Warga Kampung Pulo bosan hidup di tenda pengungsian
Mereka berharap air cepat surut dan bisa kembali ke rumah.
Warga korban banjir di daerah Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, mulai bosan tinggal di tempat pengungsian. Ratusan pengungsi ini berharap air cepat surut dan bisa kembali ke rumah.
Inong (45), salah satu pengungsi mengatakan, selama lebih dari satu minggu di pengungsian, dia dan keluarga sudah merasa jenuh dengan kondisi seperti ini. Ibu dua anak ini berharap, agar banjir bisa surut hari ini.
"Sudah bosan ada di sini, bagaimanapun lebih nyaman di rumah sendiri. Saya berharap banjir segera surut," kata Inong, saat ditemui di posko pengungsian di kantor Sudinkes, Jakarta, Rabu (22/1).
Menurutnya, meski banyak batuan yang didapat selama mengungsi, hal itu tidak bisa membuatnya senang. Selain dirinya, banyak juga warga lain yang ingin kembali hidup normal.
Topik pilihan: Kemacetan Jakarta | Jokowi ahok
"Yang saya harapkan hanya banjir ini segera selesai, saya dan keluarga bisa menjalani lagi kehidupan normal, walaupun setiap hujan kami selalu saja resah banjir akan datang," tuturnya.
Hal yang sama juga mulai dirasakan anak-anak. Mereka yang awalnya senang tinggal di pengungsian kini sudah mulai jenuh.
"Pingin pulang, pingin nonton tv. Bosan," ujar Nugi seorang pelajar kelas 4 SD.
Seperti diketahui, banjir di kawasan Kampung Pulo, pagi tadi mencapai ketinggian sekitar 5 meter. Walaupun air kini sudah berangsur surut, namun di Jalan Jatingara Barat, masih digenangi air setinggi 100 Cm.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Kapan banjir pertama kali terjadi di Jakarta? Pada masa VOC sendiri telah dilakukan berbagai cara untuk menanggulangi banjir di Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal silih berganti mencoba berbagai upaya.
-
Di mana banjir Jakarta pada tahun 1960 terjadi? Mengutip dari buku Sejarah Kota Jakarta 1950-1980 karya Edi Setyawati dkk mengatakan, pada awal tahun 1960 terjadi banjir di Jakarta, setelah mengalami musim hujan yang hebat sehingga 7 kelurahan sangat menderita, terutama daerah Grogol dan sekitarnya.
-
Siapa saja yang terdampak oleh banjir? Dampak banjir sangat luas dan kompleks, melibatkan aspek kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Banjir sering kali menyebabkan penyakit yang disebarkan melalui air, seperti kolera dan leptospirosis, yang dapat menyebar dengan cepat di antara populasi yang terdampak. Dari sisi ekonomi, banjir dapat menghancurkan tanaman pangan, merusak infrastruktur, dan menghentikan aktivitas bisnis, mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.
-
Di mana banjir di Cirebon timur terjadi? Banjir di wilayah Cirebon timur ini kemudian viral di media sosial pada Rabu (6/3). Dalam video yang beredar terlihat sejumlah karyawan kesulitan mengevakuasi kendaraan roda dua miliknya yang terparkir di area pabrik.
Baca juga:
Korban banjir di Tebet butuh susu bayi
Blusukan di Cipinang, Hatta minta rakyat tenang meski harga naik
Jalan Yos Sudarso rusak akibat banjir, pengendara rawan celaka
Banjir di Otista, warga terserang gatal-gatal dan panas dingin
Uniknya ojek rakit karya Sarman di tengah banjir Tebet