Dipakai Buat Hiburan Bukan PJJ, Titik JakWifi Dikurangi Setengahnya
Semula, ada 3.500 titik Wi Fi gratis di Jakarta. Kini tersisa setengahnya, menjadi 1.263 titik.
Titik jaringan internet atau Wi Fi gratis di Jakarta (JakWifi) dikurangi. Pengurangan dilakukan seiring kembali normalnya aktivitas masyarakat setelah dua tahun pandemi Covid-19.
Semula, ada 3.500 titik Wi Fi gratis di Jakarta. Kini tersisa setengahnya, menjadi 1.263 titik.
-
Siapa yang menemukan Wi-Fi modern? Salah satu inovasi teknologi terbesar di dunia, Wi-Fi modern, berasal dari Australia.
-
Siapa pencipta istilah "Wi-Fi"? Mengutip IFLScience & Boing Boing, Selasa (14/5), menurut Belanger, istilah "Wi-Fi" diciptakan oleh perusahaan pemasaran Interbrand untuk membuat nama yang mudah diingat oleh semua orang.
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? “Ada peningkatan sebesar 1,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Muhammad Arif, Ketua Umum APJII. Menariknya, dari jumlah tersebut, pengguna internet didominasi oleh satu kelompok saja. Maksud dari kelompok ini adalah orang-orang dengan rentang usia tertentu yang “menguasai” jagad internet Tanah Air. Siapa mereka? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Apa sebenarnya arti dari istilah "Wi-Fi"? Meskipun istilah "Wi-Fi" telah tersebar luas, tidak semua orang benar-benar memahami arti sebenarnya dari istilah tersebut. Lantas, apa itu Wi-Fi? Beberapa orang mengira bahwa Wi-Fi itu adalah singkatan dari "wireless fidelity", mengikuti logika dari istilah "hi-fi" yang merupakan singkatan dari "high fidelity". Namun, menurut Phil Belanger, salah satu pendiri Wi-Fi Alliance, Wi-Fi sebenarnya tidak memiliki arti apa pun.
-
Siapa yang membuat "antena WiFi" Cundamani terputus? Namun, dalam foto ini, kedua antena Cunda sedang disabotase. Antenanya ditekuk oleh Bella Bonita, sehingga sinyal WiFi untuk para penggemarnya menjadi terputus.
-
Kenapa internet cepat penting? Internet yang cepat dapat membantu berbagai hal dalam hidup seseorang, mulai dari hal rekreasi hingga dalam bidang profesi.
Plt Kepala Diskominfotik DKI Jakarta, Raides Aryanto, menjelaskan sebelum mengurangi titik Wi Fi, pihaknya telah melakukan survei dan evaluasi. Berdasarkan survei yang dilakukan Diskominfotik DKI Jakarta, secara umum menunjukkan dampak fase peralihan pandemi COVID-19 seperti saat ini, aktivitas masyarakat berangsur normal, sehingga terjadi perubahan dalam pemanfaatan JakWifi oleh masyarakat.
Selain itu, menyesuaikan pada Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 50 dan 51 Tahun 2022 mengenai pencabutan PPKM yang menyebutkan tidak ada lagi pembatasan kegiatan masyarakat, sehingga sekolah dan perkantoran sudah masuk 100 persen. Maka fasilitas Jakwifi itu kemudian dievaluasi.
"Hal ini terlihat pada survei Desember 2021, pemanfaatan JakWifi untuk PJJ mencapai 56 persen dan pada survei Maret 2022 ada 60,9 persen. Namun, pada survei yang dilakukan saat masa peralihan Pandemi COVID-19, yakni survei pada November 2022, tercatat hanya 27,5 persen yang menggunakannya untuk PJJ, selebihnya digunakan untuk hiburan sebesar 50,7 persen," kata Plt Kepala Diskominfotik DKI Jakarta, Raides Aryanto, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (4/1).
Survei, ucap Raides, dilakukan secara proporsional di setiap kota dan kabupaten administrasi di wilayah DKI Jakarta, dengan teknik pengambilan data survei dilakukan dengan pengisian kuesioner, survei lapangan, wawancara terstruktur, dan observasi kepada pengguna JakWifi.
"Hasil survei ini menjadi landasan Dinas Kominfotik untuk melakukan penyesuaian titik lokasi JakWifi yang tersebar di 645 RW, yakni di lingkungan masyarakat yang pemanfaatannya kurang optimal dalam mengakses JakWifi. Di mana berdasar data analisis dan monitoring, serta survei yang telah dilakukan, terdapat 1.867 titik lokasi JakWifi yang frekuensi penggunaannya tercatat sangat rendah," ucapnya.
Raides kembali menengok ke belakang perihal semangat penyediaan fasilitan Wi Fi publik gratis. Seiring pandemi kala itu, untuk menjamin kesetaraan akses, khususnya bagi masyarakat kurang mampu di wilayah DKI Jakarta, sehingga dibuatkan Wi Fi publik gratis untuk mendukung Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di masa pandemi COVID-19.
Meski ada pengurangan, dia jamin Wi Fi gratis tetap bisa dinikmati di titik yang masih tersedia. Bahkan, katanya, layanan JakWifi akan terus dioptimalkan dengan meningkatkan kestabilan konektivitasnya pada titik-titik layanan JakWifi yang tersedia.
Ke depannya, diharapkan layanan internet gratis melalui JakWifi semakin efektif dan tepat sasaran titik lokasinya, sehingga dapat mendukung masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan produktif.
"Pemprov DKI Jakarta melalui Diskominfotik memastikan layanan internet gratis melalui JakWifi tetap berjalan," katanya.
(mdk/lia)