Tak Ada Kambing Peliharaan di Baduy, Ternyata Ini Alasan di Baliknya
Masyarakat adat Baduy sejak dahulu tidak ada yang memelihara kambing.
Masyarakat adat Baduy sejak dahulu tidak ada yang memelihara kambing.
Tak Ada Kambing Peliharaan di Baduy, Ternyata Ini Alasan di Baliknya
Kambing biasanya menjadi hewan yang mudah ditemui di banyak perkampungan masyarakat. Hewan ini menjadi peliharaan warga untuk dijual, maupun dikonsumsi sendiri daging dan susunya. Namun kondisi demikian tidak akan ditemui di perkampungan adat Baduy, Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten. Di sepanjang jalan desa, warganya tidak ada yang memiliki kandang kambing apalagi sampai merawatnya di pekarangan rumah. Hal ini karena adanya perintah leluhur untuk tidak memelihara, termasuk mengonsumsi kambing. Pamali itu sampai saat ini masih terus dilestarikan sebagai salah satu kearifan lokal komunitas Baduy. Berikut selengkapnya.
-
Kenapa orang tidak boleh mengambil gambar di Baduy Dalam? “Jadi memang di Baduy (Dalam) ini menggunakan hukum adat, jadi mungkin tidak bisa modern seperti di luar,” kata salah satu warga Baduy Luar, Udin.
-
Kenapa aturan di Baduy Dalam sangat ketat? Tujuannya agar manusia tidak terjerumus keserakahan duniawi dan melupakan tatanan hidup nenek moyang.
-
Siapa yang tidak bisa tinggal di rusun di Kampung Bayam? Permasalahan di Kampung Bayam memang hingga saat ini tidak kunjung tuntas. Salah satu polemik utamanya warga asli kampung Bayam tidak bisa tinggal di rusun yang telah dibangun oleh Pemprov DKI Jakarta setelah bangunan mereka digusur untuk pembangunan Jakarta International Stadion (JIS).
-
Mengapa kain tenun Baduy dianggap sakral? Kain tenun Baduy dianggap sakral dan memiliki nilai yang kuat.
-
Kenapa kita gak boleh sembarangan buang pecahan kaca? Dibuang dengan sembarangan, sampah kaca bisa menjadi ancaman serius karena dapat menyebabkan cedera jika terinjak atau melukai orang lain.
-
Kapan Bumi akan benar-benar tidak dapat dihuni? Ini karena, jarak Bumi dari matahari terus bertambah 0,25 selama 5 miliar tahun ke depan.
Perintah leluhur
Salah seorang warga Baduy, Emen menceritakan ragam kearifan lokal warga setempat, salah satunya tidak boleh memelihara kambing. Menurut dia, masyarakat adat Baduy masih mematuhi ajaran leluhur sebagai pedoman hidup sehari-hari. Ini juga yang membuat alam dan linkungan sekitar Baduy tetap asri dan terjaga dari perusakan hutan. Masyarakat menjadikan perintah leluhur sebagai ajaran sehari-hari, agar saling menjaga antara alam, manusia, dan kondisi sosial kemasyarakatannya.
Tidak ada kambing sama sekali
Seperti disampaikan Emen, warga setempat masih menganggap memelihara kambing sebagai pantangan. Ini bisa dilihat dari tidak adanya kandang-kandang kambing di rumah warga setempat. Walau demikian Emen tidak mengetahui persis alasan keturunan Baduy tidak boleh memelihara kambing. Pantangan ini hanya disampaikan sebagai bentuk pamali yang tidak boleh dilanggar. “Kami juga tidak tahu sejarahnya seperti apa, karena kata orang tua pelihara hewan seperti kambing tidak boleh karena bukan kelakuan orang adat,” ucap Emen, dikutip dari kanal YouTube Seputar Baduy, Rabu (12/7).
Menghindari konflik antar tetangga
Dalam kesempatan itu, Emen kemudian melanjutkan bahwa alasan warga Baduy tidak ada yang memelihara kambing lantaran bisa memicu konflik antar tetangga. Sumber gambar: Unsplash
Menurut dia, kambing seringkali memakan tanaman milik warga sehingga memicu konflik. Berdasarkan cerita itu, warga setempat akhirnya memilih untuk tidak memelihara kambing. “Jadi kalau ada yang memelihara kambing atau sapi itu kadang-kadang cerewed (mengganggu) sama tetangga, jadi merusak tanaman gitu, kadang-kadang, jadi akhirnya diputuskan memang tidak boleh, ” terangnya.
Tidak ada yang memelihara kambing sejak dahulu
Menurut Emen, masyarakat adat Baduy sejak dahulu tidak boleh memelihara kambing sama sekali. Selain itu, sapi dan kerbau juga tidak boleh dipelihara. Ini dianggap bukan kebiasaan warga Baduy memelihara kedua hewan tersebut. “Jadi memelihara itu tadi termasuk bukan kelakuan orang adat, jadi itu kelakuan orang luar, karena ini termasuk usaha kan ya, ” katanya
Boleh pelihara anjing
Emen menambahkan, masyarakat Baduy boleh memelihara anjing lantaran dianggap sebagai penjaga. Ini bisa dilihat dari banyaknya hewan tersebut yang bebas berkeliaran. Selain itu, anjing sangat berjasa membantu masyarakat adat Baduy untuk berburu dan mencari sumber penghidupan di hutan. “Jadi anjing ada beberapa yang punya, dan ini nggak masalah sih. Jadi ini karena orang-orang tua dulu itu di gubug melihara anjing, karena mereka memeilihara ayam, anjing ini untuk menjaga,” kata Emen.