Menebak Penyebab Kematian Mayat Sekeluarga di Kalideres
Kriminolog Universitas Indonesia, Josias Simon mengatakan, ada beberapa faktor yang diduga sebagai motif atau penyebab kematian satu keluarga di Kalideres.
Kasus kematian satu keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri, anak perempuan dan seorang paman, di Kalideres, Jakarta Barat, masih menjadi misteri.
Sudah dua pekan lebih sejak jenazah pertama kali ditemukan pada Kamis (10/11), polisi masih belum berhasil mengungkap penyebab kematian satu keluarga tersebut.
-
Apa yang ditemukan di Kalimantan? Sisa-sisa kuno bagian bumi yang telah lama hilang ditemukan di Kalimantan. Penemuan lempeng Bumi yang diyakini berusia 120 juta tahun.
-
Dimana kelima mayat itu ditemukan? Menurut Fathir lima mayat itu ditemukan pihaknya di sebuah ruangan lantai 15 UNPRI usai menggeledah kampus swasta tersebut.
-
Apa yang ditemukan di situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat? Di Kota Ketapang, Kalimantan Barat, ada sebuah situs peninggalan Hindu Buddha. Peninggalan itu kemudian dikenal dengan nama Candi Negeri Baru.
-
Apa yang ditemukan di Kalimantan Utara? Lempeng tektonik berumur 120 juta tahun dengan ukuran seperempat dari Samudera Pasifik terungkap berada di Kalimantan Utara setelah sebagian besar bagian kerak Bumi masuk ke dalam lapisan dalam Bumi.
-
Apa penemuan utama di makam raja Maya? Para arkeolog menemukan kotak batu berbentuk peti mati, kerangka yang sebagian besar sudah membusuk, seperti yang pertama kali dilaporkan oleh National Geographic . Persembahan tersebut termasuk sebuah pot, koleksi cangkang tiram besar, beberapa tulang manusia yang diukir dan dihias dari individu yang terpisah, dan sejumlah potongan batu giok, yang menurut para peneliti merupakan topeng yang rumit.
-
Apa yang diresmikan oleh Mayjen Kunto di Baleendah, Bandung? Mayjen Kunto meresmikan acara bertajuk 'warung amal', sebuah bazar di mana masyarakat dapat memperoleh sembako seperlunya dengan pembayaran sesuai kemampuan mereka sendiri.
Kriminolog Universitas Indonesia, Josias Simon mengatakan, ada beberapa faktor yang diduga sebagai motif atau penyebab kematian satu keluarga di Kalideres.
"Kalau menurut saya motifnya terakumulasi mulai dari mungkin awalnya ekonomi, makanya rumah mau dijual mobilnya. Kemudian terkait dengan motif individual misalnya ada masalah mulai terobsesi dengan tadi ya jenazah yang dianggap masih hidup. Motif adanya pembiaran itu apakah terobsesi yang masih hidup, apakah ada gangguan kejiwaan tertentu karena saking lamanya ada di situ" katanya saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (26/11).
Dia mengungkapkan, ada kemungkinan upaya untuk menutup diri. Hal ini dapat dilihat saat pegawai koperasi datang, Dian mengatakan sang ibu masih hidup dan dianggap sedang tidur.
"Ada upaya menutupi, menutupi untuk tidak diketahui orang nah ini juga kemungkinan motif untuk menutup diri tidak kemudian tidak diketahui orang masalah mereka," ujarnya.
Saat ditanya apakah ada kemungkinan motif bunuh diri, Josias menilai, itu bisa saja terjadi. Terlebih keempat jenazah tersebut diketahui meninggal tidak dalam satu waktu.
"Dari kejadian yang cukup lama waktunya memang kita mesti lihat satu persatu karena ada 4 orang dimana yang kemudian kita lihat sebagai yang bunuh diri kemungkinan yang terakhir (meninggal). Ini mesti diidentifikasi polisi kan siapa yang melakukan siapa," jelasnya.
©2022 Liputan6.com/Johan Tallo
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan, mengatakan kepolisian masih terus mengumpulkan bukti dan menggali keterangan dari saksi-saksi untuk menemukan benang merah dalam kasus ini. Kepolisian sangat berhati-hati mengungkap kasus ini karena tidak ingin kemudian hari apa yang kerjakan penyidik justru tidak bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya.
