Banjir Terjang 11 Kecamatan di Cilacap, Ini 3 Faktanya
Bencana banjir yang menerjang Cilacap belum juga mereda. Hujan yang mengguyur kabupaten itu dari Minggu sore (13/12) hingga Senin pagi (14/12) menyebabkan banjir yang menggenang 19 desa di 11 kecamatan yang tersebar di seantero kabupaten terluas di Jawa Tengah itu.
Bencana banjir yang menerjang Cilacap belum juga mereda. Hujan yang mengguyur kabupaten itu dari Minggu sore (13/12) hingga Senin pagi (14/12) menyebabkan banjir yang menggenangi 19 desa di 11 kecamatan yang tersebar di kabupaten terluas di Jawa Tengah itu.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Tri Komara Sidhy, mengatakan ketinggian air maksimal di dalam rumah terjadi di Kecamatan Sidareja yaitu 70 cm. Hal itu menyebabkan 150 warga pada dua desa di sana, yakni Desa Sidareja dan Desa Sudagaran harus mengungsi. Walau begitu, dia mengatakan banjir yang terjadi kali ini tidak sebesar banjir yang terjadi pada November lalu.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
“Yang terdampak kemarin ini sebenarnya lebih ringan dibandingkan sebelumnya. Ketinggian airnya tidak seperti bulan kemarin. Lebih kondusif dibanding bulan kemarin. Jadi masih relatif aman,” ujar Tri dikutip dari Liputan6.com pada Selasa (15/12).
Meski sudah mereda, namun Tri mengimbau pada masyarakat untuk tetap waspada tatkala hujan deras kembali mengguyur. Kalau hal itu terjadi, warga diimbau untuk segera mengungsi ke tempat yang telah ditentukan. Berikut selengkapnya:
Dampak dan Penyebab Banjir
©2014 merdeka.com/chandra iswinarno
Selain menyebabkan terendamnya sejumlah pemukiman warga, banjir juga menyebabkan lalu lintas kendaraan yang menghubungkan Sidareja hingga Gandrumangu tersendat karena di beberapa titik ketinggian air mencapai 20-30 cm. Menurut Tri, banjir itu disebabkan oleh limpasan air dari sungai. Sehingga kalau cuaca telah cerah, air itu bisa segera langsung masuk ke sungai terdekat.
Sementara itu Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cilacap, Heru Kurniawan mengatakan, banjir yang melanda Cilacap itu disebabkan oleh hujan yang terjadi dengan intensitas tinggi. Tak hanya itu, menurutnya banjir juga disebabkan karena pendangkalan air sungai dan ada titik tanggul yang jebol.
Desa yang Tergenang
©2016 merdeka.com/chandra iswinarno
Menurut Heru, data yang ia himpun menunjukkan banjir yang terjadi di Kecamatan Sidareja berdampak pada 400 kepala keluarga (kk) di Desa Sidareja dan memaksa 37 keluarga yang semuanya berjumlah 114 orang mengungsi. Selain itu, banjir juga berdampak pada 35 kk di Desa Slarang, Kecamatan Kesugihan dan menyebabkan jebolnya tanggul Sungai Cibeuereum di Desa Purwasari, Kecamatan Wanareja. Selain desa tersebut, masih banyak lagi tempat-tempat yang terendam banjir.
“Banjir juga dilaporkan menggenangi Kecamatan Jeruklegi, khususnya Desa Sawangan akibat limpasan Sungai Brokeh, sehingga menghambat akses jalan Sawangan-Mentasan. Serta di Desa Jambusari terdapat satu keluarga yang terdampak banjir, enam hektar sawah terendam, dan akses jalan terhambat,” kata Heru dikutip dari Liputan6.com.
Tanah Longsor
©2020 Merdeka.com
Selain banjir, hujan deras yang mengguyur wilayah Cilacap juga menyebabkan bencana tanah longsor di beberapa tempat. Di Desa Jambusari, Kesugihan, tanah longsor menyebabkan bahu jalan sepanjang 10 meter ambles serta menyebabkan satu rumah di Desa Tritih Lor, Kesugihan, mengalami rusak sedang.
Sementara itu longsor juga terjadi di Desa Sindangbarang dan Surusunda, Kecamatan Karangpucung. Di Desa Mandala, Cimanggu, longsor menyebabkan ada jalanan yang tertutup tanah.
“Kerugian akibat bencana banjir dan longsor itu masih dalam perhitungan,” ujar Heru.