Mengenal Festival Memeden Gadhu di Jepara, Bentuk Keharmonisan Nilai Budaya Manusia dan Lingkungan
Festival ini juga diadakan untuk menjaga kerhamonisan antara manusia dan lingkungan.

Festival ini juga diadakan untuk menjaga kerhamonisan antara manusia dan lingkungan.

Mengenal Festival Memeden Gadhu di Jepara, Sebuah Bentuk Keharmonisan Nilai Budaya Manusia dan Lingkungan
Di pagi yang cerah, matahari mulai memancarkan sinarnya. Saat itu masyarakat di Desa Kepuk, Kecamatan Bangsri, Jepara bergotong royong mempersiapkan sebuah acara bertajuk Memeden Gadhu.

Dalam bahasa Indonesia, memeden Gadhu adalah hantu sawah atau orang-orangan sawah. Biasanya memeden gadhu digunakan para petani untuk menakuti hama yang sering menyerang tanaman mereka.
Istilah ini muncul karena hama-hama itu berkeliaran di luar musim tanam padi yang disebut gadhu.

Karena musim tanam sawah tidak bersamaan, maka para pemilik sawah membuat orang-orangan sawah yang disebut memedu. Dari sinilah istilah “memeden gadhu” muncul.
Dilansir dari kanal YouTube BRIN Indonesia, festival memeden gadhu merupakan bentuk rasa syukur petani setempat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas panen yang melimpah, sekaligus menjaga kearifan lokal dan menghidupkan kembali cara-cara mengusir hama tani.

Festival itu sendiri merupakan hasil kreativitas para pemuda di Desa Kepuk. Mayoritas penduduk Desa Kepuk sendiri bekerja sebagai petani dan tidak memiliki ikon yang bisa dijadikan sebagai tempat wisata.
Maka dari itu para pemuda setempat berinisiatif membuat sebuah festival yang bisa menarik perhatian pengunjung.
Angkat Tema Seni Berkelanjutan
Dikutip dari kanal YouTube BRIN Indonesia, Festival Memeden Gadu mengangkat tema soal seni berkelanjutan. Setiap elemen yang digunakan berbasis ekologi, sebagai contoh, patung memeden gadhu dibuat menggunakan bambu dan tali bambu.
“Memeden Gadhu ini sudah seperti hari raya kedua Desa Kepuk. Mulai dari anak-anak sampai orang tua, antusiasmenya luar biasa. Meskipun dalam perannya anak muda dipandang belum dipandang maksimal dalam mempersiapkan kegiatan ini. Tapi keinginan mereka untuk ikut pentas dan terlibat dalam acara ini juga patut diapresiasi,”
ungkap Den Hasan, Direktur Program Yayasan Gamapetra, sebuah Yayasan yang menginisiasi festival tersebut.

Demi menjaga kebesaran Desa Kepuk, Den Hasan berharap tradisi itu akan terus dilestarikan. Festival ini juga diadakan untuk menjaga kerhamonisan antara manusia dan lingkungan.