Batu Bara Rendah Kalori Bisa Bermanfaat untuk Pertanian, Ini Hasil Penelitian UGM
Teknologi ekstraksi asam humat dikembangkan UGM bekerja sama dengan PT Bukit Asam.
Teknologi ekstraksi asam humat dikembangkan UGM bekerja sama dengan PT Bukit Asam
Batu Bara Rendah Kalori Bisa Bermanfaat untuk Pertanian, Ini Hasil Penelitian UGM
Indonesia merupakan negara dengan ekspor batu bara yang cukup besar. Namun cadangan batu bara yang dimiliki didominasi oleh batu bara peringkat rendah sehingga nilai harga jualnya rendah bahkan tidak laku di pasaran.
-
Kenapa penemuan ukiran batu ini dirahasiakan? Namun, seorang peneliti mengatakan penemuan ini tidak sepenuhnya baru, karena telah dirahasiakan untuk melindungi situs tersebut sampai bisa diteliti lebih dekat, seperti Demikian dilansir dari Live Science, akhir pekan lalu.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari Kabupaten Batu Bara? Meski namanya terkesan seperti tambang batubara, tak heran jika banyak orang mengira jika wilayah ini dulunya merupakan bekas hasil pertambangan. Namun, nyatanya pembentukan kabupaten ini berawal dari keinginan masyarakat setempat.
-
Apa yang dimaksud dengan batuan? Batuan merupakan kumpulan mineral. Mineral adalah kristal tunggal yang terdiri dari unsur-unsur seperti silikon, oksigen dan karbon.
-
Bagaimana proses terbentuknya Kabupaten Batu Bara? Setelah adanya pendekatan persuasif terhadap pemerintah Provinsi Sumatra Utara dan pemerintah pusat, dengan prinsip 'Surut Berpantang Batu Bara Harus Menjadi Kabupaten' akhirnya wacana tersebut bisa terwujud.
-
Apa yang ditemukan tim gabungan di area tambang batu bara? Tim gabungan berhasil mengevakuasi satu dari dua Orangutan Kalimantan (Pongo Pygmaeus), sedangkan anak orangutan masih dalam proses pencarian, karena bergerak cepat memisahkan diri dari induknya saat dievakuasi.
-
Apa itu Surat Batak? Aksara Batak ini biasa disebut dengan Surat Batak atau Surat na Sampulu Sia yang artinya kesembilan belas huruf atau bisa juga disebut Si Sia-sia.
Kondisi ini membuat banyak produsen batu bara melakukan peningkatan nilai kalori batu bara dengan upgrading browning coal, namun memakan biaya yang cukup besar sehingga secara ekonomi dianggap tidak efisien.
Peneliti dari Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Ferian Anggara, mengatakan bahwa batu bara dengan nilai kalori rendah dapat memiliki nilai tambah dengan perlakuan proses grinding, oksidasi, dan ekstraksi sehingga bisa menghasilkan produk asam humat.
Produk asam humat ini memiliki manfaat di bidang pertanian karena dapat meningkatkan kesuburan tanah dalam menyerap unsur hara, resistensi air, dan meningkatkan kapasitas pertukaran kation.
“Asam humat itu bisa dipakai bersama dengan pupuk untuk meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap pupuk. Sebab asam humat dapat memperbaiki kesuburan tanah sehingga pupuk yang diberikan bisa diserap tanaman dengan lebih baik. Jadi asam humat itu bisa memperbaiki media tanam, sangat penting untuk pertanian,”
kata Ferian dikutip dari Liputan6.com.
Ferian mengatakan riset teknologi ekstraksi asam humat dari batu bara itu menjalin kerja sama dengan PT Bukit Asam yang diketahui memiliki IUP Peranap di mana terdapat produksi batu bara dengan nilai kalori yang rendah.
“Mereka kesulitan untuk menjual produk batu baranya. Salah satu hal yang kami ajukan adalah dengan memanfaatkan batu bara peranap tersebut menggunakan ekstraksi asam humat ini,” kata Ferian.
Ia melanjutkan, dari hasil penelitannya setiap ekstraksi satu ton batu bara peranap mampu menghasilkan 50 persen asam humat (500 kilogram). Padahal awalnya tim dari Ferian Anggara hanya menargetkan hasil ekstraksi asam humat sebesar 20 persen setiap satu ton batu bara peranap dan nilai kalori batu barapun meningkat sebesar 20 persen setelah dilakukan ekstraksi.
“Jadi hasil akhir dari ekstraksi asam humat ini ada dua, bisa menghasilkan asam humat yang bisa kita jual dan sisanya batu bara dengan peningkatan nilai jumlah kalori yang signifikan,” ujar Ferian.
Ia menjelaskan teknologi ekstraksi asam humat itu sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah batu bara yang diatur dalam UU Nomor 3 Tahun 2020. Kerja sama pengembangan teknologi ekstraksi asam humat yang dilakukan UGM dan Bukit Asam adalah percepatan hilirisasi produk asam humat agar dapat diproduksi secara massal.
“Tahun depan pada 2024 kami akan membuat prototipe dengan skala produksi asam humat 60 ton per tahun dari batu bara peranap di wilayah Riau Tengah,” pungkas Ferian.