Terlalu Lama Belajar Online, Siswa Kelas 4 SD di Cianjur Ini Lupa Cara Membaca
Fenomena tersebut justru membuat anak-anak Sekolah Dasar (SD) kewalahan. Bahkan, ada anak kelas 4 SD lupa cara membaca, seperti yang terjadi di SD Negeri Ibu Dewi 1, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Pandemi Covid-19 membuat sektor pendidikan terdampak. Kondisi ini memaksa sekolah memberlakukan belajar jarak jauh secara online. Kondisi ini berlangsung cukup lama hingga 1,5 tahun.
Ironisnya, fenomena tersebut justru membuat anak-anak Sekolah Dasar (SD) kewalahan. Bahkan, ada anak kelas 4 SD lupa cara membaca, seperti yang terjadi di SD Negeri Ibu Dewi 1, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
-
Kenapa Alun-alun Ciranjang menjadi daya tarik baru di Cianjur? Alun-alun Ciranjang menjadi destinasi wisata baru yang bisa dikunjungi saat singgah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Lokasi tersebut kini tampak indah, dan rapi, setelah dibenahi oleh Pemprov Jabar dengan anggaran Rp10,3 miliar.
-
Di mana wilayah yang menjadi pusat peredaran narkoba di Cianjur? Berdasarkan pemetaan oleh polisi, peredaran narkoba rawan terjadi di wilayah utara, selatan dan timur Kabupaten Cianjur.
-
Kenapa kasus Vina Cirebon ditarik ke Polda Jabar? Kemudian ramai itulah yang kemudian kasus ini ditarik ke Polda Jabar. Jadi sesama tahanan saling pukul sehingga membuat mereka lebam-lebam," ucap dia.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Mengapa Cianjur menjadi daerah rawan peredaran narkoba? Penyebab dari rawannya peredaran narkoba di sana tidak terlepas dari posisi Kabupaten Cianjur yang dijadikan sebagai destinasi wisata sehingga banyak disinggahi warga luar daerah.
"Iya, saya sampai kaget saat dilakukan inspeksi mendadak (sidak) ada siswa pelajar kelas IV SD Negeri Ibu Dewi 1 Cianjur lupa membaca," ujar Bupati Herman Suherman, Senin (13/9/2021) saat meninjau pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di PPKM Level 2 di Cianjur, melansir laman Dream.co.id.
Latar Belakang Keluarga Mempengaruhi
Bupati Cianjur, Herman Suherman ©2021 hermansuherman.com/Merdeka.com
Herman mengatakan, selain proses belajar online, ternyata latar belakang keluarga juga memengaruhi kualitas belajar anak usia Sekolah Dasar.
Menurutnya, latar belakang ekonomi rendah mengakibatkan keluarga tersebut tak memiliki perangkat telepon genggam juga pulsa dan kuota. Sehingga, membuat mereka tidak bisa mengikuti proses belajar daring secara maksimal.
"Salah satu contohnya siswa di SD Negeri Ibu Dewi 1, ternyata orang tuanya saat dikunjungi gurunya, secara ekonomi masuk ke dalam kategori pendapatan rendah, katanya nggak punya handphone, apalagi harus membeli pulsa," katanya.
Anak Kurang Pendampingan saat Belajar
Merespons hal ini, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur, Himan Haris mengatakan, banyak siswa lupa cara membaca karena proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas kurang pendampingan dari para orang tua. Sehingga, siswa hanya belajar sendiri.
Menghadapi kondisi itu, pihaknya berkoordinasi dengan para guru di SD untuk mencari solusi dari permasalahan ini.
"Memang murid kelas 4 SD tersebut lupa membaca karena kelamaan di rumah, dan setelah kami telusuri ternyata ibunya bekerja dan ayahnya sudah meninggal, jadi tidak ada yang memperhatikannya saat belajar di rumahnya," imbuhnya.
Solusi dari Bupati
Bupati Herman Suherman memberikan solusi yang bisa digunakan untuk mencegah berlarutnya masalah ini. Ia melanjutkan, lupa membaca menjadi salah satu indikator menurunnya kualitas pendidikan. Kondisi ini terjadi di hampir semua daerah, termasuk Cianjur.
Herman menginstruksikan para guru untuk segera menangani persoalan ini. Dia meminta para guru memberikan pelajaran tambahan agar para siswa bisa kembali membaca.
"Hampir semua daerah yang ada di seluruh Indonesia mengalami hal yang sama, terutama di dunia pendidikan, indikatornya pun sama," ucapnya.