"Kita belum dapat menduga ya, karena ini kita utamakan Scientific Crime Investigation (SCI). Jadi, artinya harus bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, penyebab kematian tersebut," kata Zulpan, Minggu (20/11).
Banyak hal akan didalami kepolisian untuk membuat kematian misterius sekeluarga ini menjadi terang benderang. Salah satunya dengan melibatkan tim labfor yang akan meneliti zat-zat yang ada di tubuh korban.
"Kemudian kimia labfor, kemudian kedokteran forensik, physical forensik. Karena ini menyangkut zat-zat yang ditemukan dalam tubuh yang harus diketahui secara sains secara ilmiah. Apa yang menyebabkan meninggal keempat orang tersebut dengan posisi tempat yang berbeda-beda ini," jelas dia.
Meninggal Sejak Mei 2022
Titik terang sebenarnya sedikit mulai terlihat. Meski belum bisa membuat satu kesimpulan utuh. Hal itu didapat setelah kepolisian memeriksa seorang pegawai simpan pinjam yang sempat ingin menerima gadai rumah yang kini menjadi saksi bisu kematian empat orang tersebut pada Mei 2022 silam.
Pegawai itu sempat datang bersama rekannya. Sejak pintu gerbang, dia sudah mencium bau menyengat. Tetapi oleh korban Budiyanto disebut berasal dari bau got.
Saksi juga sempat masuk ke dalam rumah dan bertemu korban Margareth yang ternyata sudah menjadi mayat. Tetapi oleh korban Dian, ibunya disebut belum mati, hanya tidur. Dia coba meyakinkan dengan mengatakan masih memberikan ibunya susu dan menyisir rambut.
"Oh ibu saya belum meninggal ini disisir rambutnya rontok, setiap hari minum susu' tapi keluar sambil nangis. Foto fotonya ada, posisi dia sambil nangis," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi menirukan ucapan Dian kepada salah satu saksi saat jumpa pers di kantornya, Senin (21/11).
©2022 Liputan6.com/Johan Tallo
Bahkan informasi lainnya yang diperoleh, ada permintaan dari penghuni rumah pada 4 Oktober lalu, agar petugas PLN memutus jaringan listrik di rumah tersebut.
"Di dalam masih ada penghuni di rumah. Saat kita datang semua bohlam sudah dicopot. Ada kapur barus dan sebagainya, ada sampah tidak terbuang. Kira-kira ini yang akan diteliti yang akan diteliti oleh psikologi forensik. apa kira-kira maksud daripada para penghuni ini tetap di dalam rumah dan justru minta dimatikan listrik, mencabut bohlam dan sebagainya," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi, dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (21/11).
Satu per satu keterangan dan temuan di lokasi coba dirangkai kepolisian. Harapannya akan menjadi benang merah yang membuat kasus ini terang benderang.
"Proses penyelidikan kami ini memang bergerak berkesinambungan dan perlu kehati-hatian. Karena memang ini teka teki yang cukup rumit yang harus kami pecahkan," tegas Hengki.
Namun demikian, Hengki tetap optimis. Dibantu tim forensik dan kerja sama para saksi, akan membawa pada kesimpulan utuh terkait sebab kematian sekeluarga di Kalideres.
Feses Korban Diteliti di Lab
Untuk dapat mengungkap penyebab kematian satu keluarga berjumlah empat orang di Kalideres, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu. Salah satunya, dengan melakukan penelitian terkait hasil autopsi jenazah tersebut.
Kombes Hengki Ariyadi mengatakan, dari hasil autopsi tersebut ditemukan adanya feses atau tinja. Namun, tidak disebutkan dari jenazah siapa feses tersebut ditemukan.
"Kita butuh kehati-hatian, sebagai contoh ya kemarin berdasarkan keterangan dari kedokteran forensik kita menemukan feses," kata Hengki kepada wartawan, Kamis (24/11).
©2022 Liputan6.com/Johan Tallo
Sehingga, untuk feses tersebut saat ini masih sedang dilakukan penelitian di laboratorium. Karena, hal ini untuk mengetahui mengandung apa feses tersebut.
"Feses ini kita harus teliti di laboratorium Ini mengandung apa harus kita teliti lagi. Apakah arti dari pada temuan autopsi itu nanti ahli yang menjelaskan. Mungkin bisa mengungkap ataupun justru mematahkan praduga selama ini kita tidak tahu," ujarnya.
Reporter Magang: Syifa Hanifah
(mdk/fik)