Antisipasi DBD, 1.400 Ember Isi Telur Nyamuk Ber-Wolbachia Disebar di Jakarta Barat Pekan Depan
Setiap dua minggu sekali perkembangbiakan dari telur nyamuk bakal dilihat dan dievaluasi
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta bakal menyebar total 1.400 telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia di wilayah Kembangan Utara, Jakarta Barat pada 27 September 2024. Hal ini dilakukan sebagai implementasi pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD).
Hal ini disampaikan oleh Plt. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr. Maryati Kasiman, M.K.K.K. dalam 'Podcast Rabu Belajar'.
- Apakah Nyamuk Wolbachia Menularkan Bakteri ke Manusia? Ini Penjelasan Dinkes DKI
- Tekan DBD, Kemenkes Target Penyebaran Nyamuk Wolbachia di 230 Kabupaten dan Kota Dalam Lima Tahun
- Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Badung Diperluas, Terungkap Ini Alasannya
- Pemprov Kaltim Atasi DBD dengan Penyebaran Nyamuk Wolbachia
"Insyaallah di Jakarta Barat kita akan melakukan implementasi dan rilis nyamuk ber-wolbachia ini di tanggal 27 September," kata Maryati dalam podcast di laman YouTube Pemprov DKI Jakarta, dikutip Rabu (18/9).
Maryati mengatakan, pengendalian DBD melalui nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia sudah dilakukan di empat kota lainnya yang dipilih Kementerian Kesehatan (Kemenkes), meliputi Bandung, Kupang, Semarang, dan Bontang pada 2023.
Menurut Maryati, sebelum telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia disebar, pihaknya akan melakukan mapping area dengan ukuran 50 x 50 meter. Satu area bakal diletakkan satu ember berisi telur nyamuk serta pakannya.
"Contoh di Kembangan Utara itu kalau di mapping itu dihitung ada sekitar 1.400 grid gitu. Artinya ada 1.400 ember berisi telur-telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia yang ditempatkan," jelasnya.
Nantinya, setiap dua minggu sekali perkembangbiakan dari telur nyamuk bakal dilihat dan dievaluasi. Proses pemantauan akan berlangsung selama lebih kurang enam bulan.
Maryati bilang, diperlukan peran orang tua asuh untuk memantau telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia. Orang tua asuh adalah orang yang bersedia lahan atau rumahnya ditempati ember-ember berisi telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia.
"Karena kita tahu bahwa ember kadang-kadang kalau di lapangan atau di luar, di depan rumah itu bisa ketendang, bisa karena hujan terus jatuh. Maka kita butuh nih orang tua asuh untuk bisa ditempatkan ember-ember berisi telur berwolbachia ini," ucapnya.
Maryati berharap, melalui implementasi ini, populasi nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia menjadi banyak. Sehingga, Jakarta bisa menjadi provinsi yang bebas dari kasus DBD.
"Ketika kita dikatakan berhasil, populasi nyamuk yang ber-wolbachia itu menjadi 60 persen dibandingkan yang lainnya. Nanti ada ahlinya dari entomolog yang akan melihat, mengecek nyamuk gitu ya, diperiksa PCR apakah ini ber-wolbachia atau tidak," kata dia.
- Pilkada Jatim, Risma Bakal Terapkan SLTA Tanpa Bayar dan Makan Siang Gratis
- Nestapa Petani di Bromo, Diperintah Rawat Tanaman Ternyata Ladang Ganja Berujung Bui
- Gempa Bumi 5,3 Magnitudo Guncang Padang Sidempuan
- Veddriq Leonardo, Peraih Medali Emas Olimpiade Paris 2024 Dapat Tiket Pesawat Gratis Seumur Hidup
- Operasi Sikat Jaya, 341 Orang Terlibat Kasus Kriminal Dalan Kurun Waktu 15 Hari
Berita Terpopuler
-
VIDEO: Jokowi Tak Mau Buru-Buru soal Pindah ke IKN "Pindahan Rumah Ruwetnya Saja Kayak Gitu"
merdeka.com 19 Sep 2024 -
VIDEO: Jokowi soal Pindah ke IKN "Semua Harus Dipersiapkan, Tinggal Bawa Baju"
merdeka.com 19 Sep 2024 -
Respons Jokowi soal Seskab Definitif Pengganti Pramono Anung
merdeka.com 19 Sep 2024 -
Jokowi: Pekerjaan akan Hilang 85 Juta di Tahun 2025, Muncul Otomasi & AI
merdeka.com 19 Sep 2024 -
Jokowi Cerita Sempat Dibisiki 'Hati-hati Digulingkan' Saat Ingin Ambil Alih Freeport
merdeka.com 19 Sep 2024