Pastikan Prokes Tertib, Wagub DKI Yakin Penularan Virus Tidak Terjadi di Sekolah
Selama pelaksanaan PTM, kata Riza, Pemprov DKI Jakarta belum pernah menerima adanya laporan penularan virus hingga menyebabkan klaster di sekolah tertentu.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, meyakini penularan Covid saat proses pembelajaran tatap muka (PTM) bukan hanya terjadi di sekolah. Menurutnya, penularan di lingkungan rumah, perjalanan, masih sangat dimungkinkan.
Politikus Gerindra itu berujar, keyakinan tidak adanya klaster sekolah lantaran protokol kesehatan di sekolah sudah disiapkan dengan optimal. Jika terdapat kasus konfirmasi positif Covid-19 di sekolah, menurutnya perlu ada pelacakan untuk memastikan ada tidaknya klaster sekolah.
-
Siapa yang ikut kelas Tahsin Tahfidz di PPPA Daarul Qur'an Bogor Batch 8? Neti tergabung dalam Kelas Tahsin Tahfidz di PPPA Daarul Qur'an Bogor Batch 8.
-
Kapan Ma'ruf Amin melanjutkan sekolah ke Tebuireng? Kemudian, Ma’ruf Amin melanjutkan sekolah ke jenjang Madrasah Ibtidaijah Salafijah Safiijah Tebuireng, Jombang, Jawa Timur pada 1958.
-
Kapan doa mau belajar dibaca? Dengan berdoa sebelum belajar, seseorang dapat memohon bantuan dan petunjuk dari Tuhan agar diberi kecerdasan, kejelian, dan pemahaman yang baik dalam proses belajar.
-
Kapan Adam Malik Batubara meninggal? Setelah mengabdikan diri untuk bangsa Indonesia, Adam Malik mengembuskan napas terakhirnya di Bandung pada 5 September 1984 karena sakit kanker hati.
-
Apa yang dipelajari Amir Hamzah saat di Surakarta? Di sana, Amir banyak sekali mempelajari perihal Sastra Timur dan bahasa, seperti Bahasa Jawa, Sanskerta, hingga Arab.
-
Bagaimana cara Ridwan belajar? Ridwan: "Mudah sih Bu soalnya, tetapi jawabannya susah."
"Sejauh ini prokes sangat baik dilaksanakan di sekolah-sekolah. Walaupun mungkin ada, itu bukan karena di sekolah, mungkin di rumah atau di perjalanannya," ucap Riza di Balai Kota, Jumat (24/9).
Selama pelaksanaan PTM, kata Riza, Pemprov DKI Jakarta belum pernah menerima adanya laporan penularan virus hingga menyebabkan klaster di sekolah tertentu.
"Ya selama ini kita belum nerima ya," pungkasnya.
Dinas Pendidikan DKI Jakarta kemudian mengirimkan surat kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk mengklarifikasi temuan 25 klaster Covid-19 di sekolah.
Langkah ini diambil karena Dinas Pendidikan belum mendapatkan data apapun dari kementerian tersebut mengenai temuan 25 klaster Covid-19 di sekolah.
"Kami sudah menyurati Kemdikbud untuk minta data persisnya," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota Jakarta, Kamis (23/9).
Sebelumnya, Kemendikbud merilis data survei 25 klaster Covid-19 ditemukan di Jakarta yang berasal dari PTM. Dalam data yang diunggah di situs sekolah.data.kemdikbud.go.id, berdasarkan data survei per 22 September 2021, terdapat 25 klaster Covid-19 dari 897 responden sekolah yang mengisi survei.
Dari 25 klaster tersebut, Jakarta Barat menjadi wilayah dengan klaster terbanyak akibat PTM, yakni delapan klaster. Sementara itu, Jakarta Timur (6), Jakarta Utara (5), Jakarta Selatan (5) dan satu klaster di Jakarta Pusat.
Total pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) yang tercatat positif Covid-19 mencapai 227 kasus. Rincian 96 PTK di Jakarta Barat, 66 PTK di Jakarta Timur, 16 PTK di Jakarta Utara, 47 PTK di Jakarta Selatan dan dua PTK di Jakarta Pusat.
Sementara itu, siswa atau peserta didik yang terpapar dan berstatus positif Covid-19 ada 241 kasus. Rinciannya, 119 orang di Jakarta Barat, 68 orang di Jakarta Timur, 10 orang di Jakarta Utara, 39 orang di Jakarta Selatan dan lima orang di Jakarta Pusat.
Baca juga:
Pemkot Jaksel Belum Ada Laporan Klaster Covid-19 di Sekolah
Disdik Kaget Disebut 25 Sekolah Jakarta Jadi Klaster Penularan Covid-19
Disdik DKI Tegaskan Belum Ada Laporan Klaster Covid-19 di Sekolah Sejak PTM
Ribuan Sekolah Jadi Klaster Covid-19, Nadiem Tegaskan PTM Masih Lanjut
Jokowi Ingatkan Pelajar Jaga Prokes saat Belajar Tatap Muka, Terutama Pakai Masker
Usai Random Testing, Gibran Pastikan Tak Ada Klaster PTM di Solo