Ketua RT Ungkap Detik-Detik Penangkapan Penjual Sertifikat Habib Palsu, Berawal dari Polisi Menyamar
Tujuan pria tersebut semulanya bukan ingin melakukan penangkapan terhadap target operasinya, melainkan urusan yang lain.
Orang tersebut ingin bertemu dengan Janes dengan alasan berobat
Ketua RT Ungkap Detik-Detik Penangkapan Penjual Sertifikat Habib Palsu, Berawal dari Polisi Menyamar
- Sosok Pemuda di Kalideres Tersangka Penjual Sertifikat Habib Palsu Dikenal Tertutup
- Ayah Pembuat Sertifikat Habib Palsu juga Dikenal Sebagai Habib Tapi Jarang Ceramah
- Ketua RT Ungkap Detik-Detik Penangkapan Pemuda di Kalideres Jualan Sertifikat Habib Palsu
- Duduk Perkara Pemuda di Kalideres Terbitkan Sertifikat Habib Palsu Sejak 2023 & Cuan Rp3 Juta per Orang
Pemuda asal Kalideres, Jakarta Barat Janes Melainkan Wibowo (JMW) 24 tahun harus berurusan dengan aparat kepolisian lantaran terlibat dalam kasus pemalsuan sertifikasi gelar habib.
Sebanyak enam orang mengaku keturunan Nabi Muhammad kena tipu oleh pemuda yang masih duduk di bangku kuliah tersebut. Tak disangka-sangkanya lagi, Janes mampu meraup keuntungan sebesar Rp18,5 juta dengan mengakali website blogspot https://maktabdaimi.blogspot.com/?m=1 untuk mendapatkan gelar habib.
Sementara situs resmi untuk mendapatkan lisensi keturunan Nabi Muhammad tersebut hanya didapatkan dari website resmi Rabithah Alawiyah, https://rabithahalawiyah.org/.
Atas perbuatannya, Janes pun diringkus pada Rabu (28/2) pekan lalu, di rumahnya yang berada kawasan Kampung Bulak Simpul, Kalideres, Jakarta Barat.
Di balik penangkapan pelaku, Ketua RT setempat, Mustofa membagikan cerita detik-detik penangkapan JMW. Kata dia, pada hari tersebut tidak ada hal-hal yang aneh akan terjadi hingga akhirnya salah seorang pria menanyakan alamat rumah Janes.
Tujuan pria tersebut semulanya bukan ingin melakukan penangkapan terhadap target operasinya, melainkan urusan yang lain.
"Pertama dia (penyidik) datang, dia mau tanya alamat rumah ini, atas nama ini (JMW) ada enggak orangnya. 'Memang ada apa pak', 'saya mau berobat'," cerita Mustofa kepada merdeka.com, Selasa (5/3).
Menurut Mustofa, penyidik tersebut ingin bertemu dengan Janes dengan alasan berobat supaya dapat bertemu dengan pelaku. Namun selepasnya pria tersebut langsung pergi.
Berselang sekitar 10 menit, alangkah kagetnya Mustofa ketika sejumlah orang menggeruduk rumahnya. Rasa kagetnya makin menjadi-jadi ketika orang-orang tersebut mengaku dari kepolisian yang ingin menangkap Janes sebagai target operasi.
Mustofa pun akhirnya dilibatkan sebagai saksi untuk melakukan penangkapan terhadap salah seorang warganya yang terlibat dalam kasus pemalsuan sertifikat Habaib.
"Dia (penyidik) bilang mau ada penangkapan, saya bilang 'mau ada penangkapan apa pak?' masalah ini...ini...ini (pemalsuan sertifikasi habib) 'Saya butuh bapak buat saksiin', cuma sebatas itu saja yang saya tahu," kata dia.
Semulanya, Mustofa tidak banyak tahu sosok Janes yang terjerat kasus. Sebab yang ia tahu, pemuda tersebut hanya seorang mahasiswa yang sedang berkuliah di salah satu universitas Jakarta dengan sosok yang tertutup.
Sementara kedua orangtua pelaku, dipandang sebagai sosok yang biasa-biasa saja seperti warga lain pada umumnya.