Sandiaga janji lakukan pembinaan di masjid yang diduga disusupi radikalisme
Sandi memastikan Pemprov DKI akan melakukan pembinaan di masjid-masjid yang diduga terpapar radikalisme. Beberapa ciri masjid radikal, menurut Sandi, adalah masjid yang menyebarkan paham kebencian.
Presiden Joko Widodo mendapat laporan, ada 40 masjid di Jakarta telah disusupi paham radikalisme dan intoleransi. Bahkan menyup ke masjid yang berada di kawasan kantor perusahaan milik negara atau BUMN.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan Pemprov DKI telah memiliki data 40 masjid Jakarta yang dicurigai disusupi paham radikal dan intoleransi. Namun, Sandi tidak dapat membeberkan nama masjid yang dimaksud.
-
Kapan Masjid Quwwatul Islam diresmikan? Pada Selasa (10/10), Gubernur DIY Sri Sultan HB X meresmikan berdirinya Masjid Quwwatul Islam di Jalan Mataram No. 1, Suryatmajan, Danurejan, Kota Yogyakarta.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Bagaimana Masjid Langgar Tinggi dirawat? Kendati sudah tiga kali diperbaiki, namun Assegaf tak mau bentuk aslinya diubah. Ia menginginkan agar bangunan menjadi warisan Islam zaman perdagangan di abad ke-19, sebagai bekal informasi bagi anak cucu.
-
Kenapa Masjid Saka Tunggal dibangun? Untuk memperingati 1.000 hari meninggalnya Adipati, didirikanlah masjid tersebut.
-
Kapan Masjid Saka Tunggal didirikan? Dilansir dari Kebumenkab.go.id, masjid itu didirikan pada tahun 1722 oleh Bupati Kendurenan, putra Adipati Mangkuprojo, seorang Wrongko Dalem Keraton Kartasuro.
-
Dimana Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman berada? Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman merupakan masjid terbesar di Pontianak dan masjid yang pertama kali berdiri di Provinsi Kalimantan Barat.
"Ini data yang kami pegang tentunya kami akan pastikan bahwa ada pembinaan, tapi kami tidak bisa mengumbar nama masjidnya," kata Sandi di Balai Kota Jakarta, Rabu (6/6).
Sandi memastikan Pemprov DKI akan melakukan pembinaan di masjid-masjid yang diduga terpapar radikalisme.
"Sudah terpantau dan kami akan berikan pembinaan, tentunya pendekatan tersendiri karena tentunya ini tugas kita sama-sama untuk memastikan tidak ada radikalisasi di DKI. Dan tidak ada paham-paham yang mendorong ke ekstremisme di DKI," jelasnya.
Beberapa ciri masjid radikal, menurut Sandi, adalah masjid yang menyebarkan paham kebencian.
"Mungkin dari ujarannya yang memecah belah, kebencian dan sebagainya," ucapnya.
Namun Sandi tidak dapat menjelaskan spesifik soal ciri masjid yang disusupi radikalisme dan intoleransi. Termasuk masjid yang sempat menolak memandikan jenazah.
"Kalau spesifiknya kita tidak bisa pastikan seperti itu," tutupnya.
Sebelumnya, cendekiawan muslim Azyumardi Azra menuturkan, dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi, sejumlah tokoh bicara soal kekhawatiran meningkatnya radikalisme dan intoleransi. Bahkan, penyebaran ujaran kebencian dan radikalisme sudah menyusup melalui ceramah-ceramah agama.
"Misalnya oleh Mba Alisa Wahid misalnya, sekitar 40 masjid yang dia survei di kawasan DKI itu penceramahnya atau khatibnya radikal. Mengajarkan radikalisme dan intoleransi," jelas Azumardi.
Zumardi menuturkan, Presiden menegaskan bahwa masalah itu sedikit banyak sudah diatasi. Presiden sudah menugaskan pimpinan dari lembaga sosial keagamaan tertentu untuk melakukan perbaikan di dalam masjid.
"Sehingga khotib-khotibnya didominasi oleh orang-orang yang tidak mengajarkan paham khilafah, daulah Islamiyah dan sebagainya. Kira-kira begitu," ucapnya.
Reporter: Delvira Hutabarat
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Ada 40 Masjid di Jakarta diduga ajarkan radikalisme dan intoleransi
Sandiaga klaim kantongi data 40 masjid radikal di Jakarta
Wapres JK minta kampus beri pemahaman antiradikalisme pada mahasiswa
Mahasiswa diminta aktif cegah radikalisme di kampus
Aktivitas rektor, dosen hingga mahasiswa di media sosial akan dipantau
Menag minta perguruan tinggi jaga kebebasan akademik dari praktik terorisme