636 ABK Tidak Bekerja Akibat Kebakaran Kapal di Cilacap, Ini 3 Faktanya
Kebakaran kapal yang terjadi di Cilacap pada Selasa (3/5) masih dirasakan dampaknya oleh para nelayan hingga kini. Sebanyak 636 ABK terpaksa menganggur karena peristiwa itu. Padahal saat ini ikan sedang banyak-banyaknya di perairan Cilacap.
Pada Selasa (3/5), sebagian besar masyarakat di seluruh penjuru Indonesia masih merayakan suka cita Lebaran. Tapi bagi para nelayan di Cilacap, Jawa Tengah, hari itu merupakan hari yang suram.
Pada sore hari pukul 17.10, sebuah kapal yang tengah bersandar di Dermaga Batre tiba-tiba meledak. Api dari ledakan itu kemudian menjalar ke kapal-kapal lainnya. Setidaknya ada puluhan kapal yang ikut terbakar. Bahkan kebakaran itu merambat hingga ke Dermaga Wijayapura yang letaknya berdekatan.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Walaupun sudah berlalu sekitar dua minggu, dampak dari peristiwa itu masih dirasakan hingga kini. Tercatat ada 636 anak buah kapal (ABK) tidak bisa bekerja karena kebakaran itu? Bagaimana bisa? Bagaimana solusi yang ditawarkan pemerintah? Berikut selengkapnya:
Musibah yang Tak Terelakkan
©2022 Merdeka.com
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap, Sarjono mengatakan, total kapal nelayan yang terbakar dalam peristiwa itu ada sebanyak 53 unit ditambah satu buah kapal “tugboat” milik Pelindo. Lebih lanjut, ia menjelaskan kalau setiap kapal ada 12 ABK, jadi total ada 636 ABK yang saat ini tidak bekerja.
Padahal, saat ini wilayah Samudra Hindia bagian selatan Indonesia saat ini telah memasuki angin timuran. Dalam kondisi ini biasanya berbagai jenis ikan bermunculan.
“Tapi namanya saja musibah, mau bagaimana lagi,” keluh Sarjono, mengutip dari ANTARA pada Senin (16/5).
Pinjaman dari Pemerintah
©2022 Merdeka.com
Walaupun begitu, Sarjono mengaku bersyukur dalam kunjungannya ke Cilacap pada 11 Mei 2022 lalu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memberikan informasi bahwa pemerintah memberikan pinjaman lunak yang dapat dimanfaatkan para pemilik kapal untuk membangun kembali kapalnya. Pinjaman itu sendiri dikelola oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Layanan Umum (BLU) dan Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP)
“Pinjaman lunak itu dapat digunakan untuk membangun kapal. Biasanya untuk membangun satu buah kapal butuh waktu enam bulan,” ungkap Sarjono.
Harapan Nelayan Cilacap
©2021 Tim dokumentasi BIN
Hingga saat ini, Sarjono mengaku belum menerima informasi lebih lanjut mengenai kapan pemilik kapal yang terbakar dapat mengakses pinjaman lunak tersebut. Yang pasti hingga saat ini ia dan rekan-rekan nelayan lain masih fokus pada evakuasi bangkai kapal.
Namun ia berharap apabila telah diperoleh, pinjaman itu dapat dibayar setelah kapal selesai dibangun kembali dan digunakan paling tidak dua bulan sehingga sudah ada penghasilan.
“Nanti setelah evakuasi bangkai kapal, saya akan coba komunikasikan dengan KKP. Saat ini, kami masih fokus terhadap evakuasi bangkai kapal,” kata Sarjono, mengutip dari ANTARA.
(mdk/shr)