Momen Menteri PPPA Arifatul Menahan Tangis Usai Bertemu ABG Bunuh Ayah dan Nenek di Cilandak
Awalnya, ia bercerita soal kedatangan dirinya ke Polres Metro Jakarta Selatan tersebut. Yakni untuk mengunjungi MAS yang kini terjerat kasus hukum.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (MenPPPA) Arifatul Choiri Fauzi bersedih saat menggelar konferensi pers usai bertemu dengan MAS (14), pada Minggu (1/12) kemarin. Ia merupakan anak yang tega menghabisi nyawa ayah dan neneknya di kediamannya daerah Cilandak, Jakarta Selatan.
Awalnya, ia bercerita soal kedatangan dirinya ke Polres Metro Jakarta Selatan tersebut. Yakni untuk mengunjungi MAS yang kini terjerat kasus hukum.
- Terduga Pelaku Penyekap dan Aniaya Pemuda di Jaktim Terancam Dijerat Pasal Berlapis
- Tertangkap Basah Cabuli Enam Anak, Pria di Cengkareng Babak Belur Dihakimi Massa
- Telusuri Latar Belakang Empat Korban Bunuh Diri di Jakut, Polisi Dapatkan Fakta-Fakta Ini
- Tampang Ayah Banting Anak hingga Tewas di Penjaringan, Wajah Lesu dan Tangan Diborgol
"Yang kedua, tentunya kami hadir untuk menyampaikan rasa prihatin kami selaku Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan juga pastinya sebagai seorang ibu ya kehadiran kami di sini," kata Arifatul, Senin (2/12).
"Bahwa sudah menjadi mandat dan tugas kami untuk memastikan apakah anak tercukupi haknya dan terlindungi karena si A (MAS) ini sedang dalam kondisi yang kurang baik," sambungnya.
Selain itu, kedatangan dirinya itu juga untuk memastikan jika MAS benar-benar terpenuhi dalam pendampingan dari ahli. Tak hanya itu, pihaknya juga akan mendampingi terduga pelaku selama proses yang akan dijalaninya.
"Mudah-mudahan proses ini bisa dilalui dengan baik dan dalam kondisi yang baik juga, sehingga nanti bisa kita mengambil kesimpulan apa yang sesungguhnya terjadi. Jadi kita berdoa saja mudah-mudahan kejadian seperti ini tidak terjadi lagi di tempat-tempat lain," ujarnya.
"Dan ini nanti mungkin menjadi instropeksi kita semua khususnya keluarga bagaimana membangun komunikasi dan pola asuh di dalam keluarga," sambungnya.
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Rahmat Idnal memastikan, jika pihaknya akan menjunjung tinggi aturan Undang-Undang nomor 11 Tahun 2012 tentang peradilan anak dalam perkara tersebut.
"Dimana dalam pemeriksaannya kami selalu berkolaborasi, bekerja sama dengan bapas dan Stakeholder terkait, Kemudian juga kementerian (PPPA). Dan juga dari APSIFOR dalam pemeriksaan anak A ini," ujar Ade Rahmat.
Kemudian, disela-sela konferensi pers tersebut tiba-tiba saja Arifatul menahan tangis. Hal ini terjadi saat awak media manyakan soal apakah dirinya bertemu dengan MAS atau tidak dan bagaimana psikologis dari terduga pelaku.
Sempat menjawab sebentar pertanyaan dari awak media tersebut, akan tetapi dirinya pun langsung berhenti dan meminta agar tidak ditanyakan soal itu.
"Tadi kami memang bertemu dengan Ananda A. Ya pasti sedih ya saya ya karena anak baik, Anak baik. (Tahan tangis). Jangan ditanya itu deh," ujar Arifatul sambil menahan nangis.
"Apa ya? Kita tunggu saja, nanti mudah-mudahan yang mendampingi bisa menguatkan ananda A. Pastinya dia sekarang dalam kondisi yang belum bisa ditanya lebih jauh, karena kami juga menjaga secara psikologis untuk tidak bertanya kepada hal-hal yang mengingatkan kembali gitu karena itu ada petugasnya atau ada ahlinya untuk bisa memperdalam apa yang sesungguhnya terjadi," tambahnya.
Lalu, berdasarkan dirinya yang juga merupakan seorang ibu. Ia mengaku, bisa membaca jika MAS merupakan anak yang baik menurut dirinya.
Namun, dirinya belum mengetahui kenapa dan alasan apa yang membuat MAS kemudian nekat dan tega menghabisi nyawa ayah dan juga neneknya itu.
"Kita tunggu saja ya, mudah-mudahan ini sebagai momen untuk instropeksi kita semua. Saya juga jadi belajar, oh ternyata kita punya anak ini juga tidak semudah yang dibayangkan," ungkapnya.
"Jadi keterbukaan, komunikasi, itu yang menjadi prioritas pengasuhan pola asuh di keluarga. Saya agak berat menyampaikan ya, ya gitu saja," tambahnya.
Ibu MAS Dapat Perlindungan
Kemudian, saat ditanyakan soal apakah ibu dari MAS juga mendapatkan perlindungan atau tidak. Menurutnya, sebagai Kementerian PPPA juga turut melihat kondisinya.
"Ya karena kementerian kami kan pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak. Jadi tadi kami juga sebetulnya ingin berkunjung menjenguk ibunda. Tapi karena belum memungkinkan kondisinya, jadi kita belum bisa bertemu," ucapnya.
"Sebetulnya dari pagi saya ingin bertemu, tetapi karena sikon di sini, karena si anak ini kan juga perlu dikuatkan secara psikologis. Sehingga kami menunda sore ini (kemarin). Kalau sebagai seorang ibu pasti berat bercerita," pungkasnya.