Usai Dilanda Kebakaran, Museum Nasional Ditutup Sementara untuk Pengunjung
Penutupan dilakukan dalam rangka proses penyelidikan yang dilakukan petugas, sejak Minggu (17/9).
Penyabab kebakaran masih terus diselidiki.
Usai Dilanda Kebakaran, Museum Nasional Ditutup Sementara untuk Pengunjung
Kondisi Museum Nasional di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat dijaga ketat oleh aparat gabungan TNI, Polri, dan pasukan pengamanan museum.
Penjagaan dilakukan pascakebakaran melanda mesuem tersebut pasca dilahap si jago merah pada Minggu (16/9) kemarin. Api membakar bagian gedung A yang lokasi berada di bagian belakang.
Pag ini, kompleks museum tampak sepi dari pengunjung.
Pantauan merdeka.com di lokasi, Senin (18/9), tak ada rutinitas pengunjung yang memasuki kawasan Museum Nasional karena museum ditutup hingga batas waktu yang tak ditentukan.
Mayoritas yang berlalu lalang adalah kendaraan polisi dan TNI yang memasuki area museum. Menurut salah satu petugas keamanan, saat ini sedang dilakukan sterilisasi di kawasan museum seusai dilanda kebakaran hebat.
"Di gedung A itu ada 21 ruangan, yang terdampak kebakaran kemarin ada enam ruangan," kata Ahmad Mahendra, Plt. Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (BLU MCB).
Penutupan ini rupanya belum diketahui banyak masyarakat.
Sebagian dari pengunjung yang ingin berwisata termasuk turis harus membatalkan kunjungannya karena museum ditutup.
"Museum ini mengapa tutup, saya ingin mengunjungi museum ini, tidak ada informasi yang jelas mengenai tutupnya museum ini."
Kata turis asing dalam bahasa Inggris (18/9).
Eri, salah satu warga mengatakan, kondisi Museum Nasional mulai kondusif pada Minggu sore (17/9).
"Sebenernya udah kondusif dari Minggu sore kemarin, sekitar jam 5 ke atas," kata Eri, saat ditemui Merdeka.com (18/9).
Sebelumnya, kebakaran hebat melanda Gedung A Prasejarah Museum Nasional Indonesia atau biasa dikenal Museum Gajah di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat pada Sabtu malam (16/9/2023). Kebakaran itu pun menyebabkan atap salah satu ruangan yang merupakan tempat pameran benda prasejarah roboh.
Ahmad Mahendra menyampaikan, enam ruangan di gedung A telah dibatasi garis polisi untuk pengamanan dan investigasi tim gabungan.
Penutupan dilakukan dalam rangka proses penyelidikan yang dilakukan petugas, sejak Minggu (17/9).
"Jadi sekarang sudah di police line bahkan agak tebal dua pasang nggak sembarang orang masuk. Karena cagar budaya juga nggak boleh disentuh sembarangan juga," kata Mahendra kepada wartawan.
Disayangkan Pecinta Sejarah
Pasca-kebakaran Gedung A Museum Nasional pada (16/9), menuai beragam tanggapan dari masyarakat. Mereka tak mengira bahwa Museum Prasejarah skala Nasional yang dilindungi bisa terjadi kebakaran hebat.
Eri (33) mengatakan, sebagai masyarakat ia turut simpati atas terjadinya kebakaran yang melanda objek vital bangsa. Menurutnya, pemerintah melalui kementerian terkait mesti turut aktif berbenah agar kejadian seperti ini tak terulang lagi, terutama berkenaan dengan objek vital negara yang mestinya dilestarikan.
"Ya, saya berkabung dengan adanya peristiwa ini. Museum ini kan, objek vital bangsa ya, kok bisa ya terjadi kebakaran. Ya, intinya kementerian mesti berbenahlah, dalam mengamankan pusaka dan warisan bangsa, itu kan harus dilestarikan,"
ucap Eri, kepada wartawan (18/9).
merdeka.com
Mengenai hal itu, Eri menyayangkan pengamanan sekitar museum yang cenderung teledor. Ia menyebut, hal pertama yang harus diselamatkan adalah benda peninggalan prasejarah yang bernilai penting dan menyangkut sejarah bangsa.
"Menurut saya ini keteledoran, ya. Bagaimana bisa situs cagar budaya seperti ini bisa lolos dari pengamanan, sampai kebakaran. Ya, pokoknya peninggalan prasejarah yang penting itu mesti diselamatkan dulu," katanya.
Hal senada dilayangkan oleh Dewi (27), menurutnya kebakaran ini sudah seharusnya diselidiki lebih dalam oleh pihak terkait, investigasi mesti dikerahkan untuk mengusut alasan utama mengapa gedung cagar budaya seperti ini bisa terjadi kebakaran.
"Semua elemen pengamanan seharusnya dikerahkan ya, ini kan cakupannya nasional ya. Saya pikir, alasan utama kenapa ini bisa terjadi kebakaran harus diusut," tegas Dewi (18/9).