Sosok Pemuda di Kalideres Tersangka Penjual Sertifikat Habib Palsu Dikenal Tertutup
Tersangka dikenal tetangga sebagai mahasiswa di salah satu kampus Jakarta.
Tersangka dikenal tetangga sebagai mahasiswa di salah satu kampus Jakarta.
Sosok Pemuda di Kalideres Tersangka Penjual Sertifikat Habib Palsu Dikenal Tertutup
Seorang pemuda asal Kalideres Jakarta Barat harus berurusan dengan kepolisian setelah terlibat penipuan penerbitan lisensi gelar habib. Pelaku bernama Janes Meliank Wibowo (JMW) 24 tahun warga asal Kalideres, Jakarta Barat.
Hasil yang diraup tersangka mengakali website blogspot https://maktabdaimi.blogspot.com/?m=1 soal catatan keluarga keturunan Arab sudah mencapai Rp18,5 juta. Sejauh ini ada enam korban penipuan pelaku.
Padahal situs resmi untuk mendapatkan lisensi keturunan Nabi Muhammad tersebut hanya didapatkan dari website resmi Rabithah Alawiyah, https://rabithahalawiyah.org/.
Dari penelusuran tim merdeka.com, rumah milik Janes berada di Jalan Bulak Simpul, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat. Tepatnya rumah dengan nomor 71 berdampingan dekat dengan rumah RT 08 RW 04.
Apabila pagi hari, lingkungan tersebut ramai. Kegiatan jual beli pangan di pinggiran jalan juga yang hanya berjarak kurang lebih 50 meter. Sementara pada siang harinya, terbilang sepi.
Di lingkungan sekitarnya juga bukan termasuk dengan kawasan padat penduduk.
Tiap rumah berjejer dengan ukuran dan bahan yang beragam, seperti dari tumpukan batu-bata atau susunan kayu.
Untuk rumah Janes sendiri juga tidak terlalu mencolok. Untuk masuk ke rumahnya, terlebih dahulu harus masuk ke dalam gang selebar kurang lebih dua meter samping rumah rumah ketua RT 08 kondisi yang yang sedikit berlumpur.
Pada saat penelurusan awal, kediaman rumah Janes tidak ada penghuni sama sekali. Bahkan pagar cokelat yang dilipisi fiber biru terbuka lebar.
Di bagian terasnya, terlihat sepasang sendal juga alat kebersihan. Beberapa hanger juga tergantung tanpa ada pakaian yang dijemur.
Menurut Ketua RT 08, Mustofa, Janes merupakan anak kedua dari pasangan Sobri dan Imas. Sementara untuk kakak kandungnya JMW sudah tiada.
Sosok Janes di lingkungan Mustofa bukanlah pemuda yang aktif bersosialisasi di sekitarnya. Bahkan untuk keseharian, pelaku sendiri juga sangat jarang terlihat.
Namun yang Mustofa ketahui, pemuda tersebut tengah mengenyam pendidikan di bangku kuliah.
"Dia masih bujangan, masih mahasiswa, masih kuliah," kata Mustofa saat ditemui merdeka.com di kediamannya, Selasa (5/3).
Meskipun Janes bukan sosok yang sangat dikenal oleh masyarakat setempat, namun yang menarik adalah sosok dari Sobri itu sendiri.
Mustofa menyebut, ayah Janes pernah menjadi bagian dari TNI.
Hanya saja, dia tidak mengetahui secara pasti berasal dari satuan mana. Sobri juga saat ini telah lama purna tugas, dan tengah bekerja di sebagai profesi lain.
"Kayaknya di tentara cuma saya enggak paham, sekarang kerja di media majalah gitu," ujar Mustofa.
Mustofa menyebut, Sobri dan istrinya merupakan warga rantauan dari Jawa, sementara Janes asli kelahiran Jakarta. Mereka menetap di Ibu Kota sudah puluhan tahun. Selama menetap itu, keluarga Sobri seperti masyarakat pada umumnya.
"Sudah 30 tahun mereka tinggal di sini. Mereka juga bisa-biasa aja ngobrol-ngobrol sama warga, ya gitu-gitu aja," ujar Sobri.
Selepas perbincangan dengan ketua RT setempat, merdeka.com melihat salah satu keluarga Janes yang sehabis pergi dengan menggunakan sepeda motor.
Salah satu anggota keluarga yang namanya tidak ingin disebut mengatakan sosok Janes merupakan orang yang tertutup. Hal itu serupa yang disebutkan Mustofa.
Selama aktivitas di rumah juga, Janes jarang untuk bersosialisasi dengan warga sekitar. Jangankan warga, teman sebayanya juga kata anggota keluarga pelaku tidak ada yang dikenal dekat.
"Dia (Janes) orangnya ketutup," kata salah seorang anggota keluarga.
Dia mengaku sama sekali tidak tahu kalau Janes harus berurusan dengan anggota kepolisian atas kasus dugaan penipuan sertifikasi gelar Habib.
Dia hanya mengetahui Janes hanya seorang pemuda yang sedang meniti pendidikan di bangku kuliah.
Tidak ada rasa curiga yang tertinggal terhadap pelaku selama mengikuti kegiatan kuliah secara daring.
"Enggak tahu, enggak, (cuma tahu kalau dia kuliah aja) paling dia keluar kamar, makan ngerokok, udah gitu aja. (Kuliah) di kampus Jakarta, soalnya dia juga kan kuliah WFH, jadi tahunya ya dia kuliah aja," tutupnya.