Sandiaga akan uji coba minibus konsep baru layani rute OK OTrip
Karena ada rute panjang, sedang dan pendek, pihaknya ingin menetapkan satu harga untuk per kilometer. Namun demikian hal itu juga perlu dikaji lagi supaya jangan sampai pemilik minibus atau pengusaha angkutan tidak keberatan dengan tarif yang ditetapkan dalam program OK OTrip ini.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berencana melakukan uji coba penggunaan minibus dengan konsep baru atau bangku yang menghadap depan untuk melayani rute OK OTrip. Program OK OTrip merupakan layanan transportasi terintegrasi di mana penumpang hanya membayar Rp 3.500 sekali jalan dengan durasi waktu tiga jam.
Penggunaan minibus ini bertujuan untuk merangkul para sopir dan pengusaha transportasi. Rencana ini telah dibahas Sandi bersama Organda DKI Jakarta dan Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta.
-
Apa yang ditawarkan oleh bus wisata atap terbuka di Jakarta? Bus wisata atap terbuka menjadi wisata alternatif bagi sebagian warga Jakarta untuk menikmati liburan, terlebih ketika memasuki masa libur sekolah seperti saat ini.
-
Kapan O ditangkap? Ia ditangkap saat tengah bekerja di pabrik tahu di Kampung Parit Timur, Desa Banjarsari Timur, Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang.
-
Apa yang dialami oleh driver ojol di Cimanggis, Depok? Nasib kurang beruntung dialami seorang pengemudi ojek online (ojol) di Cimanggis, Depok. Driver Ojol Dapat Order Fiktif Ratusan Ribu Rupiah di Depok, Reaksi Warga Luar Biasa Langsung Patungan Bayar Pesanan Dia mendapat orderan fiktif sejumlah lebih dari Rp250 ribu.
-
Dimana lokasi wisata Kota Tua Jakarta? Kota Tua terletak di Jakarta Pusat, wilayah utara.
-
Apa saja objek wisata di Jakarta yang bisa jadi alternatif? Padahal, banyak destinasi wisata di Jakarta yang layak untuk kamu kunjungi menghabiskan libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW 2024.
-
Kapan trem di Jakarta dihentikan? Operasional trem kemudian dihentikan pada 1959.
"Kita baru saja membahas seputar beberapa kebijakan mengenai transportasi dan angkutan di jalan raya. Teman-teman Organda pada intinya ada beberapa kebijakan yang kita bicarakan tadi. Salah satunya adalah bagaimana merangkul OK OTrip kepada para teman-teman di bus kecil," jelasnya di Balai Kota, Selasa (30/1).
Dalam rencana ini akan dilibatkan Koperasi Kolamas. "Koperasi ini punya konsep yaitu bus kecil yang menghadap ke depan dan ber-AC sehingga tidak lagi memberikan rasa tidak aman, tidak nyaman khususnya kepada perempuan yang memakai rok atau yang harus berhimpitan-himpitan," kata Sandi.
Rencana awal akan ada 10 minibus yang akan diluncurkan untuk bergabung di program OK OTrip. "Kita akan kaji dan uji coba terus. Ini masukan dari Pak Petrus (Dewan Pimpinan Unit Organda Angkutan Lingkungan DKI). Nanti ini di Tanah Abang juga dicarikan solusi supaya teman-teman mendapatkan solusinya juga," jelasnya.
Mengenai rute yang akan dilayani minibus ini, Sandi mengatakan, belum ditetapkan. Secara teknis akan dibahas lebih lanjut oleh Kepala Dinas Perhubungan dan Organda.
Sementara itu, Dewan Pimpinan Unit Organda Angkutan Lingkungan DKI, Petrus Tukimin menyampaikan pihaknya telah membahas bersama Dishub dan Transjakarta berapa tarif untuk angkutan ini yang dihitung per kilometer.
"Kalau rutenya pulang pergi cuma 10-12 kilometer, itu yang jadi bahan masukan kita untuk dibahas dengan Dishub, maupun Transjakarta dan Pemda. Idealnya rupiah per kilometer untuk mereka berapa yang pas," jelasnya.
Karena ada rute panjang, sedang dan pendek, pihaknya ingin menetapkan satu harga untuk per kilometer. Namun demikian hal itu juga perlu dikaji lagi supaya jangan sampai pemilik minibus atau pengusaha angkutan tidak keberatan dengan tarif yang ditetapkan dalam program OK OTrip ini.
Minibus ini akan melayani semua rute baik panjang, sedang maupun rute pendek. Dengan minibus ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan transportasi berbasis aplikasi.
"Karena kendaraannya sudah bagus. Kita tidak mementingkan jumlah lagi. Karena kita sudah disubsidi. Dengan rute juga, kita rerouting. Kita juga sebagai pemerintah jangan memikirkan lagi jumlah penumpang," terangnya.
Melalui program ini diharapkan pihaknya bisa memberikan pelayanan yang maksimal. Kuantitas penumpang tidak terlalu penting tapi yang terpenting adalah kualitas pelayanan sehingga dalam satu kendaraan tak ada penumpukan penumpang.
(mdk/fik)