Geng Bostem dan Brigit Bentrok di Jaktim, Satu Tewas dan Tiga Pelaku Ditangkap
Polisi menangkap tiga tersangka pelaku pembacokan terhadap seorang pelajar berinisial MH (16), di jalan AI Baidho II Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur. Ketiga tersangka tersebut berinisial AS, AR, GP sedangkan F masih diburu polisi.
Polisi menangkap tiga tersangka pelaku pembacokan terhadap seorang pelajar berinisial MH (16), di jalan AI Baidho II Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur. Ketiga tersangka tersebut berinisial AS, AR, GP sedangkan F masih diburu polisi.
"Pelaku utama AS dan F, perannya yang menggunakan sajam (celurit) sehingga korban meninggal dunia," kata Kapolsek Cipayung AKP Bayu Marfiando, melalui keterangan tertulis, Senin (22/8).
-
Kenapa Kulat Pelawan mahal? Jika dijual, Kulat Pelawan amat mahal, harganya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Proses pertumbuhan jamur ini konon terbilang sulit, karena harus menunggu sambaran petir. Semakin jarang ditemukan, makin tinggi juga harganya di pasaran.
-
Kapan apel pengarahan untuk pelajar yang terlibat tawuran dilakukan? Diketahui, belakangan viral di media sosial (medsos) pelajar konvoi dengan dalih berbagi takjil di wilayah Jakarta Pusat. Pada apel pengarahan ini hadir Polda Metro Jaya, Kapolres Jakarta Pusat, Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, hingga Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Bagaimana cara para pelaku tawuran saling menyerang? "Mereka saling tantang dan akhirnya bertemu. Mereka saling serang pakai senjata tajam jenis celurit panjang," kata Untung, Minggu (5/11).
-
Dimana Kulat Pelawan tumbuh? Kelompok jamur dengan nama lokal Kulat Pelawan ini tumbuh liar di lantai hutan kawasan Desa Namang, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung.
-
Kapan Pangeran Antasari wafat? Saat menjadi Sultan Banjar, Pangeran Antasari terus melanjutkan perjuangannya melawan Belanda. Di tengah perlawanan tersebut, Pangeran Antasari jatuh sakit terserang penyakit cacar dan paru-paru hingga akhirnya wafat pada 11 Oktober 1862.
Bayu mengatakan, dua pelaku lainnya AR dan GP, berperan sebagai perekam video. Kedua pelaku masih di bawah umur.
"AR dan GS berperan sebagai perekam video sekaligus yang memerintahkan pelaku utama untuk menyerang," ujar Bayu.
Kronologi Pembacokan
Bayu menjelaskan kronologi kejadian tersebut. Peristiwa itu bermula saling ejek antar Geng Bostem (AS, AR, GP dan F pelaku) dengan Geng Brigit (korban MH).
"Terjadinya tawuran antara Geng Bostem dengan Geng Brigit yang mana saling ejek (saling nantang) di media sosial," kata dia.
Dia menambahkan, tawuran antar kedua kelompok ini akhirnya tak terhindarkan. Insiden itu menewaskan satu orang akibat disabet senjata tajam.
"MH meninggal akibat luka bacokan senjata tajam di pergelangan tangan, luka tusuk bagian dada kiri, dan luka sayat paha kiri, akibat senjata tajam," tuturnya.
Para pelaku dijerat Pasal 80 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak subsider Pasal 170 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) subsider Pasal 351 KUHP dan atau Pasal 55 KUHP dengan ancaman pidana 15 tahun penjara.
Viral di Media Sosial
Sebelumnya, Aksi tawuran kelompok remaja di Jalan Al Baidho II, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, Sabtu (20/8) dini hari menewaskan satu orang. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Cipayung AKP Bayu Marfiando.
"Korban atas nama Muhamad Hasbi (16) seorang pelajar," ucap Bayu, Senin (22/8)
Korban meninggal dunia usai dibacok dengan senjata tajam di bagian pergelangan tangan kanan, luka tusuk di dada kiri dan luka sayat paha kiri. Kejadian tersebut diketahui usai korban dibawa ke RS Polri namun sudah tidak bernyawa.
"Kanit Reskrim beserta Piket Reskrim mendatangi RS Polri dan benar ada korban yang sudah meninggal dunia akibat Tawuran dari serangan senjata tajam,"
Kepolisian pun memeriksa saksi tiga saksi yang merupakan teman korban. Atas kejadian tersebut, kepolisian berhasil mengamankan pelaku pembacokan. Namun hingga kini masih dalam proses pendalaman.
"Akan kami rilis jika sudah siap," kata Bayu.
Sebelumnya, beredar sebuah video yang memperlihatkan aksi tawuran dari postingan instagramn @info_lubang_buaya, Sabtu lalu.
"Belum diketahui dari kelompok mana yang melakukan aksi tawuran tersebut," mengutip keterangan @info_lubang_buaya.
(mdk/gil)