Nama Anies dan Mega di Soal Ujian Sekolah Berujung Laporan ke Polda Metro Jaya
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyelidiki foto soal ujian tersebut. Pemprov DKI sudah mengonfirmasi pada kepala sekolah dan guru yang membuat soal ujian.
Dunia pendidikan di ibu kota dibuat geger dengan soal ujian mencantumkan nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan Mega. Soal ujian sekolah mengenai nama Anies dan Mega itu terungkap setelah tersebar melalui aplikasi pesan dan media sosial.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyelidiki foto soal ujian tersebut. Pemprov DKI sudah mengonfirmasi pada kepala sekolah dan guru yang membuat soal ujian.
-
Di mana Anies Baswedan menamatkan pendidikan menengah atasnya? Anies Baswedan mengenyam pendidikan menengah atas di SMA N 2 Yogyakarta.
-
Kapan Anies Baswedan menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan? Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kabinet Kerja pada tahun 2014 - 2016
-
Apa yang disampaikan Anies Baswedan di sidang perdana PHPU? "Karena memang sebagai prinsipal di awal kami hadir menyampaikan pesan pembuka sesudah itu nanti disampaikan lengkap oleh tim hukum," kata Anies, kepada wartawan, Rabu (27/3).
-
Kenapa Anies Baswedan berkeliling kampus? Kekuatan dan daya tarik ini yang membuat saya menjalankan aktivitas baru berkeliling kampus. Saya berdiskusi, bertukar pikiran, dan saling belajar. Karena pertanyaan-pertanyaan yang diberikan membutuhkan waktu sebelum menjawab," ujarnya.
-
Apa berita bohong yang disebarkan tentang Anies Baswedan? Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi sasaran berita bohong atau hoaks yang tersebar luas di media sosial. Terlebih menjelang Pilkada serentak 2024.
-
Apa yang ingin diberantas oleh Anies Baswedan? “Saya sudah berkomitmen untuk memberantas semua kegiatan ilegal, semua itu harus diberikan sanksi tegas dan dihukum,” tutupnya.
Kepala Dinas Pendidikan Pemprov DKI, Nahdiana, menjelaskan, soal itu dibuat karena terdapat unsur kompetensi pada mata pelajaran mengenai pembentukan karakter, integritas, sabar dan tanggung jawab. Kemudian, terkait redaksionalnya memang memiliki kesamaan nama. Namun, tidak ada maksud mendukung maupun mencemarkan nama baik pejabat publik.
"Dinas Pendidikan tidak pernah mengimbau kepada guru di sekolah untuk membuat soal ujian sekolah dengan menyebutkan nama pejabat publik tertentu dan telah mengarahkan guru yang membuat soal ujian sekolah tersebut untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi. Karena, hal tersebut berpotensi menjadi unsur pelanggaran netralitas terhadap posisi ASN," tuturnya, pada Sabtu (12/12).
Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, kata dia, mengimbau kepada para ASN, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta untuk tetap menjaga netralitas ASN.
"Sehingga bisa memberikan pelayanan publik yang baik," katanya.
Untuk diketahui, dalam soal yang beredar itu disebutkan, 'Pak Anies adalah seorang Gubernur hasil Pemilihan Gubernur tahun 2017. Ia tidak menyalahgunakan jabatan yang dimilikinya untuk memperkaya diri dan keluarga. Sebaliknya, ia gunakan jabatannya untuk menolong rakyat yang mengalami kesusahan. Perilaku pak Anies adalah contoh sikap'. Terlihat jawaban yang diisi adalah Amanah.
Pertanyaan pada soal kedua 'Anies selalu diejek Mega karena memakai sepatu yang sangat kusam. Walaupun demikian Anies tidak pernah marah, perilaku Anies merupakan contoh'. Di situ pun dijawab Sabar.
Panggil Disdik DKI
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohammad Taufik mendesak Komisi E segera memanggil Dinas Pendidikan terkait soal ujian menyebutkan nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan Mega, itu. Sebab menurut dia, soal ujian seperti itu tak etis.
"Iya harus dipanggil, masa begitu. Saya kira enggak etis. Komisi E panggil lah segera," ujar Taufik di gedung DPRD, Selasa (15/12).
Taufik mengatakan, pencatutan nama Anies dalam soal ujian seharusnya bisa dicegah dengan dilakukan screening tahap awal oleh tim evaluasi pada Dinas Pendidikan DKI. Taufik menolak penjelasan Dinas Pendidikan yang mengatakan tidak ada maksud mengarah nama tertentu, termasuk Anies yang ditulis sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Ya buktinya, namanya ada. Mestinya ada tim evaluasinya. Jadi soal-soal itu kan mesti ada timnya," kata politikus Partai Gerindra tersebut.
Lapor Polisi
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi akan melaporkan guru pembuat soal ujian kontroversial ke Polda Metro Jaya. Menurut Prasetio, dampak dari soal tersebut menimbulkan perpecahan di Jakarta.
"Saya akan melaporkan bapak ke Polda Metro Jaya," ucap Prasetio kepada guru pembuat soal di gedung DPRD, Selasa (15/12).
Politikus PDIP itu tidak menerima alasan guru tersebut mencatut nama Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI dan Mega, karena spontanitas. Sebab, imbuh Pras, dari banyak contoh, nama dua tokoh tersebut sangat sentral dengan jabatan publik.
Pras menukas, guru tersebut telah melakukan doktrin terhadap para murid dari soal ujian yang dibuatnya, meski dalam soal tidak tertulis nama Megawati Soekarnoputri.
Langkah ini diharapkan Pras menjadi peringatan bagi tenaga pendidik dalam menyampaikan ilmu. Politikus PDIP itu menuturkan langkahnya membuat laporan ke Polda Metro Jaya bukan tindakan berlebihan. Justru, imbuhnya, ini dipicu akumulasi insiden di dunia pendidikan DKI. Dimulai dari ajakan kepala sekolah untuk tidak memilih calon ketua OSIS yang non muslim, dan penggiringan karakter tokoh publik dalam soal.
"Ya bukan berlebihan, ini dua kali. Dua kali. Dulu masalah OSIS, sekarang ini. Mungkin Pak Gubernur juga enggak tahu masalah ini. Tapi dia dibenturkan dengan Ibu Mega yang notabene Presiden ke-lima," ucap Pras.
Pras menambahkan, niatnya melaporkan guru tersebut semakin bulat lantaran nama Mega dalam soal itu dinilai identik dengan Megawati Soekarnoputri yang merupakan Ketua Umum PDIP. Tempat Pras bernaung di dunia politik.
"Saya sebagai kader PDI Perjuangan. Karena itu menyebut ketua umum saya. Jangan sampai bergulir di media sosial kemana-mana. Ini kan provokasi," sergah Pras.
(mdk/gil)