Cerita Perajin Logam Jadi Mentor Pengusaha Muda Brilian, Punya Semangat Tinggi
Rudi Hermawan (32) merupakan pengusaha kerajinan logam asal Desa Tumang, Boyolali. Ia membangun usahanya setelah melewati perjuangan keras, terutama saat menghadapi badai pandemi COVID-19. Berkat kegigihannya untuk bangkit, Rudi dipilih sebagai mentor dalam program Pengusaha Muda Brilian 2022.
Setelah melanglang buana kerja di perkantoran sejak tahun 2012, Rudi Hermawan (32) memilih untuk melepas kariernya dan kembali ke kampung halamannya di Desa Tumang, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali.
Ia melihat ada potensi besar di desanya yang bisa dikembangkan. Selama ini, Desa Tumang dikenal sebagai desanya para perajin logam. Namun selama kuliah hingga akhirnya meneruskan ke jenjang karier, tak tebersit di niat Rudi untuk mengembangkan usaha di kampung halamannya.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Akhirnya setelah merasa tak cocok dengan pekerjaannya sebagai pegawai kantor, Rudi pulang ke kampung halamannya. Di sana ia mulai ikut mengembangkan usaha kerajinan logam dari nol.
“Pertama saya perajinnya dari saudara-saudara saya, sekitar 2-3 orang. Saya ambil dari orang-orang terdekat dulu,” kata Rudi saat dihubungi Merdeka.com pada Minggu (2/7).
Usahanya kerajinan logamnya kemudian ia beri nama Tumapel Art. Ia mengatakan ada alasan dan harapan atas pemilihan nama itu.
“Tumapel ART itu sebenarnya singkatan tempat tinggal dan kelahiran saya, ‘tumang tempel’. Dan ternyata Tumapel juga dulu adalah kerajaan besar. makanya ada harapan dari saya Tumapel kelak bisa jadi penguasa kerajinan logam,” ungkapnya.
Tahun demi tahun, usaha kerajinannya semakin berkembang. Namun pada saat pandemi COVID-19, usahanya terhenti. Tak ada satupun pesanan yang masuk.
“Pas COVID-19 kami bingung. Keuangan nggak tertata. Ditambah struggle-nya luar biasa. Harus berjuang sendiri,” kata Rudi.
Pada Juli 2020, ada program Pengusaha Muda Brilian. Karena ingin belajar lebih tentang dunia usaha, ia bergabung dengan program dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) tersebut. Saat bergabung dengan program tersebut, Rudi banyak bertanya pada mentornya mengenai banyak hal, terutama bagaimana cara mengembangkan usaha.
Dari program tersebut, ia mendapatkan banyak ilmu. Ia pun semakin dikenal mentor.
“Waktu itu saya tekadkan serius dalam belajar. Dekat sama mentor. Di sana kita berjuang dan berkembang. Ilmu yang dibagikan mentor saya benar-benar serapi,” ujarnya.
Setelah mengikuti program tersebut, ia kembali merintis usaha kerajinan logamnya dari awal. Ia mulai tata kembali manajemen serta target pasar. Produk yang awalnya lebih banyak disetorkan untuk katering, kini ia merambah memproduksi produk kerajinan lampu tembaga untuk masjid.
“Produk lampu inilah yang sekarang menjadi andalan kami,” imbuh Rudi.
©Istimewa
Pada tahun 2022, program Pengusaha Muda Brilian kembali dibuka. Dalam kesempatan ini, ia dipilih menjadi mentor untuk para peserta, khususnya peserta yang berasal dari wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Dalam kesempatan itu, ia lebih banyak membagi pengalamannya dalam membangun usaha, bagaimana ia terpuruk saat pandemi, lalu bangkit, dan bagaimana pula ia memiliki semangat tinggi pantang menyerah.
Di sisi lain, banyak peserta yang berkonsultasi padanya. Dari para peserta Rudi menyimpulkan ternyata masih banyak dari mereka yang belum mengerti tentang ilmu manajemen.
“Pesan saya untuk pengusaha muda, jangan patah semangat. Orang zaman sekarang banyak yang cepat mengeluh. Akhirnya banyak mereka yang menyerah di tengah jalan. Padahal tidak ada hasil yang instan. Nikmati saja prosesnya, harus kreatif, dan jangan lupa berhenti berdoa. Kalau kita terus berusaha tapi tidak berdoa kalau bagi saya itu kurang barokah,” kata Rudi.
Ia berharap, program dari BRI seperti Pengusaha Muda Brilian bisa tetap berlanjut sampai kapanpun. Apalagi dari berbagai program serupa yang diadakan berbagai institusi, program dari BRI itulah yang menurutnya paling berkesan.
(mdk/shr)