3 Fakta Unik Durian Bawor, Terinspirasi dari Sosok Punokawan
Durian Bawor merupakan durian berukuran besar yang berasal dari Banyumas. Durian ini pertama kali ditemukan oleh Sarno Ahmad Darsono. Ia sejatinya merupakan guru sekolah dasar di Alas Malang, Kemranjen, Banyumas.
Durian Bawor merupakan durian berukuran besar yang berasal dari Banyumas. Durian ini pertama kali ditemukan oleh Sarno Ahmad Darsono. Ia sejatinya merupakan guru sekolah dasar di Alas Malang, Kemranjen, Banyumas.
Pengalaman Sarno menemani sang ayah mencari durian hingga pelosok desa sewaktu kecil membuat ia terobsesi pada durian hingga ia dewasa. Tak diragukan lagi, naluri bawaannya terhadap durian begitu kuat.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
“Rata-rata durian pohonnya sangat tinggi dengan buah tak begitu besar. Yang tak bisa memanjat harus menunggu durian itu runtuh,” kata produser film yang juga Managing Director Ad Glow Pictures, Aji Fauzi, dikutip dari Liputan6.com.
Lantas seperti apa keunikan durian itu? Berikut selengkapnya:
Sejarah Penemuan Durian Bawor
©jatengprov.go.id
Aji mengatakan, keberadaan Durian Bawor berawal dari tahun 1996. Waktu itu Sarno nekad memadukan 20 jenis durian lokal dengan teknik okulasi. Waktu tunggu durian yang biasanya memakan waktu 8 tahun, ia coba pangkas menjadi 3-4 tahun.
“Dengan memegang dan menimbangnya, ia tahu durian yang ada di tangannya telah matang atau belum. Berkulit tebal atau tipis. Ketajaman penciumannya sangat membantunya dalam memilah durian yang puket (manis, berlemak, beralkohol) atau bukan,” kata Aji.
Banyaknya pohon durian yang digunakan untuk okulasi membuat pohon primernya tumbuh menyerupai pohon bakau yang akarnya mencuat dari tanah. Pada akhir tahun 2000, pohon hasil percobaannya sudah menghasilkan 30-40 buah durian oranye yang berbeda dari hasilnya. Kulitnya tipis, dagingnya tebal, warna dagingnya lebih merah, rasa lebih puket, dan beralkohol seperti durian petruk. Satu buah beratnya bisa mencapai 12 kg.
Terinspirasi dari Sosok Punokawan
©jatengprov.go.id
Dilansir dari Liputan6.com, penamaan Bawor sendiri tak lepas dari ikon rakyat Banyumas. Bawor adalah sebutan bagi sosok punokawan Bagong, adik dari Petruk. Nama Petruk sendiri sudah ngetop sebagai durian lokal asal Jepara.
Saat akhir pekan terutama pada musim panen durian, rumah Sarno selalu ramai dikunjungi. Suasana rumahnya begitu asri sehingga pengunjung betah berlama-lama di sana. Bagi pengunjung yang ingin membawa pulang durian, mereka tinggal membawa dagingnya yang dibungkus box plastik.
Keistimewaan Durian Bawor
©2023 liputan6.com
Setelah melalui proses penyempurnaan, kini Durian Bawor memiliki keistimewaan. Misalnya saja daging buah yang tebal dan berwarna oranye tapi bijinya kecil dan tipis, lalu rasanya yang legit dan sedikit pahit, dan semakin tua pohonnya semakin banyak ia berbuah.
Selain itu, kelebihan utama Durian Bawor warna kuning adalah saat buah tidak terlalu matang, durian tetap terasa manis. Berbeda dengan durian pada umumnya yang berbuah kalau sedang musimnya, durian bawor berbuah sepanjang tahun. Satu pohon dapat dipanen tiga kali dalam setahun.
“Dengan produksi 30 buah x 2 pohon, maka ada 60 buah. Asumsi bobot minimal 6 kg per buah dan harga buah terendah Rp50.000 per kilogram. Silakan dihitung sendiri,” kata Aji.