Analisis Psikolog soal Kepribadian Sekeluarga Tewas di Kalideres
Setelah melalui proses yang psikologi forensik, sambungnya, disimpulkan bahwa kematian empat orang tersebut dilakukan dengan cara yang sama dan wajar. Dalam arti tidak ada yang bunuh diri, kecelakaan atau pembunuhan.
Kepolisian dan para ahli membeberkan hasil penyelidikan kasus kematian sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat. Pendapat Ahli dari Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia, sekeluarga di Kalideres mati dengan cara yang wajar, bukan karena hal-hal lain termasuk pemahaman aliran tertentu.
"Jadi keempatnya mati dengan cara yang wajar. Bukan dengan cara kematian-kematian yang lain. Sekaligus menepis dugaan perilaku atau paham apokaliptik, atau sekte," kata Ketua Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (APSIFOR), Reni Kusumowardhani, dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jumat (9/12).
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Kenapa Pantai Cemara Cipanglay sempat viral? Sebelumnya, Pantai Cemara Cipanglay sempat viral di media sosial, karena jadi salah satu pantai yang tersembunyi dan belum banyak diketahui masyarakat umum.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Dimana kelima mayat itu ditemukan? Menurut Fathir lima mayat itu ditemukan pihaknya di sebuah ruangan lantai 15 UNPRI usai menggeledah kampus swasta tersebut.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
Reni menjelaskan proses pemeriksaan psikologi forensik yang dilakukan pihaknya terhadap empat jenazah. Keempat jenazah yakni Rudyanto Gunawan (suami), Reni Margaretha (istri), Dian (anak) dan Budiyanto (adik Rudyanto). Pemeriksaan yang disebut autopsi psikologi ini dilakukan untuk melihat rating lethality atau penyebab kematian dari para korban.
"Proses yang kami lakukan dengan mengidentifikasi 15 area psikologi. Antara lain mulai dari usia, pernikahan, agama untuk memastikan pemilik KTP orang yang sama dengan di lokasi kejadian, dan beberapa area perilaku yang kemudian menyimpulkan jadi rating lethality," jelasnya.
Setelah melalui proses yang psikologi forensik, sambungnya, disimpulkan bahwa kematian empat orang tersebut dilakukan dengan cara yang sama dan wajar.
"Tidak pada cara lain seperti kecelakaan, bunuh diri atau pembunuhan," tegasnya.
Meski mereka memiliki cara mengakhiri hidup yang sama, tetapi dari pemeriksaan yang dilakukan, ditemukan ada situasi psikologis yang teridentifikasi berbeda dari para korban.
"Kami menariknya dari pola-pola identifikasi psikologi serta kepribadian mereka yang meninggal dunia. Kenapa harus kepribadian? Karena ada perilaku kepribadian seseorang dipengaruhi karakteristik kepribadian. Ini berkembang sejak masa kelahiran hingga dia dewasa, makanya kami telusuri dengan mundur ke belakang dalam kehidupan mereka sekaligus kerentanan psikososial masing-masing," beber Reni.
Salah satu proses identifikasi psikologi yang dilakukan dengan menggali informasi dari informan yang dipastikan mengenal empat orang tersebut.
Pada sosok Rudiyanto, dikenal sebagai sosok dengan kepribadian yang ditampilkan sebagai orang baik. Itu sebabnya, proses kematiannya disebut wajar. Bisa karena usia atau kemungkinan sakit.
"Atau karena penyakit, karena ada temuan kepasrahan pada keadaan yang terjadi hingga tidak mencari bantuan memilih mengikuti apa yang dilakukan keluarganya tapi tampaknya tak berhasil," katanya.
Perihal asalan Rudyanto tidak makamkan ketika meninggal, karena situasi keuangan menipis. Dugaan tu dikuatkan dari angka pada buku tabungan yang ditemukan di rumah itu termasuk catatan uang keluar dan masuk.
Ditambah lagi, keluarga Rudyanto sejak 20 tahunan memilih jaga jarak dengan kerabatnya yang lain. Sehingga komunikasinya dengan keluarga terputus.
"Hal itu membuat mereka enggan meminta pertolongan atau dukungan. Hal seperti itulah diduga membuat Bapak Rudy tidak dimakamkan," jelasnya.
Sedangkan pada sosok Reni Margaretha, memiliki ciri kepribadian yang unggul, baik, ingin dinilai kuat, lebih dari yang lain, motivasi tinggi, dominan dan tidak mau terlihat lemah.
"Sehingga tidak terlihat ada kemungkinan bunuh diri, rating lethality akhirnya putuskan cara kematian wajar, tidak ditemukan indikator kematian disebabkan hal lainnya," katanya.
Dalam situasi kematian Reni, sambungnya, keunikan ditemukan saat korban Dian yang merupakan anak Reni, membangun keyakinan ibunya masih hidup. Bahkan terhadap jenazah diperlakukannya sangat baik. Terlihat dari alas jasadnya yang sangat bersih, posisinya juga dibuat seperti berbaring orang tidur, sangat terawat.
"Tapi lagi-lagi kerena alasan keuangan menipis untuk yang tersisa yakni Budiyanto dan Dian masih hidup, sulit bagi keduanya meminta bantuan keluarga, akhirnya Ibu Reni juga tidak dimakamkan," jelasnya.
Kemudian sosok Budi Gunawan dicirikan sebagai sosok yang unik, sering merasa iri hati, keras kepala, bertingkat laku dan pemikiran tak lazim. Budiyanto juga suka hal-hal klenik dan perdukunan. Bahkan memiliki guru spiritual.
"Sudah dilakukan sejak SMA, namun sangat berperan bantu rumah tangga berempat," jelasnya.
Lewat perdukunan yang dilakukan, Budiyanto berharap bisa sembuh dan memperbaiki kehidupannya. Sayangnya harapan itu tak kunjung datang, malah berujung pasrah bahkan berujung menjual aset.
"Hingga kemudian, psikologisnya jadi tidak berdaya, keadaan tidak berdaya ini dapat picu stres dan memperburuk kondisi fisik dan kesehatannya. Sehingga rating kematiannya dengan cara wajar karena usia atau sakit," jelasnya.
Terakhir korban Dian, memiliki karakteristik yang suka menekan dan merefresh emosi negatif yang muncul. Dian tipikal orang yang sulit mengambil keputusan dan sangat bergantung pada ibunya.
"Bukan tipikal orang yang mengambil keputusan cepat, dipengaruhi pola asuh, ketergantungan pada orang sekitarnya, hingga dia kurang mampu cari solusi dalam situasi ketidakberdayaan. Tiga lainnya meninggal dia tak berdaya," jelas Reni.
Meski demikian, Dian tampak masih memiliki semangat ingin hidup. Hal itu diketahui dari bagaimana Dian masih coba membeli makanan dan membersihkan rumahnya. Meskipun menurut penjelasan keluarga, Dian memiliki masalah fisik dan psikologi hingga bisa hidup satu rumah dengan jenazah.
"Situasi ini melampaui kemampuan Bu Dian merespons secara adaptif, tidak punya sumber daya yang memadai baik dari dalam diri maupun lingkungan luar. Tapi dipastikan kematiannya bukan karena ingin bunuh diri, atau karena pihak lain, tapi karena kematian wajar," tutup Reni.
(mdk/lia)