Modus Open BO Anak 'Premium Place' Rekrut Ribuan Wanita, Transaksi Capai Rp9 Miliar
Polisi membongkar prostitusi online lewat grup telegram ‘Premium Place’.
Polisi membongkar prostitusi online lewat grup telegram ‘Premium Place’. Pelaku sindikat mampu mengumpulkan ribuan wanita open BO di berbagai daerah hanya lewat aplikasi Telegram.
Wakil Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Kombes Dani Kustoni mengungkap, bagaimana sindikat Premium Place berhasil menggaet 1.962 wanita dan 19 anak di bawah umur untuk dijadikan talent open BO alias prostitusi online.
- Narapidana Bisa Jadi Otak Sindikat Open BO 'Premium Palace’, Transaksi Capai Rp9 Miliar
- Terungkap, Sindikat Eksploitasi Seksual 'Premium Place' Tawarkan Open BO 1.962 Wanita dan 19 Anak
- Begini Modus Pemuda Bekasi Jual Video Porno Anak di Bawah Umur, Admin Ratusan Grup di Telegram
- Rumah Prostitusi Online di Karawaci Digerebek, Pasutri Perdagangkan Anak di Bawah Umur ke Pria Hidung Belang
“Untuk cara perekrutan, para talent-talent adalah dari circle pertemanan. Di mana para mucikari ini awalnya dulu adalah talent, kemudian sudah naik tingkat (dia mencari),” kata Dani.
Menurutnya, lewat jalur pertemanan para tersangka YM (26), MRP (39), dan CA (19) ikut menjaring para wanita untuk menjadi gadis open BO. Nantinya, semua wanita yang direkrut akan dipantau oleh IM (26) selaku otak dari sindikat 'Premium Place’.
Iming-Iming Para Tersangka
Dari pertemanan tersebut baik yang di bawah umur maupun sudah dewasa, baru mereka dari satu orang ke satu orang menjadi 1 circle tersebut.
“Kemudian baru dari tersangka yang kita tangkap, baru akan mempromosikan melalui akun telegram,” bebernya.
Dani mengatakan, ada iming-iming yang diberikan oleh para tersangka atau muncikari dalam merekrut wanita termasuk ketika ada anak di bawah umur yang masuk.
“Secara real itu yakin tetapi tentu ada faktor psikologis. Tapi kalau secara hukum yang menerima pun yakin anak di bawah umur itu untuk melakukan kegiatan yang memang sifatnya kegiatan prostitusi,” ujarnya.
Bermula dari Akun X
Alur kasus ini dimulai dengan tawaran dari admin di akun X untuk bergabung di grup Telegram. Mereka yang tertarik harus membayar sejumlah uang, mulai dari Rp500 ribu hingga Rp2 juta.
"Member grup Telegram (bernama) Premium Place kurang lebih 3.200 akun. Bisa mungkin juga 3.200 orang," tutur Kombes Dani.
Di dalam grup tersebut, lanjut Dani, muncul penawaran open BO dengan harga bervariasi, mulai dari Rp8 juta hingga Rp17 juta.
"Ada pula grup 'Hidden Gems' bagi member loyal," kata Dani.
Berdasarkan temuan penyidik, total perempuan yang dijajakan atau disebut sebagai 'talent' berjumlah hingga ribuan orang.
"Jumlah talent yang ditawarkan pelaku di grup Telegram ini sebanyak 1.962 orang, dan saat ini untuk kategori perempuan di bawah umur yang ditawarkan itu baru teridentifikasi 19 orang," kata Kombes Dani.
19 Talent di bawah Umur
Terkait identitas para talent tersebut, Dani memastikan akan didalami lebih lanjut. Termasuk 19 orang yang tergolong anak di bawah umur.
Sebab saat penangkapan, penyidik hanya mendapati empat orang yang tergolong anak dan satu orang wanita dewasa.
"Jadi penyidik masih mengidentifikasi untuk korban-korban yang lainnya, karena mereka telah menjalani kegiatan ini selama tiga bulan," kata perwira menengah Polri ini.
Dani menjelaskan, modus pelaku yang berjumlah empat orang tersebut menjajakannya via media sosial X dan Telegram.
Transaksi Capai Rp9 Miliar
Berdasarkan temuan penyidik, nilai transaksi dihasilkan dalam kasus prostitusi ini mencapai Rp9 miliar.
"Dari hasil pemeriksaan tersangka kami temukan di rekening kurang lebih total transaksinya ada Rp9 miliar yang kita temukan dari 3 rekening selama perjalanan 1 tahun," ujar Kombes Dani.
Kombes Dani menambahkan, penyidik juga menyita sejumlah barang bukti dari tangan para pelaku.
Mulai dari mobil operasional, ponsel, buku rekening, hingga kondom.
"Dua unit kendaraan roda empat, dua belas unit handphone, satu laptop, enam buku rekening, tiga belas kartu ATM, dan empat belas SIM card, dan tiga alat kontrasepsi," kata Dani.