Sandiaga Uno: Masyarakat Indonesia tak biasa konsumsi daging beku
2 Hal yang menurut Sandiaga Uno bikin harga bahan pokok naik jelang Lebaran tahun ini.
Harga bahan pokok dan makanan selama bulan Ramadan melonjak naik. Hal ini dinilai karena faktor strukturan dan birokratis.
Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, ada permasalahan pada sistem perdagangan produk pangan pokok dan strategis serta segenap sistem rantai nilai atau rantai pasok yang telah terbangun selama bertahun-tahun.
"Masalah tersebut diperparah dengan sistem produksi pertanian yang tidak efisien serta sistem perdagangan yang tertutup," kata Sandiaga dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/6).
"Birokrasi juga jadi permasalahan serius, seharusnya sistem nilai atau tata kelola perekonomian yang menjadi tanggung jawab pemerintah menjunjung tinggi keterbukaan dan keadilan," kata dia lagi.
Hingga saat ini, harga eceran rata-rata daging sapi di pasar tradisional sampai dengan Sabtu 10 Juni 2016 masih Rp 115.000. Padahal Pemerintah menargetkan harga eceran daging sapi segar Rp 80.000. Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi masalah ini adalah mengimpor daging sapi beku.
Sandiaga menyoroti masalah impor daging beku yang dilakukan pemerintah sebagai solusi jangka pendek untuk mengatasi lonjakan harga daging sapi menjelang Idul Fitri.
Menurut dia, patut dipertanyakan kebijakan Pemerintah yang menunjuk 10 perusahaan baru sebagai importir tanpa melibatkan stakeholder lama yaitu Asosiasi Pengimpor Daging Sapi (APSIDI) yang telah mempunyai jaringan distribusi serta rantai pendingin.
"Perlu diingat juga konsumen daging sapi dan kebanyakan masyarakat Indonesia tidak terbiasa mengkonsumsi langsung daging beku, hal ini yang menjadi pertanyaan, apakah daging beku akan laku di pasaran atau tidak," tegas Sandiaga.
Berkaitan dengan hal tersebut, Sandiaga juga menyoroti lemahnya perencanaan oleh Pemprov DKI dan ketidakmampuan membaca perilaku supply dan demand pasar. "Pemprov DKI harusnya lebih cepat tanggap dalam menanggulangi masalah kenaikan harga ini. Jika terus dibiarkan berlarut-larut tentu akan sangat merugikan masyarakat," terang dia.
Sandiaga juga menepis anggapan jika kenaikan harga yang terjadi belakangan ini akibat ulah spekulan.
"Berdasarkan data APPSI (Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia) faktor kenaikan harga akibat spekulan hanya 5-10 persen," tandasnya.
-
Di mana Sandiaga Uno kuliah dulu? Beginilah potret lawas Sandiaga Uno saat masih mengenyam pendidikan di Amerika.
-
Kapan tongseng daging sapi biasanya disantap? Hidangan ini sering disantap dengan nasi putih hangat dan kerupuk sebagai pelengkap.
-
Kenapa Sapi Lada Hitam banyak dijual di tempat makan? Bahkan, sapi lada hitam banyak dijual di tempat makan hingga restoran.
-
Apa yang ingin dicapai oleh Sandiaga Uno dengan masuknya Warteg ke pasar internasional? Dia berharap, Warteg bisa dibuka di New York, Jerman. Selain itu, banyak juga permintaan di Timur Tengah ini yang akan kita fasilitasi. "Jadi Warteg ini akan kami ikut sertakan pada kegiatan ke luar negeri. Karena Tegal ini punya semangat wirausaha yang tinggi,"
-
Apa perbedaan utama antara daging sapi dan daging kambing? Kedua jenis daging ini menawarkan berbagai keunggulan nutrisi yang unik, serta perbedaan dalam hal kandungan lemak, tekstur, dan aroma.
-
Kenapa pemilik warung sate Tugu Penceng memilih daging sapi sebagai bahan baku utama? Pemilik warung sate Tugu Penceng menyatakan bahwa sejak awal, sang kakek yang merupakan perintis bisnis sengaja memilih daging sapi untuk bahan baku sate. Pasalnya, daging sapi cenderung tidak bau prengus seperti daging kambing. Selain itu, daging sapi memiliki lebih banyak peminat.
Baca juga:
Harga daging meroket, Jokowi minta rakyat beralih makan ikan
Lebih murah, daging sapi beku impor mulai diminati masyarakat
163,5 Ton daging sapi impor ilegal disita Bea Cukai
Pencurian sapi dengan disembelih marak di Kupang
8.110 ton daging sapi bakal banjiri pasar, dijual Rp 70 ribu/kg