Cegah Tawuran Warga, Polisi Diminta Lakukan Pendampingan Intensif Khusus ke Anak Muda
Sepanjang 2021, tawuran pecah antarwarga Johar Baru terjadi lebih dari tiga kali.
Tawuran antar warga kembali terjadi Jakarta. Tepatnya di Johar Baru, Jakarta Pusat pada Senin (16/8) dini hari kemarin.
Mencegah tawuran antarwarga terus terulang, Sosiolog dari Universitas Indonesia, Ida Ruwaida, meminta polisi melakukan pendampingan intensif terhadap kelompok warga usia muda.
-
Dimana biasanya tawuran pelajar terjadi di Jakarta? Biasanya tawuran antar pelajar terjadi di rute berangkat dan pulang sekolah. Mereka hapal betul angkutan umum apa saja yang digunakan dan menjadi target sasaran.
-
Kapan Kota Tua Jakarta didirikan? Sejarah Kota Tua Jakarta berawal pada 1526, ketika Fatahillah, seorang komandan dari Kesultanan Demak, menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan milik dari Kerajaan Pajajaran.
-
Kapan tawuran pelajar pertama di Jakarta terjadi? Tercatat tawuran itu terjadi pada 29 Juni 1968, di mana dalam catatan tersebut tawuran terjadi antara siswa SMA (Sekolah Menengah Atas) dengan siswa dari STN (Sekolah Tehnik Negeri) dan menimbulkan sebanyak 8 orang korban.
-
Siapa saja yang menjadi korban tawuran pelajar di Jakarta? Dahulu, korbannya tidak hanya sesama pelajar, namun juga para guru juga rentan menjadi sasaran.
-
Dimana lokasi wisata Kota Tua Jakarta? Kota Tua terletak di Jakarta Pusat, wilayah utara.
-
Kapan Kota Tua Jakarta dibangun? Kota ini hanya seluas 15 hektare dan memiliki tata kota pelabuhan tradisional Jawa. Kemudian di tahun 1619, VOC di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen, Jayakarta pun dihancurkan. Setahun kemudian, kota baru bernama Batavia dibangun oleh VOC untuk menghormati Batavieren, yaitu leluhur bangsa Belanda.
Pendampingan dilakukan mengingat tawuran antarwarga yang sering terjadi melibatkan pemuda di Kelurahan Tanah Tinggi dan Kelurahan Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat.
"Polisi perlu mengembangkan pendekatan yang bersifat preventif melalui pendampingan secara intens kepada kelompok kaum muda, karena mereka adalah kelompok rentan dan marginal," kata Ida saat dihubungi di Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Rabu (18/8).
Sepanjang 2021, tawuran pecah antarwarga Johar Baru terjadi lebih dari tiga kali.
Menurut Ida, kelompok warga usia muda mudah terprovokasi ikut tawuran karena menjadi ajang untuk eksistensi dari kelompok atau "gank" di wilayah tersebut.
Kondisi status pendidikan yang rendah dan keterampilan yang tidak memadai membuat kelompok warga usia muda ini menjadi rentan, marginal, bahkan membentuk stigma.
"Kondisi ini tidak bisa dilepaskan dari konteks sosial ekonomi masyarakat Johar Baru yang kumuh, miskin dan padat," ujar Ida.
Oleh karenanya, polisi maupun Pemerintah Kota Jakarta Pusat perlu melakukan pendekatan yang lebih persuasif dan edukatif di lintas kelompok warga yang berfokus pada kegiatan seni budaya dan pelatihan keterampilan hidup.
"Kegiatan-kegiatan dapat dilakukan yang memang sesuai dengan minat dan potensi mereka, sebagaimana yang pernah kami kembangkan, misalnya mural, musik dan lain-lain," tutur Ida.
Ada pun tawuran antarwarga kerap kali terjadi terutama di Jembatan Paris, mengingat lokasi tersebut memisahkan permukiman padat penduduk antara Kelurahan Kampung Rawa dan Kelurahan Tanah Tinggi.
Pada Senin lalu, insiden tawuran kembali terulang, bahkan menewaskan satu warga berinisial IM (51) yang menjadi korban karena hendak melerai dua kelompok yang tengah bersitegang itu.
Baca juga:
Korban Tewas di Johar Baru Coba Lerai Tawuran
Tawuran Maut Warga di Johar Baru Disebabkan Saling Ejek
1 Orang Diduga Pembacok IM yang Tewas Saat Tawuran di Johar Baru Ditangkap
Tawuran Warga di Johar Baru Jakpus, Satu Tewas Karena Luka di Perut dan Punggung
Temuan Potongan Tangan Manusia di Tangerang, Polisi Tahan 6 Remaja Terlibat Tawuran