Dieng Culture Festival Diharap Bisa Jadi Agenda Internasional, Begini Strateginya
Dieng Culture Festival merupakan salah satu festival terkenal di Jateng yang ditunggu-tunggu masyarakat setiap tahunnya. Tak hanya wisatawan lokal, potensi wisata dari festival itu ternyata juga bagus untuk ditawarkan pada dunia internasional.
Dieng Culture Festival merupakan salah satu festival terkenal di Jateng yang ditunggu-tunggu masyarakat setiap tahunnya. Biasanya festival itu diadakan pada Bulan Agustus atau September. Festival itu mampu menyedot wisatawan untuk datang ke Dieng.
Tak hanya wisatawan lokal, potensi wisata dari festival itu ternyata juga bagus untuk ditawarkan pada dunia internasional. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjanergara Agung Yusianto. Dia mengatakan, ke depan Dieng Culture Festival dapat menjadi agenda wisata bertaraf internasional.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,â ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
“Setelah situasinya normal, kami berupaya untuk saatnya nanti bisa naik kelas menjadi event internasional,” kata Agung dikutip dari ANTARA pada Sabtu (27/8).
Lalu strategi apa saja yang dilakukan Pemkab Banjarnegara untuk mengangkat potensi wisata Dieng di mata dunia? Berikut selengkapnya:
Upaya Menggali Tradisi
©YouTube/Dieng Pandawa
Tahun ini, Dieng Culture Festival (DFC) akan digelar pada tanggal 2-4 September 2022 di Kompleks Candi Arjuna, Banjarnegara. Pagelaran ini akan menjadi kali ke-13 sejak diadakan pertama kali.
Menurut Agung, pagelaran DFC XIII ini merupakan upaya dari menggali tradisi terkait dengan prosesi pencukuran anak-anak berambut gimbal di Desa Dieng Kulon, Banjarnegara.
Ia mengaku bersyukur karena tradisi itu mampu dikemas sebagai agenda wisata tahunan berkat kolaborasi dan sinergi antara Desa Dieng Kulon dan Dinparbud Kabupaten Banjarnegara. Bahkan saat pandemi COVID-19, pagelaran DFC XI dan DFC XII tetap digelar meski secara virtual sehingga tidak vakum.
Masih Banyak yang Harus Disiapkan
©2013 Merdeka.com/Chandra Uwin
Agung mengakui masih banyak hal-hal yang harus dipersiapkan jika DFC menjadi agenda wisata bertaraf internasional. Hal ini dikarenakan standar kebutuhan wisatawan mancanegara berbeda dengan wisatawan lokal.
Salah satu yang harus dipersiapkan dengan matang adalah aksesibilitas khususnya akses jalan menuju Kawasan Wisata Dataran Tinggi (KWDT) Dieng.
“Kami berharap semoga ini bisa terwujud. Kementerian PUPR sangat memberikan perhatian. Dalam hal ini, Pak Menteri PUPR, Pak Basuki sudah hadir melihat langsung Dieng beberapa waktu lalu,” kata Agung.
Susunan Acara Diubah
©2013 Merdeka.com/Chandra Uwin
Sementara itu, Ketua Pokdarwis Dieng Pandawa, Desa Dieng Kulon, Alif Faozi mengatakan, dalam perhelatan DFC XIII kali ini, pihaknya melakukan sejumlah perubahan rangkaian acara. Salah satunya proses ruwatan atau pencukuran anak berambut gimbal yang biasanya diadakan di hari ketiga, diubah menjadi hari kedua.
Selain itu, banyak rangkaian acara lain yang pelaksanaannya digeser dengan harapan wisatawan bisa benar-benar maksimal saat berada di Dieng.
“Karena kami berpikir pada dampak ganda yang diharapkan dari kunjungan wisatawan seandainya mereka bisa menginap full dua malam. Maka perputaran ekonomi masyarakat bisa bangkut,” kata Alif.
Kerja Sama dengan Bank Indonesia
©YouTube/Dieng Pandawa
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Rony Hartawan mengaku pihaknya memberi dukungan terhadap pelaksanaan DFC XIII karena kegiatan itu merupakan bagian dari konteks gotong royong yang konkret di lapangan.
“BI bisa saja buat acara. Tapi buat apa kalau menghabiskan banyak energi namun hasilnya tidak optimal,” kata Rony.
Menurutnya, BI lebih baik kerja sama dan gotong royong dengan Pokdarwis Dieng Pandawa yang sudah punya acara rutin seperti Dieng Culture Festival yang telah masuk Kharisma Event Nasional (KEN). Bahkan pihaknya menargetkan pergelaran DFC XIII yang akan digelar tahun depan bisa menjadi kegiatan internasional.