Unik Alat Musik Gamelan di Majalengka Terbuat Dari Batu, Begini Potretnya
Di tangan sekelompok pemuda asal Kampung Girimukti, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka ini, bongkahan batu bisa diubah menjadi seperangkat alat musik menyerupai gamelan Sunda.
Memiliki tekstur keras dan padat, membuat batu kerap digunakan untuk kebutuhan konstruksi bangunan. Namun siapa sangka, di tangan sekelompok pemuda asal Kampung Girimukti, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka ini, bongkahan batu bisa diubah menjadi seperangkat alat musik menyerupai gamelan Sunda.
Seperti terlihat dalam unggahan Instagram @kiriknguyuh, Rabu (22/09) lalu, sekelompok remaja dari Kelompok Seni Kirik Nguyuh memainkan alat musik gamelan unik dari susunan batu yang diberi nama Sorawatu tersebut.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
-
Siapa yang diduga berselingkuh dalam berita tersebut? Tersandung Dugaan Selingkuh, Ini Potret Gunawan Dwi Cahyo Suami Okie Agustina Gunawan Dwi Cahyo suami Okie Agustina kini sedang menjadi sorotan usai foto diduga dirinya menyebar di sosial media.
Memiliki Nada Unik
©2021 Youtube Kirik Nguyuh/ Merdeka.com
Sebagai alat musik tradisional, sorawatu memiliki susunan nada yang unik layaknya suara gamelan. Dalam postingan di akun tersebut, terlihat sejumlah kunci nada yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan ketukan dari musik yang dimainkan.
Jika diamati, suara yang keluar dari batu berbentuk pipih itu sepintas memiliki nada serupa alat gamelan dengan nada pentatonis, yang terdiri dari lima sampai tujuh tangga nada (pelog) seperti do, mi, fa, sol, si, re, do.
Sorawatu berasal dari istilah bahasa Sunda yakni Sora yang artinya suara, dan watu yang berarti batu. Cara memainkannya serupa dengan gamelan yakni dipukul.
Dimainkan sampai Yogyakarta
©2021 Youtube Kirik Nguyuh/ Merdeka.com
Baron, pegiat komunitas seni Kirik Nguyuh yang juga pembuat gamelan sorawatu di Kampung Girimukti menjelaskan, alat musiknya kerap dimainkan di berbagai acara kebudayaan lokal di Kabupaten Majalengka.
Bahkan beberapa tahun lalu, dirinya bersama para remaja pegiat seni pernah diundang di acara festival gamelan di Kota Yogyakarta.
“Sorawatu ini pernah terlibat di Jogja Gamelan Festival, kemudian kami juga pernah terlibat di acara Bukan Musik Biasa, termasuk meramaikan acara musik daerah yang diadakan oleh Kementerian Ekonomi Kreatif hingga bermain bersama Kemendikbud,” kata Baron, Minggu (3/10) melansir Youtube Jurnal Suma.
Harus Dimainkan dalam Keadaan Tenang
©2021 Youtube Kirik Nguyuh/ Merdeka.com
Menurut Baron, alat musik yang pertama dikenalkan tahun 2018 ini memiliki pesan tersendiri saat dimainkan oleh nayaga (penabuh gamelan). Sorawatu dikatakan sebagai alat musik yang hidup, karena menimbulkan bunyi kendati berasal dari bongkahan batu andesit.
Ia menerangkan, sorawatu akan menghasilkan nada pentatonis yang unik dan mengalir saat pemainnya dalam keadaan tenang dan fokus.
“Gamelan sorawatu ini sudah kita launching atau dipopulerkan pada Festival Kawin Batu Majalengka yang ke tiga, tepatnya di tahun 2019,” terangnya.
Bawa Pesan Khusus
©2021 Youtube Kirik Nguyuh/ Merdeka.com
Gamelan sorawatu juga membawa pesan khusus seputar alam dan lingkungan khususnya di wilayah Majalengka.
Baron menambahkan, batu sebagai bahan utama alat musik tradisional tersebut cukup membawa inspirasi terciptanya alat musik tersebut. Karena itu, melalui alunannya sorawatu diharapkan menjadi pengingat agar manusia bisa menjaga alam serta kesenian tradisional di sekitarnya.