Ada Masjid Tua dan Kera Ekor Panjang, Ini Keunikan Desa Wisata Cikakak di Banyumas
Desa Wisata Cikakak memiliki berbagai potensi yang bisa menjadi magnet untuk menggaet wisatawan. Desa itupun menjadi salah satu dari 50 desa wisata terbaik di Indonesia. Lantas apa yang menarik dari desa wisata itu?
Desa Wisata Cikakak memiliki berbagai potensi yang bisa menjadi magnet untuk menggaet wisatawan. Menyadari potensi itu Menparekraf Sandiaga Uno menjadikan salah satu dari 50 desa wisata terbaik di Indonesia.
Berada di Kecamatan Wangon, Banyumas, belum banyak orang mengetahui desa wisata itu. Padahal desa itu memiliki keunikannya sendiri, salah satunya adalah keberadaan Masjid Saka Tunggal yang konon dibangun pada tahun 1288.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Selain itu di sana juga terdapat tradisi budaya serta mitos yang berkembang di tengah masyarakat. Bagi wisatawan yang ingin berburu oleh-oleh, Desa Wisata Cikakak juga memiliki cinderamata khas hasil buah karya masyarakatnya.
Lalu sebenarnya seperti apa keunikan Desa Wisata Cikakak? Berikut selengkapnya:
Masjid Tua Berdiri Sebelum Masjid Demak
©YouTube/Kemendesa PDTT
Di Desa Cikakak, ada sebuah masjid tua bernama Masjid Saka Tunggal. Dilansir dari kanal YouTube Official PPSDM Kemendes PDTT, masjid itu didirikan oleh Kyai Haji Mustolih, tokoh penyebar Agama Islam di Cikakak.
Keunikan masjid itu adalah adanya tiang penyangga atau “saka tunggal” setinggi 5 meter. Dibangun pada tahun 1288, masjid itupun menjadi yang tertua di Banyumas.
“Berdasarkan cerita nenek moyang terdahulu, masjid ini didirikan sebelum Masjid Agung Demak. Yang mendirikan adalah Mbah Kholih. Sementara kami-kami selaku juru kunci sekaligus masyarakat di sekitar sini adalah keturunannya,” kata Sulam, juru kunci Masjid Saka Tunggal.
Salah satu tradisi di Masjid Saka Tunggal Cikakak biasanya digelar pada Hari Jumat. Sebelum Salat Jumat dimulai, masyarakat sekitar sudah berkumpul untuk berdzikir dan bersholawat dengan nada khas seperti melantunkan kidung Jawa. Tradisi itu disebut dengan nama “ura-ura”.
Mitos Desa Cikakak
©YouTube/Kemendesa PDTT
Berada di lereng bukit yang tak jauh dari kawasan hutan, lingkungan di sekitar Masjid Saka Tunggal menjadi habitat alami dari monyet ekor panjang. Menurut legenda, ratusan monyet yang hidup liar di sekitar masjid itu dulunya adalah santri-santri nakal yang dikutuk karena tidak mau melaksanakan ibadah salat.
Di samping itu, masyarakat di Desa Cikakak sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal. Salah satunya adalah perayaan tradisi Rasulan. Dikutip dari YouTube Kemendes PDTT, tradisi itu digelar setiap tahun sebagai rasa syukur masyarakat atas hasil panen yang melimpah.
“Jadi kita mengikuti dari pada adat istiadat nenek moyang kita dari zaman dulu. Adat di sini disebut “Rosul” sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT,” kata Safan Muhayi Amani, tokoh agama Desa Cikakak.
Tingkatkan Kesejahteraan Warga
©YouTube/Kemendesa PDTT
Selain adat dan tradisinya, Desa Wisata Cikakak juga memiliki kuliner khas salah satunya wajik ketela tekong. Selain itu di desa tersebut juga ada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang dibentuk untuk lebih memberdayakan masyarakat dalam memaksimalkan potensi wisata desanya.
“Tujuan yang paling utama adalah untuk menyejahterakan warga semua, sehingga keinginan kami, anak-anak zaman sekarang tidak ada yang menganggur. Karena mereka sudah mulai kreatif, ada yang membuat souvenir, kuliner, UMKM, jadi memberikan kesempatan kerja pada seluruh warga Desa Cikakak,” kata Kepala Desa Cikakak, Akim.