Berawal dari Keprihatinan, Pemuda 21 Tahun Asal Banjarnegara Ini Sukses Jalankan Usaha Pupuk
Setelah lulus SMA, Aji Saputra bingung mau melakukan apa. Akhirnya ia belajar pertanian dengan petani di desanya, kemudian memulai usaha pengolahan pupuk.
Aji Saputra merasa prihatin dengan kebiasaan warga di desanya yang sering membuang kotoran hewan ternak ke sungai. Apabila hal ini dibiarkan terus menerus, sudah barang tentu sungai akan tercemar. Aji merasa kondisi ini tak bisa dibiarkan. Ia berpikir keras bagaimana agar kebiasaan ini bisa diubah.
Ia kemudian mulai mendalami ilmu tentang pertanian. Di tempatnya belajar, ia belajar bagaimana caranya membuat pupuk kompos. Dari sana kemudian tercetus ide untuk membuat bisnis usaha pengolahan pupuk. Harapannya dengan adanya usaha itu, warga desa yang sebelumnya membuang kotoran hewan ternak ke sungai, bisa menyetorkan kotoran itu ke bisnis miliknya.
-
Kapan Chetryn Peto lahir? Chetryn Anaskolastika Tenkudi Peto, yang akrab dipanggil Etyn atau Molas, lahir di Manggarai, Flores, NTT, pada tanggal 26 Juli 2003.
-
Di mana kejadian sambaran petir menimpa para petani? Ketiga petani di Desa Tanjung Alam, Lintang Kanan, Empat Lawang, Sumatera Selatan, disambar petir saat berteduh di pondok ketika hujan deras melanda kawasan itu.
-
Apa yang terjadi pada pipa PAM di Petamburan? Pipa 900 mm di Petamburan 4, Jakarta Pusat bocor pada Kamis (21/9).
-
Apa itu petir? Secara proses, petir merupakan peristiwa pelepasan listrik yang ditimbulkan lantaran ketidakseimbangan badai awan dan permukaan Bumi.
-
Bakat apa yang dimiliki oleh Chetryn Peto? Ternyata, seperti Betrand, kakak kandungnya, Chetryn Peto, juga memiliki bakat menyanyi yang luar biasa. Penampilannya pun mencuri perhatian karena kesamaannya dengan Betrand.
-
Bagaimana petani tersebut tertangkap? Peristiwa itu sebenarnya telah terjadi pada 16 Oktober 2020.Namun pelaku JM baru tertangkap di rumahnya setelah tiga tahun hidup di kebun untuk menghindari polisi. Pelaku tidak beraksi sendiri. Ia melakukan kejahatan itu bersama empat rekannya, seorang pelaku sudah menjalani masa hukuman.
Lantas bagaimana lika-liku Aji dalam menjalankan usaha pupuk? Berikut selengkapnya:
Berawal dari Masa Pandemi
Aji merupakan seorang petani muda berusia 21 tahun. Ia memulai usaha pengolahan pupuk pada saat usianya masih 18 tahun. Saat itu Aji baru lulus SMA. Namun dia bingung mau melanjutkan kerja di mana. Apalagi saat itu masa pandemi COVID-19 di mana krisis ekonomi sedang melanda negeri ini. Selain itu ia belum berniat melanjutkan kuliah karena faktor ekonomi dan hal lainnya.
Karena berada di situasi sulit, Aji memutuskan untuk belajar pertanian ke desa sebelah. Setelah ilmunya dirasa cukup, Aji menerapkannya untuk dikembangkan di rumahnya.
“Selain produksi pupuk, saya juga di pertanian. Produksi singkong, cabai, produksi hasil tani, dan lainnya,” kata Aji dikutip dari kanal YouTube Tanilink TV.
Buat Rumah Produksi
Untuk menunjang bisnis pengolahan pupuk, Aji membuat sebuah rumah produksi di pekarangan rumahnya. Rumah produksi itu memiliki ukuran 6x12 meter. Rumah produksi itu dibuat untuk menampung kotoran hewan milik warga.
- Tamatan SD dari Kampung, Pria Ini Sukses Usaha Kulit Lumpia Omzet Jutaan
- Penempatan Bulog dan PT Pupuk Indonesia di Bawah Kementan Dinilai Untungkan Petani
- Hanya Lulusan SMP dan Sempat Jadi Pengamen, Pria Asal Bantul Ini Sukses jadi Pengusaha Mi
- Awalnya Hanya Pedagang Pempek Keliling, Pria Asal Sumsel Ini Sukses Dirikan Industri Batu Bara
Rumah produksi itu ia beri nama “Punthuk Plangon Farm”. Tak hanya sebagai tempat pengolahan pupuk, di tempat itu ia menyediakan fasilitas bagi siapapun yang memiliki minat di bidang pertanian untuk belajar dan bertukar pikiran.
Adanya rumah produksi “Punthuk Plangon Farm” tak hanya bisa mengurangi jumlah peternak yang membuang kotoran hewan ke sungai, namun juga bisa menyerap tenaga kerja dari warga sekitar.
Raih Penghargaan
Atas inovasinya di bidang pertanian dan kewirausahaan, Aji mendapat banyak penghargaan dari berbagai instansi. Terbaru, ia mendapat penghargaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk kategori pemuda pelopor tingkat provinsi untuk kategori bidang pangan.
“Kalau rata-rata dalam sebulan kita bisa produksi 10 ton. Harga per sak kita jual Rp30.000-35.000. Kalau distributor yang ingin beli banyak bisa di harga Rp25.000-30.000. Satu sak awal kemas 25 kg, tapi kita akad jualnya satu sak. Bukan per kilogram karena makin lama beratnya makin susut kalau tidak segera digunakan,” kata Aji dikutip dari kanal YouTube Tanilink TV pada Selasa (10/9).