Modal Rp300 Juta, Sindikat Uang Palsu Rp22 Miliar di Jakbar Beroperasi Sejak April 2024
Hasil pemeriksaan terungkap fakta bahwa kawanan sindikat peredaran uang palsu beroperasi sejak April 2024.
Hasil pemeriksaan terungkap fakta bahwa kawanan sindikat peredaran uang palsu beroperasi sejak April 2024.
- Peredaran Uang Palsu Rp22 Miliar: Dibeli dengan Harga Rp 5,5 Miliar, Pembelinya asal Jakarta
- Polisi Sebut Uang Palsu Rp22 Miliar Dicetak di Jakbar Belum Diedarkan
- Berawal dari Modal Utang Rp500.000 ke Tetangga, Bisnis Dimsum Kautsar Kini Raup Omzet Miliaran Rupiah
- Uang Lauk Pauk Prajurit TNI Sudah Naik per 1 Januari 2024, Segini Besarannya
Modal Rp300 Juta, Sindikat Uang Palsu Rp22 Miliar di Jakbar Beroperasi Sejak April 2024
Polisi masih mendalami kasus peredaran uang palsu senilai Rp22 miliar.
Polisi sebelumnya telah menetapkan empat tersangka dan tiga orang lain masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) dalam kasus peredaran uang palsu tersebut.
Hasil pemeriksaan terungkap fakta bahwa kawanan sindikat peredaran uang palsu beroperasi sejak April 2024.
Polisi menyebut otak dari sindikat ini berisinial M alias Mul. Dia merekrut lima pekerja dan mencarikan peminat uang palsu.
M alias Mul merogoh kocek Rp300 juta untuk membeli peralatan maupun mesin produksi uang palsu yang disimpan di sebuah gudang daerah Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan bahwa sindikat ini beroperasi mulai bulan April sampai dengan kemarin ketangkap. Diawali pada bulan April 2024, tersangka M membeli peralatan untuk memproduksi uang palsu yang selanjutnya disimpan di gudang daerah Gunung Putri," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra dalam keterangannya, Jumat (21/6).
M alias Mul kemudian mencari operator untuk mengoperasikan alat produksi uang palsu.
M memperkerjakan I yang kini sudah masuk ke dalam daftar DPO. Selain I, M juga merekrut FF, YS dan MDCF.
Wira mengatakan, M alias Mul memberi tugas kepada mereka untuk membuat uang palsu senilai Rp22 miliar sesuai pesanan dari seseorang asal Jakarta inisial P, yang kini juga sedang dalam pengejaran.
"Uang palsu diproduksi di daerah Gunung Putri, namun baru selesai 50 persen masa sewa gudang habis. Sehingga mereka berpindah ke Villa Sukaraja, Sukabumi, Jawa Barat untuk melanjutkan produksi uang palsu sampai dengan pesanan yang dimintai oleh saudara P (DPO) adalah Rp22 miliar," ujar Wira.
Wira mengatakan, Mul Cs berhasil membuat uang palsu dengan pecahan Rp100 ribu sebanyak 220 ribu lembar. Oleh M alias Mul uang palsu dibawa ke kantor akuntan publik di daerah Kembangan, Jakarta Barat. Dalam hal ini, Mul Cs dibantu MDCF untuk dijadikan sebagai tempat memotong uang palsu dan pengemasa.
"Nanti akan kita dalami apakah sekedar mengelabuhi atau memang betul-betul memang disewakan kepada akuntan publik," kata Wira.
Dalam kasus ini, tersangka dijerat Pasal 244 KUHP dan Pasal 245 KUHP Jo Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP.
Ancaman pidana maksimal 12 tahun penjara.