Tedampak Pandemi, Agen Travel di Bandung Ini Banting Setir Jual Kain Kafan Premium
Industri tour and travel menjadi salah satu sektor yang paling terdampak saat dihantam gelombang Covid-19. Bahkan untuk sekedar bertahan hidup, mereka harus rela melakukan apapun, termasuk menjual kain kafan.
Industri tour and travel menjadi salah satu sektor yang paling terdampak saat dihantam gelombang Covid-19. Bahkan untuk sekedar bertahan hidup, mereka harus rela melakukan apapun, termasuk menjual kain kafan.
Usaha itu yang kini dijalankan Edwin Miftahudin, seorang pemilik agen perjalanan Umroh asal wilayah Bandung, Jawa Barat. Di mana ia terpaksa mengubah haluan dengan menjual produk kematian yang dikemas secara menarik sehingga terlihat lebih lengkap sesuai kebutuhan.
-
Kenapa surat kabar menjadi primadona di Bandung? Di era kejayaannya, surat kabar menjadi primadona bagi masyarakat yang tengah menantikan informasi.
-
Apa yang sebenarnya terjadi di foto-foto yang beredar di media sosial tentang Bandung yang dipenuhi salju? Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut merupakan hasil suntingan dan telah beredar dari tahun lalu.
-
Apa yang terjadi di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Bandung Barat? Sebagaimana diberitakan, puluhan rumah di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diterjang longsor pada Minggu (24/3/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Bagaimana Sariban menyebarkan pesan kebersihan di Bandung? Di sepeda tuanya, ia menuliskan pesan untuk masyarakat agar membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya. Imbauan ini diserukan agar banyak orang yang makin sadar akan kebersihan lingkungan demi masa depan.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
"Jadi bisa di bidang travel itu memanglah pasti awalnya normal, tapi setelah itu munculnya pandemi ini kemudian usaha travel harus ditutup," tutur Edwin kepada wartawan Senin (11/10), melansir dari kanal YouTube Liputan6 SCTV.
Usaha Travel Terjun Bebas ke Angka Nol
Edwin, pengusaha travel yang banting setir jadi penjual kain kafan premium
©2021 Youtube Liputan6 SCTV/editorial Merdeka.com
Dalam kesempatan itu Edwin mengatakan, munculnya wabah yang diduga berasal dari Wuhan, China tersebut turut membuat usahanya tidak hanya turun, namun langsung terjun bebas hingga ke angka nol.
Keadaan tersebut membuatnya tidak punya cara lain untuk bisa tetap bertahan. Terlebih kebijakan pemerintah melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM makin membuat usaha perjalanan umrohnya kian mandeg total.
"Jadi dampaknya ketika usaha lain mungkin hanya turun, tapi sektor perjalanan seperti ini langsung switch off ke angka nol dan tidak ada penghasilan sama sekali," tutur Edwin, sembari mengingat masa-masa sulit awal wabah Covid-19.
Mempertahankan Karyawan Agar Tak Dirumahkan
Edwin mengungkapkan, upayanya menjual barang di luar kebutuhan travel semata bukan demi kepentingan pribadinya, melainkan menyangkut para karyawannya agar tidak harus dirumahkan dan tetap memiliki penghasilan. Dari situ dirinya bertekad memutar setir dengan menjual perlengkapan jenazah.
Selain membuka usaha tersebut, ia juga mencoba melebarkan sayap dengan mengajak mantan chef dan pegawai hotel yang dirumahkan untuk membuka bisnis kuliner seperti sate dan nasi goreng di kawasan Margahayu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
"Kegiatan ini berjalan berdasarkan hasil diskusi, serta bimbingan dari mentor bisnis. Selain itu ketika memulai menjual kain kafan premium ini juga kasus kematian akibat wabah sedang tinggi. Untuk restoran sendiri kami mulai di bulan Juli tahun lalu, jadi efek baik kita buka cabang baru dengan mengajak karyawan hotel yang dirumahkan," ungkapnya.
Membantu Geliat Industri Lain yang Terdampak
Produk kuliner yang dijual Edwin, seperti sate dan nasi goreng.
©2021 Youtube Liputan6 SCTV/editorial Merdeka.com
Usaha kain kafan premiumnya sendiri selama ini juga turut membantu pengusaha lain di sekitar Jawa Barat untuk bertahan dari dampak wabah.
Ia menyebutkan salah satunya perajin tikar di Tasikmalaya yang kembali bergeliat, usai pihaknya memesan berskala besar di sana. Kemudian ada juga industri koper dan UMKM kapas yang akhirnya bisa tetap bertahan memenuhi pesanan dari perusahaannya.
"Dari kain kafan premium ini kita coba multiplier effect ke beberapa sektor ya seperti industri koper, UMKM kapas, sampai tikar dari Tasikmalaya yang sebelumnya kekurangan order dan sekarang banyak order juga dari kita. Intinya kita mencoba memberikan efek ini juga ke para vendor," terangnya.
Paket Kain Kafan Premium
Sementara itu, salah seorang karyawan di tempat usaha Edwin, Hanifah menjelaskan jika produk kain kafan premium tersebut dirasa amat membantu masyarakat saat kasus kematian akibat Covid-19 meningkat. Pasalnya warga tidak perlu mencari bahan lain ke beda tempat, karena di sini sudah tersedia lengkap.
Dalam satu paket kain kafan premium sudah tersedia koper sebagai tempat, tikar, serbuk bidara, kapas, kapur barus, minyak dan lainnya.
"Awal saya gabung ke sini memang ngerasa takut juga, tapi setelah itu saya menemukan sisi yang unik. Karena biasanya warga atau masyarakat itu harus membeli kain kafan harus ke toko kain. Nah tapi di sini peralatannya sudah disediakan dengan lengkap, dan itu jadi salah satu yang bisa dikenalkan ke masyarakat dan motivasi untuk saya bekerja," terangnya.
Maksimalkan Penjualan Online dan Offline
©2021 Youtube Liputan6 SCTV/editorial Merdeka.com
Produk kain kafan milik Edwin dijual secara masif dengan dua metode, yakni online dan offline. Untuk yang offline ia memanfaatkan sejumlah rekanan di mitra travel, tokoh agama hingga para ibu rumah tangga.
Terakhir, Edwin sempat membagikan resep suksesnya berdasarkan ilmu dari mentor bisnisnya sehingga bisa bertahan di masa pandemi.
"Untuk hal ini saya dapet nasihat lah dari guru bisnis. Ketika masa normal, karyawan itu bekerja buat kita. Ketika masa pandemi mungkin kita lah sebagai owner yang bekerja untuk karyawan lebih keras lagi. Akhirnya muncul lah peluang-peluang tadi," tandasnya.