Data Gulkarmat: 260 Kebakaran Terjadi di DKI Hingga 15 Maret 2021
Merujuk data tersebut, ada lima variable penyebab kebakaran yakni listrik, rokok, kompor, lain-lain, dan belum diketahui.
Kebakaran hebat di Jalan Pisangan Baru III, Matraman, Jakarta Timur, pada Kamis (25/3) menambahkan daftar kebakaran di Jakarta. Mengutip informasi dari website Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, jakartafire.net, sejak awal tahun hingga 15 Maret 2021 telah terjadi 260 kebakaran dan 908 upaya penyelamatan. Kerugian ditaksir Rp31.912.650.000.
Merujuk data tersebut, ada lima variable penyebab kebakaran yakni listrik, rokok, kompor, lain-lain, dan belum diketahui. Dari lima variabel tersebut listrik menjadi penyebab tertinggi terjadinya kebakaran.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Apa yang terbakar di Kebagusan? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Apa fungsi utama Gedung Kesenian Jakarta saat ini? Saat ini, gedung tersebut masih aktif digunakan sebagai lokasi pertunjukkan seni khas nusantara maupun luar negara.
-
Mengapa kemacetan di Jakarta meningkat? Syafrin juga menuturkan peringkat kemacetan DKI Jakarta mengalami kenaikan. Sebelumnya peringkat 46, kini menjadi peringkat 29.
Pada 2016 kebakaran diakibatkan listrik hampir 800 kasus. Pada 2017 dan 2018 kebakaran diakibatkan listrik meningkat menjadi lebih dari 800 kasus. Statistik menurun terjadi pada 2019 di bawah 600 kasus. Namun, statistik kebakaran di 2020 kembali meningkat melebihi 600 kasus.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengingatkan warga tentang pentingnya penataan kelistrikan. Hal itu disampaikan saat meninjau lokasi kebakaran Jumat (26/3) pagi.
"Agar diperhatikan yang pertama tadi kompor, kabel-kabel harus SNI, kemudian listrik, semua diperhatikan jangan ada stop kontak yang ditumpuk begitu," kata Riza.
Dalam peninjauannya itu, Riza juga membagikan selebaran survei kepada warga padat penduduk untuk mendeteksi penataan alat listrik dan perabotan rumah tangga yang berpotensi menimbulkan kebakaran.
Menurut Riza, survei ini untuk mengukur kondisi pemukiman sekaligus dasar Pemprov DKI untuk menerapkan kebijakan khususnya di pemukiman padat penduduk.
"Ini diisi oleh warga. Ini cara kami apakah isian ini sudah sesuai apa tidak. Jadi kami minta, tugas ini tugas RT, RW, semuanya," ucapnya.
Diketahui akibat dari kebakaran di Matraman, Jakarta Timur, 10 orang meninggal dunia. Kebakaran diduga disebabkan korsleting listrik.
"Objek yang terbakar rumah kontrakan lima pintu," kata Kasi Operasional Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelematan (Gulkarmat) Jakarta Timur, Gatot Sulaeman.
Dia mengungkapkan kebakaran tersebut dilaporkan ke pihaknya pada pukul 04.50 WIB. Jajarannya langsung mengerahkan 14 mobil pemadam kebakaran untuk memadamkan api.
Gatot menerangkan, penyebab kebakaran diduga berasal dari korsleting listrik. Menurut dia, berdasarkan keterangan warga di lokasi, api sudah membesar.
"Saksi melihat api sudah menyala dengan besar, kemudian, para korban diduga terjebak ketika berusaha keluar menyelamatkan diri, bersama anak istri," ujar Gatot.
(mdk/ray)