu’in, al-Tahrir dan kitab seatasnya seperti al-Nihayah, al-Muhadzab dan Ihya’ Ulum al-Din. Semua kitab-kitab tersebut tidak ada yang menyebutkannya.”
“Bagi siapapun tidak boleh berdalih kebolehan melakukan kedua shalat tersebut dengan hadits shahih bahwa Nabi bersabda, shalat adalah sebaik-baiknya tempat, perbanyaklah atau sedikitkanlah, karena sesungguhnya hadits tersebut hanya mengarah kepada shalat-shalat yang disyari’atkan.”