Ditemui menteri, pencabul 15 anak pilih dihukum mati daripada kebiri
Yohana menyebut para pelaku nekat mencabuli bocah karena kurangnya perhatian dari orangtua di masa mudanya.
Setelah ditemui Menteri Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (PP-PA) Yohana Yembise, pelaku pencabulan 15 anak, Maskur (34), lebih pilih hukuman mati dibanding kebiri. Keinginan itu disampaikannya saat berjumpa di dengan Yohana di Polres Jakarta Selatan.
"Tadi saya sudah bertemu dengan pelaku pencabulan anak di Polres Jakarta Selatan. Dan dia minta lebih baik ditembak mati, dicambuk, asal jangan dikebiri," kata Yohana di Gedung PP-PA, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (1/11).
Kepada Yohana, Pelaku mengaku masih ingin menikmati hidup di masa mudanya. "Dari kesimpulan itu pelaku-pelaku ini saya pikir mereka korban juga karena perhatian dari orangtua tidak ada," paparnya.
Mengenai hal itu, Yohana pun menjelaskan beberapa hal terkait isu kekerasan pada anak yang menjadi tertinggi adalah kejahatan seksual, banyak di antaranya disebabkan beberapa faktor, yakni situs pornografi dan status ekonomi.
"Jadi menurut saya, pengaruh utama pelaku kejahatan seksual seperti yang sudah disampaikan oleh pelaku pencabulan itu ialah situs pornografi. Saya wawancara dia beberapa pertanyaan, akhirnya jawaban yang saya dapati bahwa pengaruh situs pornografi. Dia memang saat ini berusia 34 tahun, tapi sudah lihat situs pornografi 8 tahun menggunakan gadget, internet dan lain sebagainya, yang didampingi salah satu predator," terang dia.
Menurut Yohana, pelaku juga terlibat di kegiatan seks antara predator dan anak-anak, hingga dia jadi pelaku dan mempraktikannya. "Dan mengenai situs itu, dibuat oleh predator untuk bisnis juga. Ini komersial, mereka jual ke mana-mana, ke luar negeri bahkan. Saya sempat nonton itu, saya sempat katakan ke media kalau predator ini manfaatkan sebagai bisnis," paparnya.
Lanjutnya, selain situs pornografi beserta predatornya, faktor kedua bukan lain adalah kemiskinan. "Keluarga dari kalangan tak punya kemampuan apa-apa di bidang ekonomi, sehingga anak terlantar dan tak berpendidikan. Jadi dia ini memang sudah hidup di lingkungan yang mendukung," tutupnya.
Baca juga:
Suntik mati pelaku kekerasan seksual terhadap anak
Perlu satgas perlindungan anak di setiap RT
Menteri Khofifah tegaskan hukuman kebiri penting agar paedofil jera
Menunggu aksi Ahok lawan predator anak di Jakarta kian meresahkan
Komnas Perempuan: Hukuman kebiri tidak manusiawi dan beri efek jera
-
Siapa yang dituduh melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap anak kandungnya? Ali Arwin mantan calon legislatif Padang Pariaman dari PBB yang ditangkap polisi akibat melakukan pemerkosaan terhadap anak kandungnya sejak 2020 dan hingga melahirkan.
-
Apa saja bentuk kekerasan seksual yang bisa dialami anak? Bentuk kekerasan seksualnya pun bermacam-macam. Korban dapat mengalami tiga jenis kekerasan yang berbeda yakni melalui dilakukannya kekerasan fisik, secara ucapan (verbal) dan non-verbal.
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah kekerasan seksual pada anak? Peran orang tua sangat besar dalam hal ini, seperti yang diungkapkan oleh Anggota Satgas Perlindungan Anak PP IDAI, Prof. Dr. dr. Meita Dhamayanti, Sp.A(K), M.Kes dalam diskusi daring beberapa waktu lalu dilansir dari Antara. “Peran orang tua sangat besar, jadilah pendengar yang baik, usahakan jadi sahabat anak.
-
Kapan edukasi seksual penting diberikan kepada anak? Edukasi seksual merupakan topik yang penting dalam pengembangan anak-anak, terutama saat mereka memasuki masa remaja.
-
Bagaimana cara orang tua memberikan pendidikan seks yang sesuai untuk anak? "Ajarkan cara mengidentifikasi situasi yang berbahaya, menolak pendekatan pelaku, dan mencari bantuan ketika diperlukan," kata Meita. Pendidikan ini harus diberikan dengan cara yang tepat agar anak dapat memahami dan mengaplikasikannya.
-
Kenapa pendidikan seksual untuk anak menjadi penting? Maraknya pelecehan seksual terhadap anak, membuat orang tua menjadi was-was. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan Pendidikan seks kepada anak. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk mencegah anak dari pelecehan. Sehingga anak tahu bagian tubuh mana yang boleh disentuh orang lain dan tidak.