Mengenal Festival Memeden Gadhu di Jepara, Bentuk Keharmonisan Nilai Budaya Manusia dan Lingkungan
Festival ini juga diadakan untuk menjaga kerhamonisan antara manusia dan lingkungan.
Festival ini juga diadakan untuk menjaga kerhamonisan antara manusia dan lingkungan.
Mengenal Festival Memeden Gadhu di Jepara, Sebuah Bentuk Keharmonisan Nilai Budaya Manusia dan Lingkungan
Di pagi yang cerah, matahari mulai memancarkan sinarnya. Saat itu masyarakat di Desa Kepuk, Kecamatan Bangsri, Jepara bergotong royong mempersiapkan sebuah acara bertajuk Memeden Gadhu.
-
Apa yang dicapai Kemendikbudristek lewat Festival ini? 'Saya mengapresiasi keberhasilan festival Kenduri Swarnabhumi yang kedua. Tentu capaian ini merupakan berkat hasil kerja keras dan juga kolaborasi berbagai pihak yang sama-sama menginginkan pemajuan serta inovasi kebudayaan Indonesia, khususnya di ranah Melayu.'
-
Bagaimana tradisi Gedhogan dirayakan? Tradisi di salah satu desa wisata Banyuwangi ini turun-temurun dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas panen yang diterima. Di musim panen, para perempuan di sini menampilkan sebuah pertunjukan seni unik dengan memukulkan lesung dan alu diiringi alunan angklung dan tabuhan gendang yang merdu.
-
Kenapa Kemendikbudristek adakan festival ini? Sebagai festival yang bertujuan untuk menggali serta melestarikan identitas budaya Melayu khususnya di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari, terselenggaranya Kenduri Swarnabhumi 2023 menjadi khazanah bagi kita semua untuk selalu mengingat kejayaan budaya Nusantara di tanah Melayu.
-
Kenapa Mataram Culture Festival diadakan? Menurut Wabup Bantul, selain sebagai wadah untuk mengenalkan aktivitas budaya khas Kabupaten Bantul, ajang tersebut juga sebagai upaya dalam menarik wisatawan dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
-
Bagaimana cara Festival Kedawung Ngesti Luhung melestarikan budaya Cirebon? “Kami berusaha untuk menyeimbangkan antara globalisasi dan modernisasi dan itu bisa tertanam dengan adanya kearifan lokal,“ katanya .
-
Bagaimana Kemendikbudristek selenggarakan Festival ini? Festival Kenduri Swarnabhumi 2023 yang diselenggarakan di Provinsi Jambi resmi ditutup, Rabu (27/12). Mengangkat tema 'Cintai Budaya Kita Lestarikan Sungai, Cintai Sungai Kita Lestarikan Budaya', Kenduri Swarnabhumi berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai hubungan kebudayaan dan pelestarian lingkungan sungai, dan juga sebaliknya yakni masa depan sungai terhadap kebudayaan yang lebih maju.
Dalam bahasa Indonesia, memeden Gadhu adalah hantu sawah atau orang-orangan sawah. Biasanya memeden gadhu digunakan para petani untuk menakuti hama yang sering menyerang tanaman mereka.
Istilah ini muncul karena hama-hama itu berkeliaran di luar musim tanam padi yang disebut gadhu.
Karena musim tanam sawah tidak bersamaan, maka para pemilik sawah membuat orang-orangan sawah yang disebut memedu. Dari sinilah istilah “memeden gadhu” muncul.
Dilansir dari kanal YouTube BRIN Indonesia, festival memeden gadhu merupakan bentuk rasa syukur petani setempat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas panen yang melimpah, sekaligus menjaga kearifan lokal dan menghidupkan kembali cara-cara mengusir hama tani.
Festival itu sendiri merupakan hasil kreativitas para pemuda di Desa Kepuk. Mayoritas penduduk Desa Kepuk sendiri bekerja sebagai petani dan tidak memiliki ikon yang bisa dijadikan sebagai tempat wisata.
Maka dari itu para pemuda setempat berinisiatif membuat sebuah festival yang bisa menarik perhatian pengunjung.
Angkat Tema Seni Berkelanjutan
Dikutip dari kanal YouTube BRIN Indonesia, Festival Memeden Gadu mengangkat tema soal seni berkelanjutan. Setiap elemen yang digunakan berbasis ekologi, sebagai contoh, patung memeden gadhu dibuat menggunakan bambu dan tali bambu.
“Memeden Gadhu ini sudah seperti hari raya kedua Desa Kepuk. Mulai dari anak-anak sampai orang tua, antusiasmenya luar biasa. Meskipun dalam perannya anak muda dipandang belum dipandang maksimal dalam mempersiapkan kegiatan ini. Tapi keinginan mereka untuk ikut pentas dan terlibat dalam acara ini juga patut diapresiasi,”
ungkap Den Hasan, Direktur Program Yayasan Gamapetra, sebuah Yayasan yang menginisiasi festival tersebut.
Demi menjaga kebesaran Desa Kepuk, Den Hasan berharap tradisi itu akan terus dilestarikan. Festival ini juga diadakan untuk menjaga kerhamonisan antara manusia dan lingkungan.